Monthly Archives: October 2010

Blogger dan Keragaman

Bagi anak-anak muda tahun 1990-an, nama Maribeth Pascua tentunya bukanlah nama yang asing di Indonesia. Lewat tembang “Denpasar Moon” yang dirilis pada tahun 1993, nama Maribeth melejit dan populer di Indonesia. Sejak itu ia pun lebih banyak menetap di Indonesia dan berkeinginan menjadikan negeri ini sebagai tanah airnya yang baru. Setiap tahun ia memperpanjang izin tinggalnya dan tanpa terasa sudah lebih dari 20 tahun ia tinggal di Indonesia.

Mengunjungi Pintu Kota Ambon Yang Cantik

Minggu kedua Oktober 2010, saya berkesempatan mengunjungi Provinsi Seribu Pulau di kawasan timur Indonesia yaitu Provinsi Maluku. Rasanya amat sangat disayangkan jika sudah jauh-jauh terbang ke kota Ambon namun melewati kesempatan mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah ini. Untuk itu usai menuntaskan pekerjaan, saya pun mengayunkan langkah kaki menuju tempat wisata yang terdapat di daerah ini. Salah satu tempat wisata tersebut adalah Pintu Kota yang terletak di desa Airlouw, sekitar 30 perjalanan darat dari Kota Ambon.

Untuk mencapai lokasi ini saya mesti menyusuri jalan yang agak berkelok-kelok di sisi barat Pulau Ambon. Dengan infrastruktur jalan raya yang relatif baik, perjalanan menjadi terasa nyaman, apalagi sepanjang perjalanan kita pun dapat menengok pemandangan laut lepas.

Setibanya di tempat tujuan kami segera membeli tiket untuk dapat memasuki Pintu Kota. Dinas Pariwisata kota Ambon mengenakan tarif sebesar Rp. 2.000 per orang dan Rp 10 ribu untuk parkir mobil. Usai dengan urusan pembayaran , kami pun segera memasuki areal tempat wisata tersebut. Meski hari Minggu, kawasan wisata ini ternyata tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Beberapa motor terlihat diparkir di kawasan tersebut, sementara mobil yang kami tumpangi merupakan mobil pengunjung satu-satunya.

Mendengar nama Pintu Kota, mungkin anda akan membayangkan sebuah pintu gerbang atau gapura untuk masuk ke kota Ambon. Namun Pintu Kota sebenarnya adalah sebuah karang raksasa yang menjorok ke laut dan memiliki lubang besar menyerupai pintu di bawahnya. Dari lubang ini bisa disaksikan panorama Teluk Ambon yang indah.

Sementara dari atas bukit, pengunjung dapat memuaskan pandangan ke arah laut. Laut saat itu sedang surut sehingga batu-batu karang di sekeliling Pintu Kota seolah bermunculan dari dasar laut. Perpaduan batu karang berlubang dengan batu-batu karang kecil disekelilingnya serta hamparan laut luas menjadikan pemandangan di kawasan ini menjadi lebih indah dan menyegarkan mata.

Tanpa berlama-lama saya pun segera menuruni bukit menuju kawasan pantai. Terlihat beberapa pengunjung sedang asyik berduaan di beberapa tempat memanfaatkan sepinya kawasan pantai. Sementara di dekat Pintu Kota tampak sebagian pengunjung sedang berfose dan sesekali membasahi kakinya dengan air laut yang menerjang dengan halus.

Tidak terlihat adanya pengunjung yang mencoba berenang di tepian pantai. Dengan kontur pantai yang dipenuhi batu-batu karang, tampaknya menyulitkan pengunjung untuk berenang. Hal ini mungkin yang menyebabkan tempat wisata ini sepi pengunjung. Para wisatawan, khususnya wisatawan setempat, tampaknya lebih memilih kawasan wisata lain yang memiliki pantai yang landai seperti Natsepa dan Liang di sebelah timur pulau Ambon.

Secara keseluruhan kawasan wisata Pintu Kota cukup mengasyikan dan layak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun manca negara. Hanya saja agar kecantikan Pintu Kota dan berbagai kawasan wisata lainnya di Maluku dapat lebih menggoda wisatawan untuk datang perlu pembenahan infrastuktur dan diikuti dengan pembenahaan aspek manajerial pengelolaan tempat wisata secara lebih profesional mulai dari pengelolaan transportasi, penginapan hingga penyebarluasan informasi. Kalau saja hal ini bisa dilakukan, niscaya kawasan wisata bahari di Maluku bisa menyaingi Bali. Apalagi melalui rempah-rempah, Maluku sudah sejak lama dikenal dunia.