Monthly Archives: March 2016

Pemimpin ASEAN dan Media Sosial

jokowi di istana bogorPada Rabu (9 Maret 2016) pagi, Presiden JokoWidodo (Jokowi) memposting di akun twitternya @jokowi sebuah foto dirinya sedang berdiri di depan istana Bogor mengenakan kemeja putih dan sarung biru kotak-kotak. Di timelinenya tersebut Presiden Jokowi menulis dalam bahasa Indonesia “Menyaksikan gerhana matahari total dari Istana Bogor. Inilah tanda-tanda kekuasaan Allah, kebesaran Allah –Jkw”.

Sebelumnya, masih di hari yang sama, dalam rangka menyambut perayaan hari raya Nyepi yang tengah dilakukan umat Hindu, Presiden Jokowi menulis “Selamat menjalankan catur brata penyepian bagi umat Hindu. Semoga keheningan Nyepi membawa kedamaian dan kebahagiaan untuk kita semua –Jkw”.

Meski tidak sesering pengguna sosial media aktif dalam menggunakan akun media sosialnya di Facebook, Twitter, ataupun Instagram, Presiden Jokowi termasuk salah seorang pejabat tinggi negara yang sudah sejak lama secara rutin menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Diketahui bahwa sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo dan kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi telah akrab dengan sosial media dimana akun twitternya di @jokowi_do2 bahkan digunakan secara aktif untuk kampanye presiden oleh para pendukungnya.

Setelah menjabat sebagai Presiden RI pada Oktober 2015, kemudian dibuatlah akun resmi Jokowi di media sosial yang terverifikasi, baik di Facebook dengan laman Presiden Joko Widodo dan di twitter dengan akun @jokowi yang hingga kini telah memiliki 4,57 juta follower. Kehadiran Presiden Jokowi di media sosial dengan penampilan sederhana sepertinya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa meski telah menjadi presiden, Jokowi tetaplah seperti anggota mayarakat pada umumnya dan tetap sebagai pemimpin yang merakyat.

Ketika Jeihan Ikut Mendorong Perdamaian Iran-Arab Saudi

Pada 6-7 Maret 2016 Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke-5 Organisasi Konferensi Islam (KTT LB OKI) yang dihadiri delegasi dari 57 negara anggota OKI, wakil anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan negara obeserver. Di tengah kesibukan negara peserta KTT LB OKI membahas masalah Palestina dan Al Quds Al-Sharif (Yerusalem) dan melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT, ada satu kegiatan menarik yang dilakukan Pemerintah Indonesia yaitu penyerahan dua buah lukisan dari maestro pelukis Indonesia Jeihan Sukmantoro (78 tahun) kepada Pemerintah Iran dan Arab Saudi.

“Lukisan yang diberikan kepada Iran, merupakan simbol perdamaian dan persahabatan Indonesia serta harapan Indonesia-Iran agar kita bisa bersama-sama mewujudkan perdamaian dunia,” kata Menlu RI Retno Marsudi usai menemani Menlu Iran Javad Jarid Zarif menerima lukisan di sela-sela KTT LB OKI di Jakarta Convention Center, Senin 7 Maret 2016. Lukisan Jeihan yang diterima Menlu Zarif dari wakil keluarga Jeihan adalah sebuah lukisan besar berukuran sekitar 1,6 x 2 meter buatan tahun 1999 yang berjudul “Tafakur di Musdalifah”, sebuah lukisan yang mengekspresikan pengalaman pelukisnya saat melaksanakan ibadah haji.

Ojek Ontel Which Still Exist in Jakarta

IMG_20150909_121557“Lets ride my Ojek Ontel (bicycle taxi). Guaranteed faster Sir”, said Suparno, a 50 year old Ojek Ontel driver, with a smile in his face. Suparno is a resident of Jakarta who has decades offering Ojek Ontel services to people passing in front of the Station Jakarta Kota, Central Jakarta. He is one Ojek Ontel driver who can survive amid strong competition from other public transportation in Jakarta such as bus, taxi and motorcycle taxi as well as the latest phenomenon Go-Jek.

Go-Jek became the latest phenomenon in Indonesia using it’s newest innovation of transportation service to take out people easily as well as serves the other services such as food delivery, shopping, and shipping the document. Go-Jek is being a multifunction service company for transportation in Indonesia nowadays. Go-Jek break down the mainstream business in motorcycle transportation and make dillema for other public transportation such as motorcycle Ojek and Ojek Ontel.

Suparno said that when motorcycle taxi presents in the 1990s, many Ojek Ontel drivers complained about thier existences and felt like motorcycle taxi drivers alredy taken all their business and their roles. Now turn motorcycle taxi driver who complain about the Go-Jek presence. It’s a paradox while many people welcoming the Go-Jek but in the other side it turns off the motorcycle taxi and make Ojek Ontel transportation marginalized.