Monthly Archives: September 2013

Cina Hukum Bo Xilai

boHarian China Daily, Senin (23/9) memuat foto berkuran 10R di halaman muka yang menunjukkan Bo Xilai tengah diborgol dan diapit 2 orang polisi usai mendengarkan putusan pengadilan. Bo Xilai (64 tahun), mantan Ketua Partai Komunis Cina (PKC) wilayah Chongqing dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan di Jinan, Provinsi Shandong karena terbukti bersalah dalam kasus suap, penggelapan dan penyalahgunaan kewenangan. Selain dihukum kurungan, Bo juga kehilangan hak-hak politik seumur hidup dan semua aset pribadinya disita negara.

Keputusan pengadilan Jinan ini merupakan pukulan telak terbaru Pemerintah RRT kepada pelaku tindak pidana korupsi. Melalui keputusan pengadilan tersebut ditunjukkan bahwa pemerintah tidak melakukan tebang pilih dan menggunakan tangan besi dalam memberantas korupsi.  Hal ini sejalan dengan anjuran para pemimpin RRT bahwa upaya memerangi korupsi sangat menentukan takdir dan masa depan partai berkuasa PKC dan tentu saja masa depan Cina.

Untuk itu, siapapun pejabat tinggi negara yang terbukti bersalah akan dikenakan hukuman maksimal seperti pada kasus Bo Xilai. Keputusan ini juga sekaligus menepis pandangan yang meragukan keberanian pemerintah menghukum pejabat tinggi dan hanya menghukum pejabat-pejabat setingkat wakil menteri kebawah.  Hukuman ini juga memperlihatkan bahwa tidak ada lemen masyarakat yang kebal hukum.

Cina, Masjid dan Kampanye Kesehatan Masyarakat

masjid ningxiaBanyak yang tidak tahu bahwa di Cina terdapat ribuan masjid yang aktif digunakan untuk tempat beribadah. Banyak yang mengira bahwa karena Cina adalah negara komunis, maka tidak banyak masjid yang ada disana. Padahal selain tempat untuk beribadah, masjid-masjid di Cina pun ternyata digunakan untuk kegiatan sosial seperti penyebarluasan informasi mengenai kesehatan dan melakukan pendidikan masyarakat di bidang kesehatan.

Seperti diberitakan harian China Daily tanggal 12 September 2013, upaya pemanfaatan masjid untuk kegiatan sosial seperti kesehatan reproduksi dilakukan di sekitar 1.200 masjid di Wuzhong, salah satu kota di Ningxia Hui yang berpenduduk 1,5 juta jiwa dan separuhnya adalah muslim. Di kota tersebut sejak tahun 1999 telah dilakukan kampanye penyebarluasan informasi dan kegiatan membantu pelayanan kesehatan yang dikoordinasikikan oleh Asosiasi Keluarga Berencana Cina sebagai tempat

Menurut Deputi Direktur Asosiasi, Gou Qingming, model penyeberluasan informasi dan pelayanan kesehatan yang dikembangkan di Wuzhong tersebut ternyata berhasil dengan baik. Muslim disana menghormati dan mendengarkan perkataan imam dalam setiap dakwahnya mengenai rencana kesehatan reproduksi dan perbaikan kesehatan reproduksi bagi mereka.

Dari Peluncuran Habibie Ainun Berbahasa Mandarin

Aris dan HabibieBertemu seorang tokoh yang pernah menjadi idola di masa sekolah menengah sepertinya merupakan kesenangan tersendiri. Dibandingkan tokoh-tokoh nasional lain, dapat dikatakan persinggungan saya dengan tokoh ini sangat minim.  Namun pada tanggal 8-10 September 2013 kemarin saya berkesempatan dua kali bertemu dengan mantan Presiden ke-3 RI B.J Habibie yang menjadi idola sejak saya sekolah menengah atas. Kecerdasan dan kecemerlangan Pak Habibie dalam dunia dirgantara telah menginspirasi banyak kaum muda untuk mengikuti jejaknya, salah satu caranya adalah dengan mendapatkan beasiswa belajar ke luar negeri yang diberikan Habibie saat menjadi Menteri Riset dan Teknologi.

