Blogger dan Dukungan Terhadap Komunitas ASEAN

Pada tanggal 10 Mei 2011, sejumlah blogger Indonesia dari berbagai daerah seperti Surabaya, Solo, Yogyakarta, Makassar, Depok, Bekasi, Bogor dan Tangerang berkumpul di Jakarta guna mendeklarasikan pembentukan Komunitas Blogger ASEAN (ASEAN Blogger Community) Chapter Indonesia yang salah satu tujuannya adalah untuk membantu upaya memperkuat integrasi ASEAN yang bersifat kerakyatan (people centred) dan menjembatani komunikasi di antara blogger dan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN melalui kegiatan online (blog dan media sosial) serta offline. Pembentukan komunitas ini tentu saja disambut hangat oleh berbagai pihak, khususnya pemerintah, yang tengah berupaya membumikan dan memasyarakatkan ASEAN.

Kenyataan bahwa perkembangan ASEAN belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat tercermin dari hasil survey Litbang Kompas mengenai ASEAN pada minggu pertama Mei 2011. Hasilnya, seperi yang dirilis Kompas pada tanggal 13 Mei 2011, hanya 16 persen responden yang mengetahui rencana pembentukan Komunitas ASEAN. Bahkan hanya seperempat dari mereka mengetahui bahwa pembentukan Komunitas ASEAN ditargetkan pada tahun 2015.

Ini tentu saja merupakan tantangan tersendiri bagi negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, mengingat target pembentukan Komunitas ASEAN 2015 tinggal empat tahun dari sekarang. Negara-negara anggota ASEAN perlu bersiap untuk memperkuat konsolidasi menyongsong era baru komunitas bangsa-bangsa di Asia Tenggara serta menghadapi perkembangan global.

Kerjasama di level pemerintahan (Government-to-Government atau G-to-G) memang telah terjalin dengan baik. Namun tanpa diikuti terjalinnya hubungan baik antar anggota masyarakat (People-to-People contact atau P-to-P), maka persepsi yang selalu muncul adalah kerjasama ASEAN merupakan kerjasama eksklusif dan elitis serta tidak menyentuh kepentingan masyarakta luas..

Dalam meningkatkan hubungan P-to-P, apa yang dupayakan Pemerintah tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai elemen masyarakat, salah satunya adalah blogger. Blogger, dengan segala aktivitasnya sebagai produsen informasi dalam segala bentuknya (tulisan, gambar ataupun film), memiliki peran penting dalam mengkomunikasikan dan menginformasikan suatu hal. Di tengah popularitas media sosial seperti Facebook dan Twitter, blog tetap menjadi pilihan terbaik untuk menyampaikan pesan atau informasi ke publik.

Dengan kemudahan akses internet dan semakin banyaknya fitur-fitur yang ditawarkan para pengembang blog, para pengguna dan penggiat blog pun semakin meningkat, terutama di kalangan kaum muda. Para penggiat blog muda yang tumbuh di ranah digital ini tumbuh dan berkembang menjadi digital massive dan aktif merambah dunia maya (blogwalking) untuk berbagi dan mendapatkan beragam informasi serta tentu saja melakukan interaksi.

Karena itu ketika seorang blogger mengunggah sebuah informasi mengenai ASEAN, maka informasi tersebut punya seribu bahkan sejuta kesempatan untuk diakses oleh masyarakat dunia, saat itu juga dan kapan pun. Bukan hanya itu, seribu atau sejuta interaksi pun terjadi, antara lain melalui dialog di kolom komentar. Informasi dan interaksi yang berkembang akan saling menunjang dalam memberikan pandangan tentang ASEAN dari berbagai persfektif. Pada gilirannya, kekuatan penetrasi semacam ini akan sangat mendukung adanya perubahan prilaku dan pandangan masyarakat mengenai ASEAN.

Kembali ke upaya blogger Indonesia untuk menginisiasi pembentukan Komunitas Blogger ASEAN, sesungguhnya hal tersebut merupakan suatu terobosan bagi blogger Indonesia sendiri untuk mulai bersikap outward looking. Melihat apa yang terjadi di kawasan sekitar dan memperhatikan dampaknya bagi bangsa Indonesia.

