Monthly Archives: November 2023

Nikmatnya Sup Kepala Ian dari Gang di Makassar

Asam di gunung garam di Laut bertemu di belanga. Begitu bunyi perkataan bijak untuk menggambarkan bertemunya dua benda yang berbeda asal usul. Dalam konteks kuliner, kata-kata tersebut dapat dikaitkan dengan kuliner sup kepala ikan (dalam bahasa Makassar disebut pallumara) yang merupakan kuliner khas Makassar, seperti yang dapat dijumpai di Warung Mappanyuki Palumara Kepala Ikan Kakap yang berlokasi di Jl H.A Mappanyukki No 20 Makassar. Lokasinya Tak tepat di pinggir jalan besar, namun masuk ke jalan kecil. 

Rasa asam yang berasal dari belimbing wuluh bertemu dengan berbagai rempah-rempah, bumbu kunyit, santan encer, garam dan kepala kakap merah di dalam wajan atau panci. Semuanya dimasak bersama hingga matang dan kemudian disajikan hangat di sebuah piring dan ditaburi bawang goreng secukupnya.

Semua perpaduan di atas memunculkan cita rasa yang langsung menyentuh rasa cinta yang muncul di indera pengecap. 

Saking nikmatnya, tidak terasa sepiring sup kepala ikan kakap dan nasi ludas disantap dalam waktu yang tidak terlalu lama. Takaran porsinya pun pas, sehingga tidak membuat perut kekenyangan. 

Read more: Nikmatnya Sup Kepala Ian dari Gang di Makassar

Begitu kuah kuning yang berasal dari bumbu kunyit dan potongan daging di kepala ikan dan sesendok nasi masuk ke rongga mulut, terasa kesegaran kuahnya. Semakin segar saat ditambah perasan jeruk nipis. Potongan daging kepala ikannya pun lembut dan tidak tercium bau amis. Mungkin karena kepala ikan kakapnya sudah direbus sebelumnya dan dibersihkan. 

Dengan cita rasa sup kepala ikan yang sedap dan nikmat serta kebersihan sajiannya, tidak mengherankan apabila Warung Mappanyuki Pallumarra Kepala Kakap ini pernah memperoleh penghargaan Makassar Most Favorite Award “Culinary 2011” dari Makassar Research dan Makasar terkini. 

“Warung sup ikan ini memang kecil dan berada di dalam gang, tapi legendaris dan banyak pejabat yang kerap berkunjung kesini,” ujar senior SMA saya, Bang Waqqas, yang malam itu bersama istrinya mengajak saya kulineran di tempat makan ini. 

Bang Waqqas tidak sedang merendah. Seperti disebutkan di awal, lokasi Warung Mappanyuki Pallumara Kepala Ikan Kakap memang berada di dalam sebuah gang kecil. Warung berdiri di atas lahan sempit dan sudah dijalankan sejak Mei 2000. Tempat makannya terdiri dari sekitar 4 meja di ruang yang dulunya seperti ruang tamu rumah sederhana.

Meski warung makan milik H Abdullah dan Hj Suming ini sudah berdiri sejak tahun 2000, namun kehadirannya tetap tidak mencolok. Kalau saja saya tidak diajak Bang Waqqas, mungkin saya tidak tahu keberadaan warung ini. 

“Dulu, teman saya seangkatan di SMA, saat menjabat sebagai kepala pajak di Makassar, sering makan siang disini. Bahkan kalau hendak ke Jakarta, dia juga kerap membeli sup kepala ikan kakap disini untuk oleh-oleh ke istrinya,” ujar Bang Waqqas. 

“Bisa dibungkus juga rupanya,” tanya saya. 

“Bisa. Biasanya saat hendak ke bandara, mampir terlebih dahulu ke warung ibu dan pesan sup kepala ikannya untuk dibungkus dengan baik sehingga bisa dibawa ke pesawat,” jawab Bang Waqqas. 

“Oke Bang terima kasih sudah mengajak kulineran kesini. Tambah lagi pengalaman kulineran saya di Makassar selain menikmati coto, konro, mie titi, jalangkote atau ikan bakar,” ujar saya 

“Sama-sama mas,” ujar Bang Waqqas mengakhiri pembicaraan. (AHU)