Tersenyumlah, maka dunia pun akan tersenyum bersamamu. Begitu sebuah kata-kata bijak yang sering saya dengar. Perkataan yang menegaskan arti penting senyuman dalam kehidupan kita. Lewat senyum seseorang bisa menunjukkan rasa senang, gembira, suka dan sebagainya. Senyum itu menyehatkan dan memberikan keberuntungan bagi mereka yang tersenyum. Bahkan dengan senyum tulus, hal buruk bisa menjadi baik, kesepakatan bisnis bisa dilakukan dan kita pun mudah mendapatkan teman dimanapun berada.
Dan mesti sudah mengetahui arti penting senyum, tampaknya tidak semua orang bisa tersenyum dengan baik, apalagi sampai memenuhi kriteria tertentu misalnya harus dapat memperlihatkan 6-8 gigi saat tersenyum dan senyum paling tidak selama 10 menit.
Menyadari bahwa tidak semua orang bisa tersenyum dengan baik, pengelola kereta cepat di Chengdu, ibu kota Propinsi Sichuan, China, baru-baru ini menggelar program pelatihan bagi para pramugari kereta agar bisa tersenyum dengan baik saat bertugas, terutama di saat puncak kepadatan penumpang seperti saat liburan panjang Spring Festival (festival musim semi), yang akan berlangsung mulai minggu depan.
Dan percaya atau tidak, chopstick atau sumpit yang biasa digunakan sebagai alat makan tradisional masyarakat China ternyata bisa menjadi alat bantu untuk membuat orang bisa tersenyum dengan baik dan terkesan ramah. Dalam pelatihan tersebut para instruktur pelatihan meminta para pramugari kereta untuk melatih senyumannya dengan cara menggigit chopstick tanpa boleh menempel di bibir, apalagi sampai terjatuh. Dengan latihan intens selama program pelatihan diharapkan para pramugari tersebut akan terlatih dan terbiasa untuk tersenyum baik dan ramah saat melayani penumpang, apapun kondisinya. Dan ditengah kepadatan penumpang, senyum manis dari para pramugari akan membuat penumpang ikut tersenyum dan gembira selama perjalanan.
Dan bicara soal pelatihan senyum menggunakan chopstick yang dilakukan pengelola kereta cepat di Chengdu, sebenarnya hal tersebut bukanlah yang pertama di China. Pelatihan tersenyum menggunakan chopstick sudah menjadi pelatihan standar di industri jasa China. Kerenanya tidak mengherankan jika banyak pelatihan serupa pernah dilakukan sebelumnya dan tidak terbatas pada pramugari kereta, tetapi juga pramugari pesawat atau pegawai bank seperti terlihat pada foto dibawah ini.

Kalau China sudah secara sistimatis menerapkan program latihan tersenyum untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, bagaimana dengan Indonesia yang konon masyarakatnya dikenal ramah tamah dan suka tersenyum. Masihkan kita perlu belajar tersenyum?
Setuju banget Mas Aris… memang senyum bisa menyejukkan dunia… coba kalo semua orang sedunia bisa tersenyum dengan tulus… suasana dunia sekarang ini akan tambah adem… no war just peace hehehe.. salam dari doha
di Indonesia masih banyak senyum yang dibuat-buat. bagus juga kalau pemerintah di sini bisa mempraktekan teknik ini, dengan begitu, senyum yang keluar dari bibir seseorang adalah senyum yang wajib diberikan apalagi dalam pelayanan. pake hati juga gitu :)
Setelah baca ini langsung teringat sama tukang mie-pangsit yg membuang banyak sumpit bekas setelah tutup warung. Mungkin pemandangan itu gak akan saya liat lagi karena setelah baca artikel ini para penikmat mie akan menyimpan sumpitnya kalau abis makan mei-pangsit untuk latihan senyum… he..he..
@Hermawan, salam juga dan marilah kita tersenum
@yanmira, yuk kita latihan tersenyum tanpa nunggu instruksi pemerintah :)
@Baskoji, iya, habis makan pangsit terus latihan senyum, apalagi di depannya ada cewek manis ya Ji :)
para petinggi Garuda, PT KAI, Pelni dan pelayanan Publik lainnya, sebaiknya memang belajar senyum yg baik…stigma kita bangsa yang ramah-tamah tidak menjamin senyumannya menawan…t kasih pak AHU info nya…selamat bertugas..
creative bgt y. simple tp ‘sesuatu’.hihi
senyum adalah shodaqoh (hadits)
Infonya sangat membantu…
Sy lg agk bermasalah dgn senyuman, jd latian senyum dgn bantuan chopstick boleh jg dicoba…
Thx…