Saya ingat, ketika pertama kali saya melontarkan embrio pembentukan Komunitas Blogger ASEAN pada saat penyelenggaraan seminar mengenai ASEAN di hadapan para blogger Surabaya, Mei 2010, pertanyaan pertama yang muncul adalah apa perlunya blogger mengetahui perkembangan ASEAN. Banyak permasalahan di dalam negeri yang bisa ditulis dan diketahui masyarakat, kenapa blogger Indonesia mesti repot-repot mengetahui perkembangan di ASEAN. Permasalahan lainnya, ASEAN sendiri sulit dipahami, berbagai kesepakatan yang dicapai tidak dirasakan langsung oleh masyarakat, belum lagi bahasa-bahasa dalam setiap pernyataan (statement) yang dihasilkan dalam setiap pertemuan terkesan mengukir langit dan sulit dipahami. Pertanyaan-pertanyaan yang sama juga bergulir ketika seminar mengenai ASEAN dihadapan blogger diselenggarakan di Solo, Bekasi, Ambon, dan Makassar.

Namun dari pertanyaan-pertanyaan kritis para blogger,  satu benang merah yang saya tangkap adalah semangat luar biasa dari para blogger untuk ikut serta menyebarluaskan informasi perkembangan ASEAN ke masyarakat melalui Komunitas Blogger ASEAN. Semangat ini yang saya tangkap dan kemudian saya sorongkan ke pimpinan Kementerian Luar Negeri, khususnya Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, agar didukung pelaksanaannya.

Tentu saja tidak semua blogger mendukung gagasan pembentukan Komunitas Blogger ASEAN. Diam-diam ada yang mencibir dan beranggapan bahwa apa yang dilakukan hanya sekedar cari muka agar mendapat dukungan pemerintah. Sementara yang lainnya, mencoba menangkap peluang dari peran Indonesia sebagai ketua ASEAN dan berencana menggabungkannya dengan kegiatan tahunan yang biasa dilakukannya di Jakarta dengan tambahan peserta para blogger dari negara-negara anggota ASEAN. Semua ini sah-sah saja dan tidak perlu diperdebatkan lebih lanjut. Para blogger memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapat (ataupun tidak menyatakan pendapat) dan berekspresi.

Yang diperlukan sekarang adalah adanya keseriusan dalam menindaklanjuti deklarasi dengan antara lain menyusun program kerja dari Komunitas Blogger ASEAN sesuai dengan tujuan yang disebutkan dalam deklarasi serta pembagian tugas kegiatan online dan offline. Semua blogger dan pihak-pihak yang ingin terlibat dapat dirangkul dan diajak bekerjasama.

Terkait dengan kegiatan online, selain memaksimalkan blog mengenai ASEAN, perlu juga dipikirkan adanya segmentasi blog jika ingin serius membahas dan mengedukasi masyarakat mengenai isu-isu ASEAN. Segmentasi diperlukan untuk mendalami berbagai isu yang berkembang dalam kerjasama ASEAN.

Seorang blogger yang memiliki minat dan latar belakang pengetahuan mengenai kerjasama politik keamanan dapat mengkhususkan diri membahas perkembangan kerjasama politik keamanan. Sementara blogger yang tertarik dengan masalah-masalah ekonomi, bisa mengkhususkan diri membahas kerjasama yang masuk dalam kerangka komunitas ekonomi ASEAN. Akhirnya para blogger budayawan atau yang bergerak di bidang pendidikan misalnya, bisa menuangkan gagasan dan menyebarkan informasi tentang ASEAN yang tercakup dalam komunitas sosial budaya ASEAN.

Sementara dalam kegiatan offline, berbagai diskusi dan sosialisasi perlu terus didorong untuk memperkaya dan memperdalam wawasan blogger mengenai perkembangan ASEAN. Berbagai pertemuan dan diskusi dengan para pakar atau praktisi ASEAN perlu diagendakan dalam kegiatan kopi darat yang dilakukan secara periodik.

Dengan langkah-langkah terukur seperti tersebut di atas, saya yakin upaya untuk mensinergikan peran blogger dan proses pembentukan Komunitas ASEAN 2015 pun dapat dilakukan secara lebih berdaya guna dan berkesinambungan.

3 Responses to Blogger dan Dukungan Terhadap Komunitas ASEAN

  1. semestinya banyak yang bisa kita lakukan utk indonesia dan asean melalui ABC ini. selamat ABC!

  2. Setuju mas Anjari, mari kita bahu membahu bekerjasama memajukan Indonesia dan ASEAN.

  3. jarwadi says:

    dari sudut pandang cacing, saya meraba – raba Asean blogger ini bisa memberi kontribusi terhadap masalah masalah praktis yg dialami negara kita, misalnya masalah TKI, masalah penyelundupan, narkotika, perbatasan, dll

    salam mas aris

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *