Catatan Ringan dari Ho Chi Minh City

Dalam rangka menghadiri suatu pertemuan ASEAN, saya akhirnya berkesempatan menjejakkan kaki di kota terbesar dan legendaris di Vietnam yaitu Ho Chi Minh City (HCMC). Bagi penggemar film-film perang, khususnya film perang mengenai Vietnam yang dibintangi Chuck Norris dan Silvester Stallone, HCMC tentunya bukanlah kota yang asing. Di kota inilah dulu tentara sekutu dibawah pimpinan Amerika Serikat menempatkan markas besar tentaranya guna mendukung tentara Vietnam Selatan menghadapi Vietnam Utara yang komunis. Selain itu, jauh sebelum perang Vietnam meletus, HCMC telah dikenal dunia sebagai ibu kota Vietnam Selatan dan Pemerintah kolonial Perancis dengan nama Saigon.

Di era modern saat ini, ketika Vietnam Selatan dan Utara telah bergabung menjadi suatu negara bersatu, HCMC pun tetap memiliki daya tarik sebagai salah satu kota terbesar di Vietnam. Bahkan kini HCMC telah tumbuh menjadi pusat kekuatan ekonomi Vietnam yang siap membawa negara tersebut bersaing di kawasan Asia Tenggara dan Asia. Di kota ini telah bermunculan gedung-gedung pencakar langit berdampingan dengan gedung-gedung peninggalan Perancis.

Nama HCMC sendiri ditetapkan oleh Pemerintah Republik Sosialis Vietnam pada tanggal 2 Juli 1978. Nama HCMC diambil dari nama tokoh dan pemimpin kemerdekaan, Perdana Menteri (1945-1955) dan presiden 1945-1969) Republik Sosialis Rakyat Vietnam, Ho Chi Minh, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.

Berpenduduk sekitar 6 juta jiwa, berjalan-jalan di HCMC kita tidak akan menyangka kalau sedang berada di sebuah kota besr dari negara sosialis, yang terasa justru aroma kapitalis. Iklan-iklan luar ruang yang besar-besar tampak di sepanjang jalan mempromosikan berbagai produk lokal hinggal global.

Beragam tempat menarik di HCMC bisa dijangkau dengan berjalan kaki, salah satunya adalah HCMC Hall atau Hotel de Ville de Saigon. Bangunan megah yang didirikan pada tahunh 1902-1908 memiliki arsitektur khas bergaya Perancis. Di depan gedung yang sekarang digunakan sebagai kantor Komite Rakyat HCMC ini terdapat taman terbuka yang cukup luas dan patung Ho Chi Minh sedang memangku seorang anak perempuan. Di kiri kanan taman serta di berbagai jalan di kota ini masih terlihat pohon-pohon besar yang membuat kota menjadi lebih sejuk.

Dari HCMC Hall kita bisa berjalan kaki menelusuri jalan menuju pasar Ben Thanh, sebuah pasar lama di HCMC di District 1 yang masih tetap bertahan hingga saat ini. Bangunan pasar ini pertama kali dibangun oleh Pemerintah Kolonial Perancis pada tahun 1859. Setelah mengalami beberapa kali kebakaran dan kerusakan serta direnovasi pada pada tahun 1985, pasar ini sekarang berdiri kokoh dan menjadi salah satu simbol HCMC. Pasar ini sangat populer dan menjadi tempat berkunjung para wisatawan yang ingin mencari souvenir, kerajinan tangan lokal, tekstil dan kuliner.

Persis di sisi kiri pasar Ben Than terdapat tempat kuliner terkenal yang sering dikunjungi wisatawan, salah satunya adalah Restoran “Pho 2000, Pho for President”. Di restoran ini para pengunjung dapat menikmati kuliner khas Vietnam berupa semangkuk mie beras yang disajikan hangat dengan campuran daging yang disayat tipis dan campuran bumbu yang menggugah selera. Dengan cita rasanya yang otentik, tidak heran jika restoran ini pernah dikunjungi Presiden AS Bill Clinton saat pemimpin negara adidaya tersebut berkunjung ke Vietnam pada tahun 2000. Presiden Bill Clinton secara khusus mencicipi hidangan pho di restoran tersebut. Itulah sebabnya restoran itu sekarang dinamakan “Pho 2000, Pho fort President”. Di dalam ruangan dengan mudah kita menjumpai foto-foto Presiden Bill Clinton sedang menyantap pho dan foto bersama dengan pemilik dan karyawan restoran tersebut.

Sambil menikmati kuliner di restoran Pho 2000, kita juga bisa melihat pemandangan di bundaran depan pasar Ben Tanh. Terlihat keramaian lalu lintas di bundaran kota, tidak kalah ramainya dengan pemandangan di Jakarta. Kendaraan bermotor roda dua keluaran terbaru tampak mendominasi jalan raya, sementara kendaraan roda 4 pun tidak kalah banyaknya. Ya pokoknya HCMC kini tidak berbeda dengan kota-kota besar lainnya, tumbuh dan berkembang, tapi pada saat yang bersamaan tetap semrawut.

Melihat keindahan HCMC, bayangan seram tentang Vietnam segera terhapuskan dari benak, meski agak semrawut, HCMC tetap indah dan terus berkembang. Dengan stabilitas politik di Vietnam dan pertumbuhan ekonomi negara itu yang terus membaik, tidak mengherankan jika suatu saat HCMC akan menjelma menjadi kota besar yang jauh lebih maju, menyamai kota-kota besar di negara-negara anggota ASEAN lainnya.

One Response to Catatan Ringan dari Ho Chi Minh City

  1. ferdi says:

    sempet nyicipin Cu Chi Tunnel tidak pak…kabarnya seru banget tu..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *