Monthly Archives: December 2011

Alibaba, Yahoo dan Lobi Politik

Menjelang berakhirnya tahun 2011, Alibaba Group, perusahaan internet raksasa China yang berkedudukan di Hangzhou, membuat gebrakan dengan menyewa jasa perusahaan pelobi “Duberstein Group Inc” milik Kenneth Duberstein, mantan Kepala Kabinet semasa pemerintahan Presiden AS Ronald Reagan.

Rumor pun mencuat bahwa Alibaba Group memerlukan pelobi karena memang berkeinginan membeli salah satu perusahaan internet raksasa AS, Yahoo Inc., yang saat ini tengah bermasalah pasca pemecatan CEOnya Carol Bartz. Rumor yang sepertinya dibenarkan CEO dan ChairmanAlibaba Group, Jack Ma, yang mengatakan kepada Bloomberg News bahwa pembicaraan mengenai kemungkinan pembelian keseluruhan saham Yahoo Inc. sebenarnya sudah dilakukan, namun tertunda karena isu politik.

Spekulasi bahwa Alibaba Group akan membeli Yahoo Inc. sendiri berawal dari pernyataan Jack Ma dalam suatu acara di Standford University tanggal 1 Oktober 2011. Dalam acara tersebut Jack Ma mengatakan ketertarikannya untuk membeli Yahoo Inc., dan untuk itu pihaknya telah didekati sejumlah lembaga pendanaan potensial yang akan merealisasikan keinginannya.

DVD Bajakan “The Adventure of Tintin” Beredar di Beijing

Menyusul penayangan film “The Adventure of Tintin” di bioskop-bioskop di seluruh dunia belum lama ini, DVD film tersebut kini telah beredar di Beijing. Informasi peredaran DVD Tintin tersebut saya dapat akhir pekan ini ketika berkunjung ke pasar Yashow di kawasan Sanlitun, sebuah pasar pakaian yang menjadi salah satu tempat favorit kunjungan wisatawan manca negara. Sebagai penggemar komik Tintin tentu saja saya merasa senang mendengar informasi tersebut, karena artinya saya bisa membeli dan menonton kembali aksi Tintin menguak rahasia kapal selam Unicorn di rumah.

Di pintu masuk pasar Yashow, saya dicegat beberapa pedagang asongan yang menawarkan kepingan film DVD, salah satunya adalah DVD Tintin. Saya pun segera menghentikan langkah untuk memastikan apakah memang benar DVD yang ditawarkan adalah DVD Tintin terbaru karya Steven Spielberg dan Peter Jackson yang baru saja ditayangkan di gedung bioskop. Karena sepengetahuan saya, di internet belum ada pemberitaan mengenai peredaran DVD Tintin.

Kulit Mangga dari Ibu

Siang itu, bersama adik, kami baru saja pulang dari sekolah di Sekolah Dasar Mutiara. Penuh senyum, ibu menuggu di depan pintu. “ayo cepat ganti pakaian dan makan, nanti ibu kupaskan mangga untuk kalian”, ujar ibu kemudian.

Kami berdua pun bergegas berganti pakaian dan segera ke meja makan. Di atas meja tampak sebakul nasi, beberapa potong tahu goreng, ikan asin dan oseng-oseng kangkung, serta tentu saja buah mangga seperti yang dikatakan ibu. Dua buah mangga yang cukup besar dan belum dikupas. Meski berkulit hijau, saya bisa menebak isinya pasti kuning dan manis.

Onde-onde Tiongkok

Kue onde-onde atau biasa disebut onde-onde adalah kue yang terbuat dari tepung terigu atau tepung ketan, dibentuk bulat menyerupai bola ping pong dimana di dalamnya biasanya diisi pasta kacang hijau atau gula merah, dan permukaannya dibaluri wijen. Di Indonesia, saking populernya, onde-onde dapat dengan mudah dijumpai di pasar-pasar atau pedagang kaki lima. Karena kepopulerannya. tidak sedikit orang yang mengira bahwa onde-onde adalah kue asli Indonesia. Benarkah demikian?

