Sebagai rangkaian HUT ke-66 Kemerdekaan RI. KBRI Beijing menggelar resepsi diplomatik pada tanggal 14 September 2011 di hotel Grand Millenium Beijing. Hadir sebagai tamu undangan adalah anggota korps diplomatik dan mitra KBRI Beijing dari kalangan pejabat Pemerintah RRC, kalangan dunia usaha, akademisi, jurnalis dan perwakilan masyarakat Indonesia di Beijing. Hadir sebagai tamu kehormatan adalah Asisten Menteri Luar Negeri RRT Liu Zhenmin dan Utusan Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Penanggulangan Kemiskinan, H.S. Dillon.
Acara diawali dengan sambutan Duta Besar RI untuk RRC dan Mongolia Imron Cotan. Duta Besar Imron Cotan antara lain menyatakan kegembiraannya bahwa selama 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-RRC, hubungan kedua negara terus mengalami peningkatan, dimana tahun 2010 dinilai sebagai titik puncak dalam hubungan kedua negara.
Ditambahkan pula bahwa Indonesia dan RRC terus memperlihatkan tekadnya yang kuat untuk mewujudkan peningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara secara terencana. Untuk itu telah dicapai berbagai kesepakatan yang mengikat hubungan kerjasama kedua negara seperti Kerjasama Kemitraan Strategis Indonesia-RRC pada tahun 2005, Rencana Aksi 2010 dan Komunike Bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Wen Jiabao pada tahun 2011.
Salah satu wujud nyata dari keberhasilan hubungan bilateral Indonesia dan RRC dapat dilihat dari meningkatnya nilai perdagangan dan investasi yang sangat pesat dari US$ 28,3 Juta pada tahun 2009 menjadi US$ 42,6 juta pada tahun 2010. Jumlah pencapaian pada tahun 2010 tersebut telah mendekati target awal sebesar US$ 50 juta pada tahun 2015.
Melihat target pencapaian tahun 2015 sudah bisa dilakukan lebih cepat dari yang diperkirakan, maka oleh kedua Kepala Negara target tersebut direvisi dan disepakati target baru sebesar US$ 80 Juta. Untuk mencapai target baru tersebut tentu saja diperlukan berbagai upaya dan terobosan yang lebih kreatif dan inovatif. Keberhasilan pencapaian target tersebut diharapkan dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya diharapkan pula dapat menanggulangi masalah kemiskinan di masing-masing negara.
Dalam kaitan dengan masalah penanggulangan kemiskinan tersebut, khususnya upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia, KBRI Beijing memanfaatkan kehadiran Utusan Khusus Presiden SBY untuk Penanggulangan Kemiskinan H.S Dillon untuk berdiskusi dengan berbagai kalangan di RRC yang berasal dari kalangan pejabat pemerintah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha.
Dalam acara yang berlangsung pada 15 September 2011 dan dikemas dalam format “Breakfast Meeting”, pembicaraan yang dipandui Duta Besar Imron Cotan mengarah pada suatu keterkaiatan antara pencapaian target nilai perdagangan dan penanggulangan kemiskinan.
Dalam penjelasannya, H.S. Dillon mengungkapkan antara lain bahwa kemiskinan merupakan permasalahan global, tetapi tanggung jawab penanggulangannya sangat bersifat lokal. Aspek yang penting dari pengentasan kemiskinan adalah kebijakan pemerintah yang terkait dengan perubahan dan perbaikan sistem produksi, konsumsi dan distribusi, serta peningkatan akses terhadap pendidikan bagi penduduk miskin dan lapangan kerja.
H.S Dillon melihat bahwa dalam pengurangan kemiskinan, Pemerintah RRC sangat berpihak kepada rakyatnya dan keberpihakan tersebut berhasil mengurangi kemiskinan secara signifikan di RRC . Karenanya tidak mengherankan jika Presiden SBY terinsipirasi dan belajar dari keberhasilan RRC untuk kemudian mengembangkan Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
Ditambahkan oleh H.S Diloon bahwa ia sangat berharap segala bentuk perdagangan dan investasi asing termasuk dari RRC di Indonesia dapat lebih memperhatikan dampaknya bagi kesejahteraan rakyat kecil dan membantu meningkatkan keadilan ekonomi dan mempersempit kesenjangan sosial.
H.S Dillon juga mengungkapkan mengenai perlunya penguatan kelembagaan dan kebijakan yang mendukung upaya pengentasan kemiskinan, khususnya ditingkat lokal oleh pemerintah daerah. Hal ini penting untuk menciptakan kebijakan yang lebih menyentuh kebutuhan khusus masyarakat di daerah tertentu.
Sementara itu dalam upaya untuk lebih mengenalkan Indonesia di RRC, selain melakukan resepsi diplomatik dan breakfast meeting, KBRI Beijing melakukan promosi dan pameran dagang di lobi ball room bersamaan dengan kegiatan resepsi diplomatik, Promosi dan pameran tersebut diikuti beberapa perusahaan Indonesia seperti Garuda Indonesia, Garuda Food, Kopi Kapal Api dan Artha Graha. Selain itu dilakukan pula promosi budaya dan kuliner dengan menampilkan paduan suara pelajar Indonesia dan ibu Dharma Wanita yang menyanyikan lagu-lagu daerah Indonesia, pemutaran film Indonesia indah dan penyajian beberapa makanan dan jajanan khas Indonesia seperti kue jajanan pasar, nasi goreng dan asinan.
Leave a Reply