Monthly Archives: June 2011

Hoax Foto Potongan Kepala Ruyati

Belum lagi keriuhan kasus hukum pancung Ruyati yang bekerja di Arab Saudi sebagai TKI mereda, beredar sebuah foto yang dikatakan sebagai fotongan kepala Ruyati setelah dipancung (lengkap dengan potongan badannya). Foto ini beredar luas dari group-group Blackberry Messenger (BBM) dan juga milis-milis di internet. Di dalam isi berita BBM dan milis tersebut bunyi pesan sebagai berikut “ Jenazah ibu Ruyati stlah dieksekusi hukum pancung http://xxx.jpg (alamat link saya sensor).  Mari kita do’akan semoga beliau diterima di sisinya. Warning yg gak berani lihat jangan coba2 buka … “

Peredaran foto ini tentu saja membuat heboh masyarakat dan ramai-ramai mereka memperbincangkan foto tersebut.  Saya sendiri tidak langsung percaya terhadap informasi tentang foto tersebut. Setidaknya ada 2 alasan kenapa saya tidak percaya: pertama, berdasarkan cerita dari para saksi mata/penonton proses eksekusi, mereka tidak diperkenankan untuk mengambil gambar/memotret kawasan di tempat pemancungan dan pelaksanaannya baik sebelum, selama ataupun sesudah peristiwa pemancungan. Kedua, secara logika, tidak mungkin pemerintah Arab Saudi memerintahkan pegawainya untuk memotret jalannya eksekusi dan sesudahnya serta membagikan hasilnya ke publik lewat internet.

English is Difficult Language for Some

An email message comes to my inbox as well as my Blackberry Messenger informing the true story of the Japan Prime Minister Yosihiro Mori who made a mistake when speaking in English with the U.S President Barack Obama. It is claimed that those true story came from the Japanese Embassy in the United States.

This is the complete text:

A few days ago, Days ago, Prime Minister Mori received some instructions in Basic English conversation before he visits Washington and meets president Barack Obama…

The instructor told Mr. Mori: When you shake hand with President Obama, please say ‘How are you’. Then Mr. Obama should say, ‘I am fine, and you?‘. And you respond saying: ‘Me too’. Afterwards we, translators, will do the work for you. It seems very simple, but the truth is…

Mi Celor Palembang

Bicara kuliner  khas kota Palembang maka ingatan kita akan selalu mengarah pada makanan bercuka yang disebut pempek. Padahal selain itu terdapat makanan lain yang tidak kalah nikmat dan populer yaitu mi celor, yang salah satunya dapat dijumpai di rumah makan mi celor H. Syafei Z di 26 Ilir Palembang.

Informasi awal mengenai mi celor26 Ilir saya peroleh dari seorang rekan saya  Slamet Riyadi yang sudah bermukim di Palembang selama 4 tahun. Informasi ini kemudian diperkuat oleh salah seorang blogger Palembang, Indah, yang membawa saya dan beberapa teman ke lokasi untuk sarapan mi celor.  Dan seperti biasa, usai menyantap mi celor, saya pun menyempatkan diri untuk berfoto-foto, termasuk berfoto dengan Pak H. Syafei.

Pancasila dan Gedung Pancasila Yang Kesepian

Jakarta 1 Juni 2011, waktu belum lagi menunjukkan pukul 9 pagi ketika saya melewati sebuah gedung berarsitektur Eropa di halaman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Jalan Taman Pejambon No.6 Jakarta Pusat. Tidak terlihat keramaian apapun di sekitar kawasan gedung ini. Sesekali hanya terlihat pegawai Kemlu melintas di jalanan depan gedung tersebut. Sementara di halaman gedung terlihat seorang tukan kebun sedang menyirami rerumputan yang tumbuh di halaman. Benar-benar tidak ada aktivitas apapun yang memperlihatkan bahwa gedung tersebut memiliki nilai sejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Padahal di gedung Dewan perwakilan Rakyat (Volksraad) yang dibangun sekitar tahun 1830 tersebut terjadi suatu peristiwa bersejarah pada tanggal 1 Juni 1945.  Pada saat itu berlangsung rapat hari terakhir Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk membicarakan dasar negara Indonesia, sebuah negeri yang sedang dipersiapkan kelahirannya oleh BPUPKI. Di gedung inilah Soekarno berpidato dan menyampaikan gagasannya mengenai Pancasila yang menjadi dasar untuk mendirikan negara Indonesia, kekal , dan abadi.