“Suatu ketika Presiden China Hu Jintao menghadiri jamuan makan malam di Gedung Putih bersama Presiden AS Barrack Obama dan istrinya, Michelle Obama. Usai jamuan makan malam, sebenarnya diagendakan acara pertukaran cindera mata khas kedua negara. Tapi acara pertukaran cindera mata kemudian dibatalkan, karena cindera mata yang akan dipertukarkan ternyata juga buatan China”, begitu guyonan yang dilontarkan Jay Leno, salah seorang host kondang yang memandu acara televisi “the Tonight Show with Jay Leno”.
Penonton pun spontan tertawa mendengar guyonan Jay Leno mengenai barang-barang “made in China” yang berhasil menembus ke berbagai negara di dunia, termasuk ke AS. Dengan nada sinis, satir dan sedikit ngawur, Jay Leno sepertinya ingin meledek ketidakmapuan negaranya menahan derasnya impor barang “Made in China”, dan pada saat bersamaan, ingin memuji keberhasilan pembangunan ekonomi China.
Jay Leno tidak sendiri, ada banyak host acara televisi atau komedian yang mencoba membuat humor tentang China dengan nada satir, yang untuk dapat mengerti humor tersebut perlu pemahaman dan pengetahuan tersendiri. Conan O’Brien, host acara bincang di televisi misalnya, melihat pertumbuhan ekonomi China yang stabil dan begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global, ia pun mengatakan “Menurut hasil sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini, 1 dari 5 orang Amerika percaya bahwa Tuhan mengarahkan pertumbuhan ekonomi dunia. Misteri (mengenai siapa itu Tuhan) itu pun terjawab: Tuhan adalah orang China”.
Selain isu pertumbuhan ekonomi China yang membuat iri sebagian besar masyarakat dunia dan karenanya menjadi lahan empuk untuk membuat humor, perbedaan bahasa juga kerap menjadi bahan humor yang mengasyikan, salah satunya terkait dengan nama orang. Humor klasik tentang hal ini adalah percakapan telepon antara mantan Presiden AS George Bush dengan mantan Menlunya, Condoleeza Rice, pada sekitar tahun 2003 ketika Hu Jintao baru saja menjadi Presiden China. Dan agar asyik memahaminya, saya tampilkan aslinya dalam bahasa Inggris:
George Bush: Condi! Nice to see you. What’s happening?
Condoleeza Rice (Condi): Sir, I have the report here about the new leader of China.
George: Great. Lay it on me.
Condi: Hu is the new leader of China.
George: That’s what I want to know.
Condi: That’s what I’m telling you.
George: That’s what I’m asking you. Who is the new leader of China?
Condi: Yes.
George: I mean the fellow’s name.
Condi: Hu.
George: The guy in China.
Condi: Hu.
George: The new leader of China.
Condi: Hu.
George: The Chinaman!
Condi: Hu is leading China.
George: Now whaddya’ asking me for?
Condi: I’m telling you Hu is leading China.
George: Well, I’m asking you. Who is leading China?
Condi: That’s the man’s name.
George: That’s who’s name?
Condi: Yes.
George: Will you or will you not tell me the name of the new leader of China?
Condi: Yes, sir.
George: Yassir? Yassir Arafat is in China? I thought he was in the Middle East.
Condi: That’s correct.
George: Then who is in China?
Condi: Yes, sir.
George: Yassir is in China?
Condi: No, sir.
George: Then who is?
Condi: Yes, sir.
George: Yassir?
Condi: No, sir.
George: Look, Condi. I need to know the name of the new leader of China. Get me the Secretary General of the U.N. on the phone.
Condi: Kofi?
Produk Cina bisa menembus ke mana-mana, sesungguhnya bukan guyonan. RRC sekarang menjadi negara raksasa, nomor dua setelah Amerika. Siapa tahu, dimasa mendatang ini bisa menjadi nomor satu. Terima kasih atas informasinya yang bagus.
Salam kompak:
Obyektif Cyber Magazine
(obyektif.com)