Monthly Archives: May 2012

Kerjasama MUI dan CIA

“MUI kerjasama dengan CIA, intelijen Amerika?’, begitu pertanyaan pertama yang terlontar dari rekan saya ketika tahu MUI (Majelis Ulama Indonesia) melakukan penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan CIA. “Bukan, CIA ini bukan Central Intteligence Agency alias lembaga intelnya Amerika, tapi China Islamic Association di Beijing”, ujar saya menjelaskan kependekan dari CIA.

Saya menambahkan bahwa sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara Muslim Indonesia, yang diwakili MUI, dengan Muslim China yang diwakili CIA, pada tanggal 23 Mei 2012 di Beijing telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Ketua MUI bidang Produk Halal, H. Amidhan Shaberah, dengan Ketua CIA H. Hilaludin. Melalui nota kesepahaman tersebut, MUI dan CIA sepakat untuk menjalin dan mengembangkan kerjasama di bidang pendidikan, kebudayaan, komunikasi dan produk halal.

China Bantah Tudingan HAM AS

Menghadapi tuduhan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Kemenlu AS) mengenai kondisi hak-hak asasi manusia (HAM) di China yang tercantum dalam “United States Annual Country Report on Human Rights Practices 2011”, Pemerintah China melakukan balasan dengan mengeluarkan laporan serupa pada 25 Mei 2012 mengenai kondisi HAM di AS.

Dalam laporan berjudul “Human Rights Record of the United States in 2011”, Pemerintah China mengungkapkan kondisi HAM di AS berdasarkan dokumentasi dan bukti pelanggaran HAM di AS yang dimuat di berbagai media massa dan informasi dari berbagai sumber. Dalam laporan sepanjang 3 halaman penuh yang dimuat di surat kabar China Daily tanggal 26 Mei 2012, Pemerintah China menempatkan pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan AS ke dalam 6 kelompok yaitu:

Weiplomacy: Diplomasi di Jejaring Sosial Media China

Istilah weiplomacy merujuk pada kegiatan diplomasi publik yang dilakukan berbagai kedutaan asing di Beijing yang marak memanfaatkan situs jejaring sosial media atau mikro blog di China yang disebut Weibo. Melalui Weibo, mereka menyebarluaskan informasi tentang negaranya atau kegiatan kedutaan kepada publik dalam bahasa Mandarin.

Seperti halnya Twiiter yang dapat diakses dengan lebih mudah dibandingkan blog, khususnya akses melalui telepon genggam, Weibo pun dapat lebih mudah diakses karena hanya memuat 140 karakter setiap kali menuliskan pesan.

Dengan kemudahan seperti tersebut di atas, tidak mengherankan jika banyak pengguna internet yang memilih weibo untuk mengirimkan pesan. Penyebarluasan informasi pun menjadi lebih efektif karena jumlah penggunanya tidak kalah banyaknya dibanding pengguna situs jejaring sosial media Barat seperti Twitter. Menurut data iResearch tahun 2011, terdapat sekitar 300 juta pengguna situs jejaring sosial Weibo dari sekitar 500 juta pengguna internet di China. Mereka menggunakan berbagai platform Weibo seperti Sina Weibo, Tencent Weibo dan Baidu.  

Sri Mulyani dan 25 Wanita Berpengaruh versi Foreign Policy Magazine

Kehebatan kinerja Sri Mulyani Indrawati di bidang keuangan nampaknya tidak habis-habisnya diakui kalangan dunia internasional. Hampir setiap tahun berbagai institusi di dunia, terutama institusi bisnis dan keuangan global, menobatkan mantan Menteri Keuangan RI yang akrab dipanggil Mbak Ani sebagai wanita paling berpengaruh di dunia. Tahun 2012 ini nama Sri Mulyani Indrawati kembali masuk dalam daftar wanita berpengaruh versi majalah Foreign Policy edisi Mei-Juni 2012. Dalam daftar yang diberi judul “The Most Powerful Women You’ve Never Heard Of”, nama Sri Mulyani Indrawati berada pada urutan ke-18 dari 25 orang wanita paling berpengaruh di dunia.

Nama Sri Mulyani Indrawati bersanding dengan nama-nama wanita berpengaruh lainnya di dunia antara lain Helen Clark (mantan PM Selandia Baru dan sekarang menjabat sebagai Administrator UNDP), Liu Yandong (satu-satunya anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok), Lael Brainard (Wakil Menteri Keuangan AS bidang hubungan internasional), Ngozi Okonjo-Iweala (Menteri Keuangan Nigeria), Mary Schapiro (Ketua Komisi Pasar Modal AS), Theresa May (MenterI Dalam Negeri Inggris), dan Hanan Asrawi (anggota Komite Eksekutif PLO).

Soto Padang Mangkuto

Setiap kali melakukan perjalanan dinas ke tanah air, salah satu kegiatan yang sering saya lakukan di sela-sela tugas utama adalah menghilangkan kerinduan akan aneka kuliner nusantara. Dan salah satu menu kuliner yang disasar pada perjalanan dinas di akhir bulan April kemarin adalah soto khas kota Padang, Sumatera Barat. Soto Padang ini bukanlah soto Padang biasa, tetapi soto Padang St. H. Mangkuto di Jalan Pintu Air no. 26, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Sudah cukup lama saya tidak mampir ke restoran unik dan sudah nyaris melegenda bagi para penikmat kuliner di Jakarta tersebut. Unik, karena sejak didirikan pada tahun 1987, restoran ini hanya menjual soto sebagai satu-satunya menu, bukan pelengkap seperti resoran Padang pada umumnya. Dan yang paling penting, soto Padang yang disajikan dikenal enak.

Nikmatnya Kue Kacang Xinjiang

Ke Beijing tanpa sempat mencicipi jajanan kaki lima, ibarat sayur kurang garam.  Apalagi di Beijing tidak sedikit jajanan kaki lima yang sama menariknya dengan jajanan kelas restoran atau supermarket, salah satunya adalah kue kacang manis Xinjiang atau fruits and nut cake (dalam bahasa setempat disebut ‘matang’). Sesuai namanya, kue kacang manis tersebut memang berasal dari daerah Xinjiang, sebuah daerah otonomi khusus di China yang berbatasan dengan Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Kyrgizstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan dan India. Sebagian besar penduduk dari wilayah otonomi khusus ini adalah Muslim dari etnik Uyghur.

Seperti halnya masyarakat dan budaya masyarakat etnis Uyghur yang berasal dari Asia Tengah, kue kacang manis Xinjiang lebih menyerupai jajanan khas Asia Tengah dan Turki dibandingkan makanan China pada umumnya. Seiring perkembangan jaman dan pergerakan anggota masyarakat etnis Uyghur yang merantau ke berbagai kota besar, kue kacang manis Xinjiang pun ikut menyebar ke hampir seluruh kota-kota besar di China, termasuk Beijing.

Di Beijing, kue kacang manis Xinjiang yang terbuat dari campuran kacang, tepung dan madu, umumnya dijajakan berkeliling oleh pedagang asal etnis Uyghur ke berbagai kawasan wisata menggunakan sepeda roda tiga atau mangkal di depan masjid seperti yang saya jumpai di depan pintu gerbang masjid Dongsi usai menjalankan sholat Jumat kemarin (4 Mei 2012).