Sama seperti sebagian orang Indonesia yang tidak menaruh perhatian terhadap asal-asul onde-onde, awalnya saya juga bersikap serupa. Tapi perjumpaan saya dengan onde-onde di banyak pasar tradisional. pedagang kaki lima ataupun hotel berbintang di berbagai kota di Tiongkok mengusik keingintahuan saya untuk mengetahui asal muasal onde-onde. Sejak kapan onde-onde hadir di Tiongkok dan apakah onde-onde tersebut ada kaitannya dengan onde-onde di Indonesia?

Enjoying halal food in Beijing

One of the difficulties as a Muslim who live in a non-Muslim city is getting  halal foods, foods that are allowed under Islamic law

But, in Beijing, you can find  many restaurants that provide good food and clean with halal sign easily. Those restaurants called their self as a Muslim restaurant.  For example, near the place where I live in Lido area, Chaoyang district, precisely in Jingtai Road, there is a Muslim restaurant that provides halal food.

From the outside, that restaurant is not different from other Chinese restaurants, except the sign “halal” in the restaurant’s name.

When I and my family entered to the restaurant, a female waiter who wear jilbab (headscarf) welcome my presence and kindly invited me to have a sit. After we got a seat, I started to look around first before I order foods. From the photos on the restaurant,’s wall, it is known that the restaurant belonged to a Chinese Muslim from Xinjiang Province, a province with a Muslim majority in western China that borders with Mongolia, Russia, Kazakhstan, Afghanistan and India. It is no wonder that the food in this restaurant is cooked in Xinjiang style.

40 Tahun Diplomasi Ping Pong

Dalam rangka memperingati 40 tahun kunjungan tim bola ping pong AS ke China, mantan Presiden AS Jimmy Carter berkunjung ke Beijing pada tanggal 8 Desember 2011 dan disambut resmi oleh Wakil Presiden RRC Xi Jinping. Dalam kunjungan tersebut Jimmy Carter dan Xi Jinping menyaksikan pertandingan eksibisi antara atlit-atlit bola ping pong AS dan RRC dan menandatangani prasasti berbentuk raket ping pong (bat).

Dari 14 pemain yang ikut eksibisi, beberapa di antaranya adalah mereka yang pernah bermain pada tahun 1971 seperti Connie Sweeris (64 tahun), sementara sisanya adalah atlit top kedua negara, termasuk juara dunia Wang Liqin (35 tahun).

Mengomentari keikutsertaannya dalam eksibisi tersebut, seperti dikutip dari harian China Daily (9/12), Sweeris menyatakan kegembiraannya dapat berpartisipasi dalam peringatan peristiwa yang menjadi landmark pemulihan hubungan diplomatik RRC dan AS. Ditambahkannya bahwa olah raga merupakan cara yang baik untuk meningkatkan pemahaman antara kedua negara.

Salju Pertama di Beijing

Waktu masih menunjukkan sekitar pukul 8 pagi ketika kedua anak saya baru saja berangkat ke sekolah. Tiba-tiba saja ada telpon masuk dari anak saya yang bungsu. Bergegas saya angkat telpon karena mengira ada perlengkapan sekolahnya yang tertinggal.

Belum sempat saya bertanya apapun, si bungsu sudah berteriak dari ujung telpon, “Ayah, hujan salju nich di Beijing”

“Hujan salju?” tanya saya

“Iya Yah, hujan salju. Sekarang adik masih di lobi apartemen nich sedang melihat salju turun. Untung adik dn kakak pakai mantel tebal jadi bisa tetap ke sekolah, enggak perlu nunggu hujan salju reda”

“o ya kalau begitu hati-hati melangkah. Jangan banyak becanda di jalanan nanti bisa terpeleset karena jalanan licin tertutup lapisan salju”, ujar saya mengingatkan.