Monthly Archives: October 2016

Sensasi Gabus di Warung Pucung Bekasi

Setelah beberapa kali tertunda, karena warung tutup atau sajian sayur gabus pucung habis, akhirnya pada Minggu 23 Oktober 2016 saya berkesempatan merasakan kenikmatan kuliner sayur gabus pucung di Warung Pucung Jalan Pekayon No. 55 Pekayon Jaya, Bekasi. Sesuai namanya, menu andalan di warung ini adalah sayur ikan gabus pucung, salah satu kuliner kesohor khas Betawi yzng menggunakan buah pucung atau kluwek yang berwarna hitam (bahan yang dikenal sebagai bumbu rawon). Selain sayur gabus pucung, tentu saja ada menu lainnya yang dijual di warung ini seperti gorengan ikan sambal, tahu, tempe, petai rebus dan lalapan lainnya.

Ikan gabus merupakan ikan yang biasa ditemukan di air tawar ikan gabus yang sangat lezat bila dijadikan sajian kuliner. Ikan gabus pucung ini merupakan kuliner sederhana dengan citarasa yang tinggi dan enak digoyang di lidah.

Ketika saya tiba, warung terlihat tidak terlalu ramai. Tanpa menunggu lama saya langsung memesan seporsi sayur gabus pucung.

“gabusnya mau bagian kepala atau badan pak?”, tanya mbak penjaga warung

“kepala saja”, jawab saya sambil melongok ke dandang tempat sayur gabus pucung dihangatkan. Terlihat potongan kepala dan badan ikan gabus dalam kuah coklat kehitaman yang mengepul. Wangi aroma sayur gabus pucung langsung membangkitkan selera saat asapnya mengepul.

Dua Tahun Kebijakan Luar Negeri Jokowi-JK Dalam gambar

Dua puluh Oktober 2016 tepat dua tahun usia pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sejumlah capaian patut diapresiasi dalam masa dua tahun tersebut, termasuk di antaranya adalah pencapaian dalam memperjuangkan kepentingan nasional sebagai negara yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian seperti yang tercantum dalam Nawacita melalui diplomasi internasional.

Kementerian Luar Negeri sebagai ujung tombak pelaksanaan Politik Luar Negeri RI menerjemahkan konsep Nawacita kedalam 4 Prioritas Politik Luar Negeri, yaitu Menjaga Kedaulatan NKRI, Melindungi Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di Luar Negeri, Meningkatkan Diplomasi Ekonomi dan meningkatkan Peran Indonesia di Kawasan dan Dunia Internasional.

Untuk memudahkan penjelasan mengenai pencapaian dua tahun diplomasi internasional RI tersebut, Kementerian Luar Negeri membuat serangkaian gambar visual berbentuk infografis yang menunjukkan informasi sejumlah kegiatan diplomasi yang telah dilakukan. Dengan hashtag #KE2JANYATA ditampilkan lima infografis dalam tiga subtema yaitu Menciptakan Perdamaian Internasional, Melindungi WNI dan Menegakkan NKRI, dan Memimpin di Tingkat Regional dan Global.

Masa Depan Monarki Thailand di Tangan Vajiralongkorn

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej yang bergelar Rama IX wafat pada 13 Oktober 2016 dalam usia 88 tahun karena sakit. Raja Bhumibol Adulyadej adalah seorang raja yang paling lama bertahta di dunia, 70 tahun terhitung sejak pengangkatannya pada 9 Juni 1946. Ia sangat dihormati oleh rakyatnya, dianggap sebagai manusia setengah dewa yang mewujudkan nilai-nilai Budha, pemersatu bangsa dan pembela rakyat kecil dan pemimpin negara yang berhasil menjaga stabilitas politik di negeri yang selalu bergejolak ketika terjadi pergantian kepemimpinan pemerintahan. Kepergian Raja Bhumibol tentu saja melahirkan duka yang mendalam bagi rakyat Thailand.

Berbarengan dengan pengumuman wafatnya Raja Bhumibol di stasiun televisi nasional oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, diumumkan pula kepastian bahwa Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn (64 tahun) akan naik tahta sebagai Raja Rama X dan dilantik setelah masa berkabung selesai. Pengumuman secara bersamaan ini sekaligus menepis kekhawatiran masyarakat akan terjadinya serangkan perubahan mendasar dalam kehidupan bernegara di Thailand.

