Monthly Archives: November 2015

Eksotisme Bali di Tanah Lot

IMG_20151121_113610Bali dikenal sebagai pulau dengan seribu pura dan salah satunya yang terkenal adalah Pura Tanah Lot. Karena itu, berwisata ke Bali tanpa berkunjung ke Tanah Lot serasa ada yang kurang lengkap. Ibaratnya seperti makan sayur asem tanpa garam.

Sesuai arti namanya, “tanah tengah laut”, Tanah Lot terletak di tepi pantai, bahkan agak menjorok ke pantai sehingga ketika saat pasang seolah-olah berada di tengah laut. Di tempat ini pengunjung ditawari kenikmatan pemandangan laut dan alam yang spektakuler serta keunikan sebuah Pura yang terletak di atas batu besar dan ketika laut sedang pasang seolah-olah berada di tengah laut. Pemandangan akan semakin indah jika dilihat saat matahari terbenam atau sunset.

Pura yang seolah berada di tengah laut ini menjadi pusat keindahan yang menakjubkan. Tidak mengherankan jika banyak pengunjung yang menjadikan Pura Tanah Lot dan pantai karang disekelilingnya sebagai latar belakang obyek foto keceriaan bersama sahabat, keluarga maupun berselfie ria.

Dengan alasan tersebut di atas, maka pada kunjungan saya ke Bali tanggal 7 November 2015 lalu, saya punĀ  menyempatkan diri mampir ke Tanah Lot menggunakan kendaraan sewaan. Dari kawasan Nusa Dua, kendaraan yang saya tumpangi meluncur sekitar 45 menit menuju ke lokasi Pura Tanah Lot di desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, Tanah Lot.

Mengenal KH Noer Ali Sang Singa Bekasi

KH Noor AliSebagai warga pendatang yang menetap di Bekasi, kerap kali saya melintasi jalan Raya Kali Malang atau yang sekarang diberi nama Jalan KH Noer Ali. Jalan ini menjadi salah satu urat nadi utama yang menghubungkan Bekasi dengan Jakarta. Ratusan ribu warga Bekasi setiap harinya melintasi jalan tersebut dengan menggunakan beragam kendaraan bermotor.

Dari ratusan ribu penduduk Bekasi yang melintasi jalan ini, saya yakin tidak banyak yang mengenal nama KH Noer Ali. Paling hanya menebak-nebak bahwa nama KH Noer Ali adalah nama yang diambil dari nama seorang tokoh masyarakat.

Dugaan tersebut tidak sepenuhnya keliru karena KH Noer Ali ternyata bukan sekedar seorang tokoh masyarakat Bekasi, tetapi juga seorang pahlawan nasional. Menurut sejarawan asal Bekasi, Ali Anwar, dalam pengantar di blognya, KH Noer Ali merupakan seorang ulama besar kharismatik, terutama di bilangan Jawa Barat, Jakarta, Banten, dan Bekasi yang dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Maha Putra Adipradana oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada Kamis, 9 Nopember 2006. Saat pertahanan Jakarta-Bekasi-Karawang-Cikampek porak-poranda pada 1948, pejuang kelahiran Bekasi pada 1914 itu menghimpun semua kekuatan dalam badan perjuangan alternatif yang dibentuk dan dipimpinnya: Markas Pusat Hizbullah-Sabilillah (MPHS) Jakarta Raya.

Selanjutnya dalam buku biografi tentang KH Noer Ali yang ditulis Ali Anwar, disebutkan bahwa KH Noer Ali lahir tahun 1914 di Kampung. Ujungmalang (sekarang menjadi Ujungharapan), Kewedanaan Bekasi, Kabupaten Meester Cornelis, Keresidenan Batavia. Ayahnya seorang petani bernama H. Anwar bin Layu, seorang petani dan ibunya bernama Hj. Maimunah binti Tarbin. Beliau wafat pada tanggal 3 Mei 1992, dalam usia 78 tahun.

Pro Kontra Rencana Keikutsertaan Indonesia di Trans-Pacific Partnership

jokowi obamaMengawali 1 tahun pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat (AS) memenuhi undangan Presiden AS Barrack Obama. Salah satu isu yang mengemuka dalam kunjungan yang berlangsung pada 25-28 Oktober 2015 tersebut adalah keinginan Indonesia bergabung ke Trans-Pacific Partnership (TPP). Keinginan untuk bergabung dengan TPP disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi kepada Presiden Obama saat pertemuan di Gedung Putih. Suatu pernyataan yang tampaknya dinantikan AS, setelah Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih memilih untuk tidak bergabung dengan TPP.

TPP merupakan kerja sama kemitraan ekonomi strategis negara-negara di lingkar Pasifik yang diinisiasi oleh AS dan perundingan traktatnya diikuti 12 negara yaitu AS, Australia, Brunei Darussaalam, Chili, Jepang, Malaysia, Peru, Singapura, Viet Nam, Mexico, Kanada dan Selandia Baru. Setelah perundingan selama 7 tahun, akhirnya pada tanggal 5 Oktober 2015 ke-12 negara peserta perundingan menyepakati Traktat TPP.

Traktat tersebut merupakan suatu kerangka hukum bagi kerja sama perdagangan bebas dan liberalisasi di berbagai sektor ekonomi yang sebelumnya dikenal sebagai Pacific 4 (Singapura, Brunei Darussalam, Chile dan Selandia Baru). Kerja sama tersebut menjadi blok perdagangan sangat besar yang mewakili 40 persen kekuatan ekonomi dunia (28.1 Trilyun GDP gabungan) dengan mengikutsertakan lebih dari 792 juta penduduk yang tersebar di ke-12 negara.

Keinginan Indonesia untuk bergabung ke TPP justru setelah tuntasnya perundingan dan disepakatinya Traktat TPP oleh 12 negara, kemudian memunculkan pandangan pro dan kontra di masyarakat. Sejumlah pertanyaan atau keraguan dari berbagai pihak pun muncul karena bergabungnya Indonesia dengan TPP dipandang akan merugikan Indonesia.