Kesempatan bertemu dengan B.J Habibie datang ketika beliau hendak meluncurkan buku biografinya ‘Habibie & Ainun’ dalam bahasa Mandarin. Tidak ada pertanyaan khususnya yang sampaikan ke beliau, namun apa yang beliau sampaikan saat pertemuan sudah cukup menjawab ketokohan beliau dan pesan-pesan yang ingin disampaikan seperti yang dituangkan dalam bukunya.  Untuk itu perkenankan saya menceritakan acara peluncuran buku ‘Habibie & Ainun’ dalam bahasa Mandarin dan tentu saja foto berdua dengan B.J Habibie sebagai bukti bahwa akhirnya saya bisa bertemu beliau, sekaligus sedikit narsis sebagai seorang blogger.

Acara peluncuran buku ‘Habibie & Ainun’ sendiri dimulai dengan pemutaran sebuah film pendek berisikan foto-foto pasangan mantan Presiden RI B.J Habibie dan istrinya Hasri Ainun yang diringi lagu ‘Cinta Sejati’ dari Bunga Citra Lestari yang ditampilkan pada dua buah layar lebar di kiri dan kanan ballroom hotel Legendale Beijing. yang digelar KBRI Beijing pada tanggal 10 September 2013. Tamu undangan yang hadir terlihat menatap lekat-lekat setiap gambar yang ditampilkan, seolah tidak ingin melewatkan setiap momen yang ada di layar. Saya perhatikan, banyak yang berusaha menahan haru menyaksikan potret kebersamaan dan kemesraan pasangan Habibie dan Ainun.

Periode Awal Perkembangan Islam di Tiongkok

Makam Saad Abi WaqasMasyarakat Tiongkok sudah sejak lama dikenal sebagai bangsa yang telah mencapai peradaban yang amat tinggi dan menguasai kekayaan ilmu pengetahuan. Sejak ratusan tahun sebelum Masehi, masyarakat Tiongkok diketahui telah menguasai ilmu kesehatan tradisional, produksi kertas dan bubuk mesiu yang menjadi cikal bakal pembuatan bom atau senjata peledak seperti yang dikenal saat ini. Tidak mengherankan jika dalam upaya mengembangkan dan membangun Islam, Rasullulah Muhammad SAW pernah menyerukan kepada umatnya untuk belajar sampai ke negeri Tiongkok.

Pertanyaan yang kemudian mengemuka adalah sejak kapankah Islam masuk ke Tiongkok dan siapakah yang membawanya? Guna menjawab pertanyaan tersebut, para sejarawan melakukan serangkaian penelitian untuk memperoleh penjelasan dan bukti-bukti sejarah mengenai kehadiran Islam di Tiongkok. Dari sekian banyak penelitian sejarah yang dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan ahli sejarah kontemporer Chen Yuan terhadap dua buku yang berasal dari masa Dinasti Tang yaitu “Sejarah Tang” dan “Cefu Yuangui (Buku Pertunjuk)” (“Islam in China” oleh Mi Shoujiang dan You Jia, China Interncontinental Press, 2004)

Menurut Chen Yuan, dalam kedua buku tersebut dikatakan bahwa “Pada tahun kedua pemerintahan Kaisar Gaozong Yonghui dari Dinasti Tang atau tahun 651 M, Khalifah ketiga Arab yang bernama Utsman (berkuasa pada tahun 644-656 M) mengirim utusan diplomatik ke Chang’an, ibu kota Tang, untuk melakukan kunjungan resmi kepada Kaisar Gaozong guna memperkenalkan kekhalifahan dan adat istiadatnya serta Islam”.