Monthly Archives: September 2018

Merayakan Kemerdekaan Meksiko

Tanggal 16 September merupakan tanggal istimewa bagi rakyat Meksiko karena tanggal tersebut diperingati sebagai hari kemerdekaan dan hari libur nasional.

Tanggal 16 September ditetapkan sebagai hari kemerdekaan karena pada tanggal tersebut terjadi peristiwa dimana Miguel Hidalgo, salah seorang pemimpin nasional perang kemerdekaan Meksiko, melakukan tangisan kemerdekaan (El Grito de la Independence) di kota Dolores, Guanajuato, pada tanggal 16 September 1810. Tangisan kemerdekaan atau el Grito tersebut sangat penting karena dinilai menjadi awal terjadinya gerakan revolusi menghadapi Spanyol.

Masyarakat Meksiko merayakan hari kemerdekaan dengan menyalakan kembang api, makan dan minum, pesta dansa dan musik, serta parade militer pada tanggal 16 September 2018.

Teotihuacan Dan Misteri Tempat Kelahiran Tuhan

“Dimanakah tempat Tuhan atau Dewa dilahirkan?” Jawaban atas pertanyaan tersebut tentu saja bisa beragam dan panjang lebar, tergantung latar belakang siapa yang menjawabnya. Tapi kalau pertanyaan tersebut diajukan ke masyarakat Bangsa Aztec yang mendiami lembah Meksiko, maka jawabannya adalah Tuhan atau Dewa dilahirkan di Teotihuacan (baca: teotiwa’kan).

Teotihuacan adalah sebuah kota Mesoamerika kuno yang berlokasi di anak lembah Meksiko, sekitar 40 km timur laut Mexico City saat ini. Nama Teotihucan bukan berasal dari jejak-jejak reruntuhan bangunan dan piramid di kota tersebut, melainkan diberikan oleh Bangsa Aztec yang menguasai kota Mesoamerika kuno tersebut. Bangsa Aztec yang menguasai Teotihuacan, meski mereka tidak tinggal di kota tersebut, memberi nama tempat dan struktur utama yang ada di situs tersebut sebagai “Tempat para dewa” dimana mereka meyakini bahwa dari tempat tersebutlah dunia diciptakan.

Jumatan di Mexico City

Hari kedua saya berada di Mexico City bertepatan dengan hari Jumat. Berbeda dengan di tanah air dimana saya dapat dengan mudah menemukan masjid untuk sholat Jumat berjamaah, maka di Mexico City sangatlah sulit menemukan masjid. Maklum saja, Mexico kan negeri dengan mayoritas penduduknya beragama Katholik. Diperkirakan hanya 1,5% saja warga Mexico yang beragama lain, salah satunya Islam.

Meski jumlah pemeluk Islam di Mexico hanya sedikit, namun di Mexico City ternyata terdapat sebuah masjid di Centro Educativo De La Comunidad Musulmana atau Pusat Pendidikan Komunitas Muslim, biasa disebut Masjid Polanco. Tidak ada papan nama ataupun tanda khusus apapun yang memperlihatkan bangunan tersebut adalah sebuah masjid.

Saat Militer China Unjuk Gigi

Salah satu cara mengisi kebosanan dalam penerbangan panjang Jakarta – Tokyo – Mexico City adalah dengan menonton film di pesawat, khususnya film-film baru (new releases) yang belum sempat ditonton. Dari beberapa film baru yang ditawarkan, salah satu film yang menarik perhatian adalah “Operation Red Sea”.

Menarik karena film tersebut bertema perang, salah satu tema film yang saya sukai, dan setahu saya film tersebut belum beredar di Jabodetabek. Dari googling diketahui bahwa “Operation Red Sea” benar-benar film baru produksi 2018 buatan China dan disutradarai oleh Dante Lam, salah satu sutradara kondang di negeri panda serta disponsori antara lain oleh Chinese People’s Liberation Army (PLA).

Film ini dibuat sebagai kado ulang tahun ke-90 dari Chinese PLA dan Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis China. Begiti ditayangkan pada Mei 2018, film ini langsung disambut hangat masyarakat China dan menjadikannya sebagai salah satu film box office di China.

Asian Games 2018 Indonesia Hebat

“Indonesia kalian hebat. Indonesia berhasil mewujudkan Enegi Asia menjadi kenyataan”, begitu pujian yang disampaikan Presiden Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA) Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah saat menutup Asian games 2018, 2 September 2018. Apresiasi yang disampaikan Presiden OCA tersebut jelas mewakili apresiasi dunia internasional atas penyelenggaraan Asian games 2018 yang sangat sukses.

Bagi Indonesia sendiri, keberhasilan penyelenggaraan Asian Games 2018 menjadi pembuktian akan soliditas dan kemampuan bangsa Indonesia, bahwa Indonesia baik-baik saja. Indonesia berhasil membuktikan bahwa ia tidak hanya mampu sebagai penyelenggara tetapi juga sebagai peserta.
Sebagai penyelenggara, Indonesia menunjukkan bahwa ia layak dan memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pesta olahraga tingkat internasional. Apa yang dicapai Indonesia sebagai penyelenggara ini dapat menjadi modal dalam mendorong diplomasi melalui olahraga.

Dalam hubungan internasional, olahraga terbukti menjadi salah satu alat diplomasi yang mampu meredam konflik atau minimal mencairkan ketegangan antar negara yang tengah bertikai. Contoh, adanya tim gabungan Korea Utara dan Selatan di Asian Games 2018 memperlihatkan bahwa hubungan kedua Korea bisa mencair di dunia olahraga.

Sedangkan sebagai peserta, raihan medali yang diperoleh atlit-atlit Indonesia sebanyak 98 keping (31 emas, 24 perak dan 43 perunggu) menunjukkan bahwa atlit Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional.