Monthly Archives: January 2015

Ketika Kaisar Wanita Tiongkok Terkena Sensor

The empress of chinaSensor terhadap media atau suatu pemberitaan di Tiongkok merupakan suatu hal yang lumrah dan kerap dilakukan guna menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Pelaksanaan sensor di Tiongkok tidak hanya terjadi pada dunia internet. tetapi juga dilakukan terhadap televisi, radio, film dan buku.

Dan mengakhiri tahun 2014, penyensoran terjadi pada film serial televisi yang sedang popular di masyarakat yaitu the Empress of China yang dibintangi artis cantik dan paling terkenal Tiongkok Fan Bingbing (pernah tampil dalam film X-Man tahun 2014 dan Iron Man 3 versi Tiongkok). Film seri yang menceritakan kehidupan Kaisar Wu Zetian, kaisar perempuan satu-satunya dalam sejarahTiongkok, sempat menghilang selama sekitar 4 hari di akhir Desember 2014, setelah penyiaran perdana pada tanggal 21 Desember 2014 di televisi Hunan.

Ketika lanjutan film seri berbiaya termahal dalam sejarah pertelevisian Tiongkok (US$ 49,53 juta) tersebut ditayangkan kembali pada awal tahun baru 2015 beberapa bagian yang dipandang tidak pantas untuk ditayangkan telah mengalami proses penyensoran. Bagian yang mengalami penyensoran atau pengeditan ulang tersebut adalah bagian yang menampilkan gambar-gambar para pemeran perempuan mengenakan busana jaman Dinasti Tang di abad ke 7 yang memperlihatkan sebagian bagian pundak terbuka atau belahan dada terlihat.  

Manusia Peking dan Nenek Moyang Bangsa Tiongkok

IMG_20150104_102459Memanfaatkan waktu libur di awal tahun baru 2015, kami sekeluarga mengunjungi obyek dan kawasan wisata yang memperkenalkan kehidupan manusia purba di Tiongkok pada sekitar 600 ribu tahun lalu. Adapun tempat yang kami kunjungi adalah Museum Manusia Peking dan Situs Zhoukoudian yang terletak di gunung Longgu, desa Zhoukoudian, distrik Fangshan, sekitar 50 km barat daya Beijing. Desa ini cukup terkenal di dunia, khusus oleh para paleo antropolog, sejak ditemukannya fosil manusia Peking dan hewan serta benda-benda primitif lainnya, sebagai tempat untuk meneliti asal usul manusia dan menguak rahasia kehidupan manusia purba.

Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 1,5 jam, cukup lambat karena ada kemacetan di beberapa ruas jalan, kami pun tiba di Zhoukoudian. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Museum Manusia Peking yang berdiri megah di pinggir jalan raya yang membelah desa Fangshan. Museum Manusia Peking ini dibangun pertama kali pada tahun 1953 dengan nama Museum Manusia Kera. Setelah dilakukan renovasi pada tahun 1994, museum yang berjarak sekitar 2 km dari tempat ditemukannya fosil-fosil tulang manusia purba tersebut kemudian diberi nama baru “Museum Situs Zhoukoudian” guna merujuk tempat ditemukannya fosil-fosil tengkorak manusia purba yang diperkirakan hidup ratusan ribu tahun lalu di kawasan gunung Longgu Zhoukoudian.

Setelah membayar tiket masuk sebesar 30 yuan, kami memasuki bangunan seluas sekitar 1.000 meter persegi dan bergaya arsitektur modern. Pada museum ini ditampilkan sejumlah benda-benda temuan dari situs di Gunung Longgu seperti tempurung kepala manusia Peking yang diperkirakan hidup sekitar 600 ribu tahun lalu, manusia Xindong yang hidup sekitar 100 ribu tahun lalu dan manusia gua yang hidup sekitar 18 ribu tahun lalu.

10 Resolusi Tahun Baru Paling Populer


resolusi
Setiap kali pergantian tahun terjadi, banyak orang, perusahaan, bahkan negara yang begitu semangat menuliskan resolusi tahun baru sebagai suatu bentuk komitmen untuk menjadi lebih baik dengan menggunakan momen pergantian tahun.

Konon menurut sejarahnya, kebiasaan membuat resolusi tahun baru telah dilakukan berbagai suku bangsa sejak berabad-abad lalu, beberapa di antaranya adalah bangsa Babilonia dan Romawi.

Bangsa Babilonia diketahui telah sejak lama memiliki kebiasaan berjanji kepada para dewa untuk mengembalikan barang-barang yang mereka pinjam dan membayar hutang-hutangnya di setiap awal tahun.

Adapun bangsa Romawi memiliki kebiasaan berjanji kepada Dewa Janus pada setiap awal tahun, sehingga akhirnya bulan tersebut dinamakan sebagai Januari dalam penanggalan Masehi. Kebiasaan ini kemudian diikuti  masyarakat internasional di berbagai belahan dunia hingga dewasa ini.