Jejak Aztec di Istana Nasional Meksiko

Dulu, setiap kali saya menonton filmopm yang menggambarkan suku bangsa Indian di Amerika Latin seperti Aztec atau Maya, maka gambaran yang didapatkan adalah mengenai suku-suku bangsa yang hidup di hutan-hutan, berpindah-pindah dan tinggal di tenda-tenda lancip.

Gambaran di atas berbeda misalnya dengan gambaran mengenai bangsa-bangsa di Mesir dan Eropa yang menetap dan tinggal di sebuah bangunan, rumah ataupun istana. Padahal mereka hidup pada kurun waktu yang sama.

Hal tersebut tentu saja memunculkan pertanyaan, apakah suku-suku bangsa di Amerika Latin tidak memiliki budaya mendirikan bangunan sebagai tempat kediaman? Apakah suku-suku bangsa di Amerika Latin tersebut hidup hanya berkelompok-kelompok/bersuku-suku saja dengan dipimpin seorang kepala suku atau yang dituakan dan tidak mengenal bentuk pemerintahan yang lebih luas seperti kerajaan atau kekaisaran.Jawaban atas pertanyaan tersebut di atas akhirnya saya peroleh ketika mengunjungi Istana Nasional (Palacio Nacional) di Mexico City. Istana Nasional yang sekarang dijadikan pusat pemerintahan Meksiko ini ternyata memiliki sejarah panjang, bahkan sejak jaman kekaisaran Aztec.

Menurut sejarahnya, Istana Palacio ternyata dibangun pada jaman Moctezuma II (1466 – 29 Juni 1520), penguasa ke-9 dari Kekaisaran Aztec. Pada masa inilah terjadi kontak pertama peradaban Mesoamerika dan Eropa dimana Moctezuma kemudian terbunuh pada peperangan dengan pasukan pendudukan yang dipimpin Hernan Cortes di ibu kota Aztec, Tenochtitlan.

Pada masa pemerintahannya, Moctezuma Ii membangun Istana sebagai “rumah baru”. Istana ini berfungsi sebagai tempat tinggal bangsawan Aztec dan pusat pemerintahan. Bangunan dibagi menjadi dua bagian dan didekorasi dengan marmer dan dicat. Terdapat ruang utama dengan hiasan lambang kerajaan, burung elang dan ular. Ada taman dan air mancur, dan ruang sanitari. Selain itu terdapat kamar tidur berkarpet katun dan bulu burung dan lantai ruangan lain yang mengkilap. Terdapat pula ruang administrasi, pelayan, tentara penjaga dan gudang.

Yang tidak kalah menarik di istana ini juga disiapkan ruangan bagi para tetua suku yang dipimpin oleh kaisar sendiri untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar warga.

Saat Kekaisaran Aztec akhirnya berhasil ditaklukan oleh Spanyol, tanah dan bangunan istana diambil alih oleh Hernan Cortes sebagai penguasa mewakil Spanyol. Cortes.kemudian menugaskan dua orang arsiteknya yaitu Rodrigo de Pontocilos dan Juan Rodriguez untuk menata kembali istana tersebut. Pada saat itu tidak seluruh bangunan dihancurkan, hanya bagian-bagian tertentu saja yang dihancurkan dan dikosongkan untuk kemudian disesuaikan sesuai kebutuhan.

Seiring perjalanan sejarahnya, Istana Nasional menjadi bangunan yang sangat dibanggakan masyarakat Meksiko, yang menurut mantan Presiden Meksiko Ernesto Zedillo dan Carlos Fuentes, Istana Nasioanl adalah “bangunan berjalan dan tidak bergerak”.

“Berjalan” karena merepresentasikan arsitektur dan peradaban Spanyol di dunia baru. “Tidak bergerak” karena sejak jaman Aztec lokasinya sudah menjadi pusat kekuatan politik, pertama sebagai istana pemimpin Aztec, kemudian istana bangsawan Spanyol, dan sekarang istana kepala negara Meksiko.

Secara fisik, bangunan Istana Nasional pada dasarnya merupakan cerminan masyarakat Meksiko itu sendiri yang merupakan percampuran Spanyol dan Aztec. Istana yang lama sudah dihancurkan dan dibangun yang baru, tapi bangunannya tetap menggunakan batu yang sama. Karenanya menurut Zedillo, Istana Nasional tidak sepenuhnya Aztec dan tidak sepenuhnya Spanyol, ya seperti Meksiko. Batu-batu yang sama menjadi saksi perjalanan sejarah Meksiko dan dukungan dunia internasional.

Kini setiap 16 September, Hari Kemerdekaan Meksiko, Istana Nasional muncul sebagai pusat perhatian. Bell asli dari Pendeta Miguel Hidalgo dibunyikan disini dan Presiden Meksiko menyampaikan “Grito de Dolores ((pekik kemerdekaan) dari balkon utama istana.

Meksiko, 7 Oktober 2018. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *