Sebagai orang tua yang memiliki anak remaja, salah satu kewajiban saya pada setiap akhir pekan atau saat libur adalah menemani mereka berjalan-jalan ke tempat-tempat keramaian atau kawasan publik seperti pusat perbelanjaan dan taman. Dan setiap kali berkunjung ke tempat-tempat tersebut, pada umumnya kegiatan pertama yang mereka lakukan adalah mencari sinyal WiFi lewat smartphone atau ipad yang mereka bawa.
Jika terdapat sinyal WiFi, maka mereka pun segera mengecek apakah sinyal tersebut dapat diakses gratis atau tidak. Jika gratis, apakah menggunakan password atau tidak untuk mengaksesnya. Jika menggunakan password, maka yang mereka lakukan adalah segera mengangkses situs web terkait menggunakan browser dan memasukkan nomor handphone, tak lama kemudian, operator telkom pun mengirimkan password yang dibutuhkan lewat SMS. Selanjutnya mereka pun bisa bebas berselancar di dunia maya.
Wuih aksesnya lumayan kenceng, bisa buat download file’, begitu komentar anak saya saat berselancar memanfaatkan akses WiFi gratis di pusat perbelanjaan Solana di distrik Chaoyang.
Awalnya saya mengira hanya anak-anak saya saja yang melakukan aktivitas seperti orang fakir bandwith, namun setelah saya perhatikan, kebanyakan orang yang memasuki suatu restoran atau berkunjung ke pusat perbelanjaan, maka salah satu kegiatan pertamanya adalah mencari sinyal WiFi gratis. Dan apa yang mereka lakukan ini sesungguhnya bukanlah hal yang aneh karena hal tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Beijing untuk mendorong peningkatan penggunaan internet oleh warganya. Untuk maksud tersebut, sejak dua tahun terakhir Pemerintah Kota Beijing telah menyiapkan fasilitas internet gratis di kawasan publik seperti di pusat perbelanjaan, taman, bandara dan stasiun kereta. Selain itu Pemerintah Kota juga mendorong hotel, restoran dan cafe untuk memberikan fasilitas akses internet gratis, setidaknya untuk pelanggan atau konsumen mereka. Tujuan akhirnya adalah menjadikan Beijing sebagai ‘kota nirklabel’ terkemuka di dunia.
Guna mencapai tujuannya tersebut, Pemerintah Kota Beijing memberikan kompensasi biaya kepada operator telekom seperti China Mobile dan bekerja sama mengembangkan jaringan internet gratis di tempat-tempat umum. Sejauh ini semua distrik di pusat kota Beijing, yaitu Haidian, Fengtai, Xuanwu, Chungwen, Xicheng, Dongcheng, Shijingshan, dan Chaoyang, telah memiliki jaringan internet gratis di tempat umum. Beberapa tempat umum yang dipasangi fasilitas internet gratis antara lain pusat perbelanjaan Wangfujing dan Xidan, Taman Olimpiade, Taman Chaoyang, Pusat Perbelanjaan Solana dan Sanlitun di Chaoyang, pusat perbelanjaan elektronik Zhongguancun, Bandara Internasional Beijing, dan Stasiun Kereta Selatan dan Barat.
Untuk dapat mengakses internet menggunakan WiFI secara gratis, pengguna mesti terdaftar terlebih dahulu di operator telkom karena password yang akan digunakan dikirimkan melalui SMS. Setelah mendapatkan password, pengguna bisa berselancar selama seharian. Sementara untuk pengguna internet gratis di restoran, cafe atau hotel, tidak harus terdaftar di operator telkom, cukup menanyakan password yang dibutuhkan kepada pelayan restoran/cafe atau resepsionis hotel karena mereka umumnya menggunakan jaringan WiFi sendiri.
Tersedianya fasilitas internet gratis di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, taman, bandara, stasiun kereta atau tempat tertentu seperti restoran, café dan hotel, jelas sangat menyenangkan. Pengguna internet tetap bisa beraktivitas di dunia maya selama berada di tempat-tempat umum atau saat sedang makan di restoran, misalnya untuk mengecek email, tanpa khawatir terbebani biaya akses.
Tersedianya fasilitas internet gratis ini sepertinya merupakan ironi tersendiri bagi China yang oleh kebanyakan orang di luar China dipandang sebagai negara yang sangat ketat menjalankan regulasi dan sensorship atas penggunaan internet. Di satu sisi China melakukan pengaturan sangat ketat, namun di sisi lain mendorong masyarakatnya untuk lebih banyak menggunakan internet dengan memberikan fasilitas internet gratis dan cepat di tempat-tempat umum. Melihat fasilitas internet gratis yang disiapkan Pemerintah Kota Beijing, pengguna internet di berbagai kota di Indonesia tentu saja layak iri karena sangat sedikit sekali fasilitas internet gratis di tempat-tempat umum. Di bandara misalnya, fasilitas internet gratis biasanya hanya tersedia di lounge VIP atau business class. Sementara itu restoran ataupun hotel berbintang 5 sekalipun hanya sedikit yang menyediakan akses internet gratis. Di hotel berbintang misalnya, saat saya menginap di hotel Bali Rani Kuta bulan lalu, untuk bisa mengakses internet saya mesti membeli voucher seharga 20-30 ribu rupiah per jam. Bisa jadi sangat minimnya fasilitas internet gratis di kota-kota di Indonesia karena terkendala masalah biaya pengembangan jaringan, tetapi bisa jadi juga karena orang Indonesia memang belum memerlukan akses internet seperti yang tercermin dari ucapan seorang pejabat tinggi negara ketika mengomentari lambatnya akses internet di Indonesia: ‘untuk apa akses internet cepat’.
Leave a Reply