Monthly Archives: July 2013

Berburu Makanan Halal Di China

IMG01920-20130304-2123Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan umat Muslim ketika akan bepergian ke China adalah, “Adakah makanan Muslim atau halal di China? Kalau ada, makanan apa yang tersedia?”. Pertanyaan berikutnya adalah, “apakah  penyembelihan hewan dilakukan dengan menyebut nama Allah?’.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar mengemuka karena China bukanlah negara Muslim, terlebih setiap kali berbicara tentang makanan China, maka yang terbayang adalah berbagai masakan yang berbahan baku daging atau lemak babi. Dan sebagai negara non Muslim, mereka juga tidak menyembelih hewan berdasarkan syariat Islam.

Namun meski China merupakan negara non Muslim, di negeri Panda ini dapat dijumpai komunitas Muslim yang melaksanakan ajaran Islam dengan taat, salah satunya menghindari makan makanan yang diharamkan seperti daging babi dan turunannya. Jumlah umat Muslim di China pun cukup besar yaitu diperkirakan berkisar antara 1-2 persen dari total penduduk China yang berjumlah 1,3 milyar atau sekitar 22 juta jiwa, tersebar di berbagai wilayah.

Masjid Wuxi Nan Sunyi

Masjid Sentral Wuxi‘Adakah umat Islam dan masjid di Wuxi?’, begitu pertanyaan di benak saya ketika akan berangkat ke Wuxi, salah satu kotai di Provinsi Jiangsu, sekitar 125 km dari Shanghai, pada Senin 22 Juli 2013. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya pun berkonsultasi dengan Paman Google dan mendapatkan informasi bahwa di Wuxi awalnya terdapat dua buah masjid, namun yang masih berfungsi sebagai masjid hanya satu dan satunya lagi telah beralih fungsi menjadi sebuah gereja.

Setiba di Wuxi sekitar jam 1 siang, setelah check in di hotel dan beristirahat sejenak, saya pun meluncur ke masjid sentral Wuxi yang terletak di downton atau tepatnya di 96 Jiankang Road. Waktu menunjukkan sekitar pukul 19.00, ketika saya tiba di masjid sentral Wuxi, sebuah bangunan yang berdiri megah dan berlantai 4.

Dibandingkan dengan bangunan masjid di China yang pernah saya lihat sebelumnya, yang umumnya memiliki arsitektur khas Tiongkok, bangunan masjid sentral Wuxi lebih sederhana dengan gaya minimalis menyerupai bangunan perkantoran atau apartemen. Kalau saja di puncak bangunan tidak terdapat kubah dan menara di beberapa sudutnya serta ornamen di jendela, orang mungkin tidak akan mengira kalau bangunan tersebut merupakan masjid.

Tiongkok Bantah Larang Warganya Berpuasa

horiyat

Horiyat Zaynidin (50-an tahun), wanita warga Urumqi, ibu kota wilayah otonomi khusus Uygur Xinjiang di utara Tiongkok mungkin tidak pernah menyangka kegiatannya menjalankan ibadah puasa Ramadan akan menjadi headline China Daily, sebuah harian terkemuka berbahasa Inggris di Tiongkok. Namun hari itu, Kamis (19 Juli 2013), foto diri dan kedua anaknya ketika sedang berbuka puasa muncul di halaman depan dengan ukuran besar. Foto yang diberi judul ‘Time to Eat’ tersebut menggambarkan Horiyat dan kedua anaknya sedang berdoa sebelum melakukan buka puasa bersama di kediamannya. Di bawah foto juga disebutkan bahwa pada bulan Ramadan, masyarakat Muslim di Tiongkok pun menjalankan ibadah puasa yang dimulai sejak Selasa, 9 Juli 2013.

Sementara di halaman 3 diceritakan pengalaman Horiyat dan keluarganya berpuasa di bulan Ramadan tahun ini, seperti bagaimana setiap hari Horiyah mesti bangun pagi sebelum jam 3 pagi untuk menyiapkan makan sahur bagi diri dan keluarganya. ‘Orang biasanya makan banyak sekali saat sahur agar tersedia cukup energi selama berpuasa’, demikian menurut Horiyah seperti dikutip wartawan China Daily.

