Menghadapi tuduhan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Kemenlu AS) mengenai kondisi hak-hak asasi manusia (HAM) di China yang tercantum dalam “United States Annual Country Report on Human Rights Practices 2011”, Pemerintah China melakukan balasan dengan mengeluarkan laporan serupa pada 25 Mei 2012 mengenai kondisi HAM di AS.
Dalam laporan berjudul “Human Rights Record of the United States in 2011”, Pemerintah China mengungkapkan kondisi HAM di AS berdasarkan dokumentasi dan bukti pelanggaran HAM di AS yang dimuat di berbagai media massa dan informasi dari berbagai sumber. Dalam laporan sepanjang 3 halaman penuh yang dimuat di surat kabar China Daily tanggal 26 Mei 2012, Pemerintah China menempatkan pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan AS ke dalam 6 kelompok yaitu:
1. Pelanggaran hak kehidupan, kesejahteraan dan keamanan perorangan
Sebagai negara super power, AS memiliki sumber daya manusia, keuangan dan material yang sangat cukup untuk melakukan pengawasan efektif terhadap tindak kejatahatan dengan kekerasan. Pada kenyataannya, masyarakat AS sering mengalami tindak kejahatan dan kekerasan, serta kurangnya perlindungan terhadap warga, tempat tinggal dan keamanan perorangan. Sebagai contoh, berdasarkan data Departemen Kehakiman AS, sebanyak 15 dari 1000 penduduk AS mengalami tindak kejahatan dan kekerasan pada tahun 2011.
2. Pelanggaran hak-hak sipil dan politik.
Banyak terjadi pelanggaran atas hak-hak sipil dan politik di AS. Sebagai contoh polisi AS menahan lebih dari 1000 orang yang melakukan aksi protes di Wall Street. Sementara menyangkut hak-hak politik, mengutip pemberitaan harian Guardian tanggal 11 Maret 2011, militer AS mengembangkan perangkat lunak yang memungkinkannya melakukan manipulasi secara diam-diam di situs sosial media menggunakan identitas palsu.
3. Pelanggaran hak ekonomi, sosial dan budaya
Sebagai negara kaya, AS ternyata tidak cukup memberikan jaminan atas hak ekonomi, sosial dan budaya, yang diperlukan bagi martabat dan pengembangan diri seseorang. Sebagai contoh, AS tidak mampu memberikan lapangan pekerjaan yang layak bagi warganya sehingga banyak muncul pengangguran.
4. Perlakuan Diskriminasi Rasial
Etnik minoritas di AS sudah lama mengalami penderitaan sistemik dari adanya tindakan yang diskrimnatif dan melembaga. Sebagai contoh, etnis minoritas diperlakukan diskriminatif jika menyangkut lapangan pekerjaan dan lebih memprioritaskan warga kulit putih.
5. Pelanggaran hak wanita dan anak-anak
Wanita dan anak-anak di AS sering mengalami diskriminasi, kekerasan dan kekerasan seksual, serta tindakan pornografi. Jumlah wanita yang duduk di pemerintahan pun tidak benar-benar terwakili, sebagai contoh di Kongres hanya terdapat 17 persen wanita.
6. Pelanggaran HAM terhadap negara lain
AS selalu menginjak-injak kedaulatan dan melanggar penghormatan HAM negara lain. Perilaku tersebut sering dilakukan dan memberikan kontribusi bagi ketidakpatuhan internasional.
Menilik laporan pelanggaran HAM AS yang dikeluarkan China tidak berselang lama dari laporan AS tentu saja menarik, karena memperlihatkan adanya langkah antisipatif China menghadapi tuduhan AS bahwa China tidak menghormati dan menegakkan HAM. China tidak lagi bersikap defensive seperti yang umumnya dilakukan banyak negara ketika diserang dengan bermacam tuduhan pelanggaran HAM.
Dengan telaten China mengumpulkan dan mengompilasi sebanyak mungkin pemberitaan di media massa dan laporan dari berbagai sumber mengenai berbagai pelanggaran HAM selama tahun 2011 yang terjadi di negeri Paman Sam dalam sebuah laporan terpadu. Laporan tersebut kemudian dijadikan amunisi untuk membalas tuduhan pelanggaran HAM oleh AS. Bukan hanya membalas, China pun memperlihatkan standar ganda yang selalu dilakukan negeri Paman Sam tersebut.
Melalui laporan tersebut, China bisa mengatakan kepada AS bahwa sebelum mereka menuduh negara lain tidak menghormati dan menegakkan HAM, AS sebaiknya menengok dirinya sendiri dan memperbaiki kondisi HAM di dalam negeri. Jika AS ingin membersihkan halaman rumah orang lain, sebaiknya bersihkan terlebih dahulu halaman rumahnya. Terakhir, China memperingatkan AS untuk tidak menggunakan isu HAM sebagai senjata untuk menyerang negara lain.
Dalam pandangan China, merupakan sesuatu yang wajar bagi setiap negara untuk berbeda dalam melihat dan memperbaiki kondisi HAM di negaranya. Dan cara terbaik untuk menjembatani adanya perbedaan tersebut adalah melalui dialog yang sejajar.
Menanggapi sikap tegas China mengenai masalah HAM, tentu saja banyak orang yang akan mengatakan bahwa semua langkah tersebut di atas dapat dilakukan China karena negeri tersebut sedang berada pada tingkat kepercayaan yang tinggi. Suatu pandangan yang tidak keliru karena dengan pemerintahan dan sistim politik yang stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat impresif selama lebih dari satu dekade terakhir serta nasionalisme masyarakatnya yang tinggi, China memang telah menjadi suatu kekuatan global yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
Leave a Reply