Kekhawatiran muncul karena sosok Putra Mahkota Vijaralongkorn yang sama sekali berbeda dengan Raja Bhumibol dan perbedaan tersebut dapat dijadikan alasan untuk mendorong terjadinya perubahan di Thailand, baik perubahan bentuk negara dari kerajaan (monarki konstitusional) menjadi republik atau pemerintahan yang demokratis menjadi pemerintahan yang otoriter di bawah kekuasaan militer. Jika hal tersebut terjadi, maka tamat pula peran raja sebagai pemimpin negara di negeri gajah putih tersebut.

Masa Depan Monarki Thailand Pasca Wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej

Thailand berduka atas mangkatnya Raja Bhimbol Adulyadej, Rama IX, pada 13 Oktober 2016. Raja yang paling lama berkuasa di dunia ini, bertahta selama 70 tahun sejak dilantik pada 9 Juni 1946, meninggal dunia di rumah sakit pada usia 88 tahun. Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej merupakan seorang raja yang sangat dihormati rakyatnya dan dipandang sebagai manusia setengah dewa yang mewujudkan nilai-nilai Budha. Ia dipandang sebagai pemersatu bangsa dan pembela rakyat kecil serta berhasil menstabilitaskan politik di negeri yang selalu bergejolak akibat kudeta militer yang terus menerus.

Setelah mengumumkan wafatnya Raja Bhumibol di stasiun televisi nasional, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memastikan bahwa Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn akan naik tahta sebagai Raja Rama X. Pengumuman tersebut muncul di tengah kekhawatiran bahwa sang Putra Mahkota tidak dapat meneruskan kebijakan dan stabilitas yang dilakukan ayahnya.

Putra Mahkota Vajiralongkorn akan dihadapkan pada sejumlah tantangan serius sebagai seorang raja karena dipandang tidak memiliki kualitas seperti ayahnya. Ia tidak mendapatkan penghormatan sangat besar dari rakyatnya dan tidak memiliki karisma dan moral seperti ayahnya. Sang Putra Mahkota dipandang hanya sedikit memberikan perhatian pada institusi demokrasi atau pembela demokrasi. Ia sangat menikmati gaya hidupnya yang eksentrik dan mewah tanpa ada seorang pun yang mengaudit pajaknya. Dengan sejumlah kelemahan yang terdapat pada putra mahkota, muncul kekhawatiran bahwa militer pada akhirnya yang akan menentukan nasib politik di Thailand.

Diplomasi di Media Sosial Menlu Retno Marsudi

Sabtu, 8 Oktober 2016, Kompasianival 2016 berlangsung di Gedung Smesco Jakarta. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hadir sebagai keynote speaker dalam ajang kopi darat tahunan blogger Kompasiana. Kehadirannya sangat ditunggu oleh para bloggger dan pengguna media sosial yang ingin mendengarkan pandangan seorang diplomat senior dan Menlu perempuan pertama di Indonesia mengenai kegiatan diplomasi di era global, era di mana kegiatan diplomasi tidak lagi dilakukan konvensional namun sudah digital dan real time (digital diplomacy). Era di mana laporan yang disampaikan diplomat Indonesia sifatnya really exactly real time dan bisa langsung dilakukan analisis terhadap laporan yang dikirimkan.

Mengenakan kemeja putih lengan panjang dan selalu tersenyum khas diplomat di hadapan para blogger Kompasiana dan pengguna sosial media lainnya, Menlu Retno langsung mengemukakan mengenai pentingnya teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang dapat digunakan untuk menunjang pekerjaan dan kegiatan diplomasi yang menuntut komunikasi yang baik dengan diplomat di negara lain, pihak kedutaan, dan pemerintah negara lain.

Menlu Retno dan Diplomasi Sosial Media

Menlu Retno Akan “Berbagi Nasionalisme” di Kompasianival 2016, begitu judul berita di Kompas.com, 6 Oktober 2016. Berita tersebut memastikan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan kehadirannya sebagai keynote speaker pada Kompasianival 2016, di Gedung Smesco, Jakarta, pada hari ini, Sabtu (8/10/2016) dan akan berbicara tentang “Berbagi Nasionalisme.”

Kehadiran Menlu Retno dalam acara Kompasianival 2016 tentu saja akan menjadi magnet tersendiri bagi ajang pertemuan tahunan blogger Kompasiana. Para peserta akan dapat mendengarkan pandangan seorang Menlu perempuan pertama Indonesia tersebut mengenai nasionalisme di era global, era dimana tugas-tugas diplomasi tidak lagi dilakukan secara konvensional namun mesti dilakukan secara real time.