Monthly Archives: December 2012

Mau Kaya Raya, Bangunlah Jalan Raya

Ada kata-kata bijak di Cina yang berbunyi ‘Jika kamu ingin kaya raya, kamu mesti membangun jalan raya’.  Menuruti kata-kata bijak tersebut, sejak jaman Cina kuno hingga modern para penguasa di Cina selalu membangun jalan raya dan infrastruktur lainnya. Yang teranyar adalah pembangunan jalur kereta cepat Beijing-Guangzhou sepanjang 2.298 km dan mulai dioperasikan sejak 26 Desember 2012.

Dengan kecepatan rata-rata 300 km per jam (dari maksimum 380 km per jam) dan meluncur di jalur khusus, Beijing – Guanzhou yang awalnya ditempuh selama lebih dari 20 jam, kini dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 8 jam. Bandingkan dengan perjalanan kereta Jakarta-Surabaya sepanjang 727 km yang ditempuh selama 10-12 jam atau rata-rata 70 km per jam. Selain memangkas waktu perjalanan, pembangunan jalur kereta cepat tersebut juga menghubungkan 28 kota dan 5 ibu kota provinsi.

Pengoperasian jalur kereta cepat Beijing-Guangzhou tersebut menjadi tonggak sejarah baru dalam perkeretaan Cina dan semakin mengukuhkan Cina sebagai negara yang memiliki jalur kereta cepat terpanjang di dunia sepanjang 13.539 km, mengungguli Spanyol (5,525 km), Perancis (4.722 km) dan gabungan Eropa (5.189 km).

China, Kiamat dan Harmoni Sosial

Tafsir sebagian orang mengenai almanak Suku Maya yang menyebutkan 21 Desember 2012 sebagai ‘tutup buku’ peradaban dunia ternyata tidak terbukti. Tidak sedikit yang kemudian menjadikannya sebagai lelucon, termasuk pula di China.  Bahkan di sosial media China seperti Weibo, isu lelucon kiamat menjadi top trending topic.

Terlepas bahwa isu kiamat kemudian menjadi bahan olok-olok, namun survei oleh Ipsos-Reuters pada tanggal 6-20 Maret 2012 di 21 negara ternyata memperlihatkan bahwa masyarakat China lah yang paling meyakini bahwa kiamat memang akan terjadi pada akhir Desember 2012 ini. Sekitar 20 persen masyarakat China yakin bahwa kiamat memang akan terjadi. Angka persentase tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Turki yang menduduki urutan kedua (13 persen) dan AS (12 persen).

Salah satu yang percaya bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012 adalah Liu Qiuyan, seorang tukang kayu yang tinggal tidak jauh dari Beijing. Terinspirasi pada peristiwa kiamat pada film Hollywood “2012”, Liu Qiyuan membuat kapsul dari fiberglass yang dilengkapi sebuah mesin dan bisa bertahan selama 5 bulan, serta dihargai US$ 50.000 per buah. Konon, rancangannya tersebut selain dipasarkan ke masyarakat, juga ditawarkan ke AL China.

Pengalaman Seorang Dosen Bertemu Ketua Partai Komunis China

Bagi Eddy Prabowo, Dosen studi Indonesia di Beijing Foreign Studies University (BFSU), bertemu langsung dengan Ketua Partai Komunis China (PKC) dan pemimpin baru China Xi Jinping, yang baru 20 hari menjabat, mungkin hanya mimpi. Apalagi menjadi orang Indonesia pertama yang bisa bertemu langsung dengan pemimpin suatu negera berpenduduk lebih dari 1,3 milyar jiwa dan dengan perekonomian terbesar kedua di dunia Tapi yang namanya mimpi, suatu saat bisa saja terwujud, termasuk bertemu dan bertatap muka dengan Xi Jinping.

Menurut penuturan Eddy Prabowo atau yang oleh beberapa koleganya terkadang dipanggil dengan nama Prabowo saja, agar mirip dengan nama jenderal katanya, mimpi bertemu dengan Xi Jinping mulai menjadi kenyataan ketika pada hari Minggu 2 Desember 2012 ada pemberitahuan dari BFSU bahwa diundang untuk bertemu pemimpin China, tanpa menyebutkan nama pemimpin China yang dimaksud. Prabowo bersama 19 orang lainnya terpilih dari 530 tenaga kerja asing di China.

Kunjungan ke Markas Pengelola Domain Internet China

‘Selamat datang, maaf, mungkin informasi saya kurang jelas sehingga anda tiba di gedung yang salah’, sambut Ms. Ying Zhang, dara manis berperawakan tinggi dan langsing yang menjabat sebagai foreign officer di China Internet Network Information Center (CNNIC) dalam bahasa Inggris ketika menjemput saya dan Ketua Umum Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) di gedung no. 4 komplek China Academy of Science di Beijing.

‘Di komplek CAS ini setidaknya terdapat 5 gedung perkantoran bertingkat tinggi. Adapun kantor kami, CNNIC, terletak di gedung no. 1’, jelas Ms. Yin sambil berjalan bersama kami menuju gedung no. 1.

Tidak sampai 5 menit kami pun tiba di gedung no. 1. Di lobby gedung kami disambut oleh Direktur Jenderal CNNIC, Mr. Huang Xiangyang, beserta jajarannya. Setelah bertukar kartu nama dan saling memperkenalkan diri, Mr. Huang langsung membawa kami ke ruang pamer untuk memperkenalkan CNNIC.

Di ruang pamer tampak sejumlah panel-panel yang antara lain memuat informasi mengenai tugas dan fungsi CNNIC, data-data statistik pengguna internet, susunan organisasi, dan foto-foto kunjungan pejabat dan kolega dari berbagai negara ke kantor CNNIC.

Luo Yang, Pahlawan Penerbangan China

‘Seperti kebanyakan para pekerja keras lainnya, Luo bisa jadi tetap merupakan pahlawan yang tak dikenal‘, Editorial China Daily, 30 Nopember 2012

Masyarakat China tengah berduka dengan kepergian Luo Yang (51 tahun). Chairman dan General Manager Shenyang Aircraft Corp, yang meninggal secara mendadak pada hari Minggu (25 Nopember 2012) karena serangan jantung. Luo meninggal sesaat setelah keberhasilannya memimpin uji coba penerbangan dan pendaratan jet tempur J-15 di atas geladak kapal induk angkatan laut China ‘Liaoning’. Rasa duka diperlihatkan dengan pengibaran bendera setengah tiang di atas geladak kapal induk Liaoning dan kantor Shenyang Aircraft Corp di kota Shenyang. Ucapan bela sungkawa pun datang dari Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Xi Jinping yang mengatakan ‘kepergian Luo merupakan kehilangan besar bagi partai dan bangsa’.

Nama Luo Yang mungkin belum banyak dikenal di Indonesia. Tapi di China dan kalangan militer internasional, nama Luo Yang cukup dikenal dan disegani karena dialah yang merancang dan mengembangkan pesawat-pesawat tempur China, salah satunya adalah pesawat jet tempur J-15 yang diberi nama ‘Flying Shark’ dan diklaim China tidak kalah canggihnya dengan jet tempur F-18 milik AS. Meski banyak dikritik sebagai modifikasi jet tempur Rusia Sukhoi SU33, namun keberhasilan penerbangan dan pendaratan jet tempur J-15 memperlihatkan keberhasilan Luo dan timnya untuk menguasai teknologi canggih di bidang penerbangan militer.