Asyiknya Buka Puasa Bersama di China

DSC_4014Seperti halnya umat Muslim di berbagai belahan dunia, umat Muslim di Beijing pun tidak ketinggalan menjalankan ibadah puasa Ramadan 1434 H. Sejak Selasa (9 Juli 2013) mereka telah berpuasa dan memadati sejumlah masjid yang tersebar di beberapa wilayah untuk sholat berjamaah, mendengarkan khotbah, membaca Al-Quran serta berbagai kegiatan lainnya, termasuk melakukan iftar atau buka puasa bersama.

Dari sejumlah masjid yang ada di Beijing, salah satu masjid yang ramai dikunjungi adalah masjid Niujie di kawasan Xuanwu. Berdiri di atas tanah seluas 10 ribu m2, masjid Niujie merupakan rumah ibadah  tertua umat Muslim China di Beijing yang dibangun pada tahun 996 M.

Menurut salah seorang pengurus masjid, setidaknya sekitar 200-an orang menghadiri kegiatan Ramadan setiap harinya. Kecuali sholat Jumat yang bisa dihadiri lebih dari 600-an orang. Umumnya mereka adalah umat Muslim yang tinggal di sekitar kawasan masjid dengan beberapa di antaranya berasal dari luar kota.

Investor Tiongkok Punya Peluang Besar di Indonesia

Aris dgn Wartawati CRIPada tanggal 8 Juli 2013 saya diwawancara oleh wartawati China Radio International (CRI) Christine Zhan mengenai peluang investor Tiongkok di Indonesia. Karena hasil wawancara akan disiarkan dalam edisi bahasa Indonesia, maka wawancara pun dilakukan dalam bahasa Indonesia.

CRI adalah jaringan radio terbesar di RRT dan dunia. CRI boleh dikatakan merupakan perusahaan siaran radio internasional RRT, berada di bawah naungan KEmenterian Administrasi Radio, Televisi dan Film.  CRI saat ini menyiarkan 1,520 jam program setiap harinya dalam 61 bahasa di dunia. Program CRI antara lain meliputi News, Current Affairs dan fitur politik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berikut saya upload hasil wawancara tersebut seperti yang dimuat di situs CRI Online 11 Juli 2013:

Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia dengan pertumbuhan sebesar 8 persen per tahun, Tiongkok oleh banyak negara dinilai sebagai negara penanam modal atau investor yang potensial, tidak terkecuali oleh Indonesia. Saat ini, Tiongkok masuk dalam 13 besar negara investor terbesar di Indonesia. Namun, dengan peningkatan investasi Tiongkok ke Indonesia dalam satu dekade terakhir, Sekretaris Pertama Pelaksana Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar RI di Beijing, Aris Heru Utomo menyatakan pemerintah Indonesia berharap dapat mendorong investasi Tiongkok hingga masuk jajaran 5 besar investor asing di tanah air.

Warga Beijing Pecahkan Rekor Main Angklung

Angklung girlSebanyak 5.393 warga Beijing bermain angklung bersama dalam acara yang bertajuk ‘the Biggest Angklung Performance: World Record Breaking Attempt (Guiness World Record)’ yang diselenggarakan oleh KBRI Beijing, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretariat Negara dan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) di Gimnasium Pekerja Beijing, Minggu, 30 Juni 2013.

Dipimpin maestro angklung Daeng Ujo yang bertindak sebagai instruktur dan dirigen, warga Beijing, termasuk warga negara asing yang sedang tinggal di Beijing, terlihat begitu semangat membawakan lagu Mandarin Yueliang Daibiao Wo De Xin dan We Are The World dalam upaya memecahkan rekor angklung dunia.

Begitu pengawas dan juri Guiness World Record Charles Watson mengumumkan bahwa jumlah peserta pagelaran angklung di Beijing pada hari Minggu, 30 Juni 2013 ini berjumlah 5.393 orang, maka suasana gimnasium pun bergemuruh dengan tepuk tangah meriah warga Beijing yang menyambut gembira keberhasilan mereka memecahkan rekor dunia angklung dan sekaligus mencatatkan diri sebagai pemegang rekor dunia yang baru.

Meski tidak mencapai harapan panitia yang menginginkan kehadiran 6.000 peserta, namun jumlah 5.393 orang sudah cukup untuk mencatatkan diri dalam Guiness World Record sebagai pagelaran angklung terbesar di dunia, melewati rekor sebelumnya yang dilakukan warga AS di Washington DC pada bulan Juli 2011 dengan peserta sebanyak 5.182 orang.