Monthly Archives: March 2015

Analisis Sambutan PM Li Keqiang di Forum Ekonomi Indonesia-Tiongkok

IMG_20150327_123400“Apa kabar?” demikian kalimat pembuka yang disampaikan PM Tiongkok Li Keqiang saat mengawali sambutan kuncinya di Indonesia-China Economic Cooperation Forum yang digelar pada tanggal 27 Maret 2015 di Great Hall of the People Beijing. Kalimat pembuka singkat dalam bahasa Indonesia tersebut kontan membetot perhatian sekitar 300 pebisnis dan investor peserta forum seperti yang tampak dari tepuk tangan yang diberikan mereka.

Selanjutnya dalam bahasa Mandarin PM Li Keqiang menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menyampaikan sambutan. Tidak berhenti sampai disitu, ia pun kemudian memuji presentasi yang disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya.

“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk memberikan sambutan di hadapan Presiden Joko Widodo dan para pengusaha Indonesia dan Tiongkok.”, demikian dikemukakan PM Li Keqiang. 

Bisnis Jasa Bersihkan Mobil Kaki Lima di Beijing

IMG_20150321_123419Di tengah semakin meningkatnya penggunaan mobil di berbagai kota besar di Tiongkok, jasa cuci mobil menggunakan mesin menjadi pilihan menarik bagi pemilik mobil saat ingin mencuci kendaraannya. Keterbatasan waktu dan kelengkapan mencuci mobil serta keengganan untuk berbasah dan berkotor ria saat mencuci mobil menjadi alasan utama bagi para pemilik mobil yang ingin kendaraannya kelihatan kinclong. Tidak heran jika bisnis cuci mobil menggunakan mesin atau cuci mobil otomatis pun menjadi bisnis yang menjanjikan.

Tapi bagaimana jika kita tidak memiliki cukup modal untuk membuka bisnis cuci mobil otomatis? Mudah saja, kita bisa membuka bisnis sampingannya yaitu jasa lap mobil seperti yang dilakukan Liu Fei dan kedua rekannya. Ia membuka bisnis jasa lap atau membersihkan mobil kaki lima di halaman parkir sebuah pom bensin di kawasan Wangjing, Beijing yang menyediakan jasa cuci mobil otomatis dan gratis bagi para pengemudi mobil yang berkunjung ke pom bensin tersebut. Pengelola pom bensin tidak mengenakan biaya apapun untuk pencucian mobil, termasuk tidak ada kewajiban untuk mengisi bensin

Beijing Mulai Batasi Penggunaan Tongsis

selfieMenyusul larangan penggunaan tongkat narsis alias tongsis di berbagai belahan dunia seperti dii Galeri Foto Nasional di Inggris, Kolosium Roma ataupun Museum Smithsonian di Washington, kini di Beijing pun mulai muncul pembatasan penggunaan gadget untuk berselfie ria.

Seperti diberitakan oleh harian China Daily baru-baru ini, meski secara resmi belum mengeluarkan larangan, beberapa pengelola tempat-tempat wisata ataupun kegiatan lainnya di Beijing mulai membatasi penggunaan tongsis, diantaranya adalah pengelola Museum Istana atau Museum Kota Terlarang (Forbidden City) dan stadion sepak bola.

Di Forbidden City, pengelola museum secara seksama selalu mengingatkan para pengunjung untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan tongsis. Jika terlihat ada pengunjung yang akan menggunakan tongsis di tempat keramaian atau tempat sempit, maka pihak keamanan museum akan segera mendekat dan melarangnya. Selain itu, pihak keamanan museum pun mengingatkan pengunjung untuk tidak menggunakan tongsis di ruang pameran karena akan dapat mengganggu pengunjung lainnya dan membahayakan benda-benda yang dipamerkan.

Gabus Pucung Warung Besan

gabus pucungBondan Winarno di kolom “Jalansutra”pernah menulis  “Jaka sembung makan pete, ambil sapu di ujung gunung Jangan ngaku orang Jakarte, kalo kaga tahu “Gabus Pucung”. Saya cuma tersenyum membaca apa yang ditulis Bondan. Mungkin karena saya kurang pergaulan, meski lahir dan besar di Jakarta dan kemudian tinggal di Bekasi, saya justru baru mendengar sayur gabus pucung ketika mempersiapkan pembentukan Komunitas Blogger Bekasi (Be-Blog) pada awal Agustus 2009.
Tapi soal ikan gabus, saya sudah lama tahu dan sering merasakan kenikmatannya. Ketika masih kanak-kanak dan tinggal di  Tanjung Priok, saya dan teman-teman memang sering mancing ikan gabus, sepat atau betok di empang atau rawa-rawa (saat itu kawasan Tanjung Priok belum dipadati rumah seperti sekarang ini). Setiap kali mendapat ikan gabus, orang tua saya tidak pernah mengolahnya menjadi sayur gabus, paling banter ikan tersebut digoreng dan dipecak seperti ikan lele.