Hari kedua saya berada di Mexico City bertepatan dengan hari Jumat. Berbeda dengan di tanah air dimana saya dapat dengan mudah menemukan masjid untuk sholat Jumat berjamaah, maka di Mexico City sangatlah sulit menemukan masjid. Maklum saja, Mexico kan negeri dengan mayoritas penduduknya beragama Katholik. Diperkirakan hanya 1,5% saja warga Mexico yang beragama lain, salah satunya Islam.
Meski jumlah pemeluk Islam di Mexico hanya sedikit, namun di Mexico City ternyata terdapat sebuah masjid di Centro Educativo De La Comunidad Musulmana atau Pusat Pendidikan Komunitas Muslim, biasa disebut Masjid Polanco. Tidak ada papan nama ataupun tanda khusus apapun yang memperlihatkan bangunan tersebut adalah sebuah masjid.
Bangunan masjid Polanco ini dulunya adalah tempat tinggal seorang Muslim Pakistan. Bangunan terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama untuk kamar mandi dan wudhu, Sedangkan lantai 2 dan 3 untuk sholat berjamaah. Meski sederhana dan tanpa papan nama, masjid Polanco ini ternyata sudah menjadi tempat sholat warga Muslim di Mexico City sejak 15 tahun lalu.
Ketika saya tiba sekitar pukul 13.30, seorang khotib berjubah putih dan berjenggot panjang tengah menyampaikan khotbah dalam bahasa Arab di lantai 3 (jamaah di lantai 2 mendengarkan khotbah melalui speaker yang terhubung dari lantai 3). Belakangan saya baru tahu bahwa sang khotib adalah Said Loubahi asal Maroko. Ia tiba di Mexico City tahun 1994.
Usai menyampaikan khotbah dalam bahasa Arab, khotib Said Loubashi melanjutkannya dengan khotbah kedua dalam bahasa Spanyol. Jamaah sangat serius mendengarkan meski saya yakin banyak jamaah asing yang belum lancar berbahasa Spanyol.
Selesai khotbah kedua, sholat Jumat dimulai dengan bertindak sebagai imam adalah Said Lobashi. Selesai sholat Jumat, tampil seseorang yang secara sukarela menerjemahkan materi khutbah yang disampaikan khotib ke dalam bahasa Inggris.
Alhamdullilah, berkat terjemahan yang disampaikan saya jadi lebih tahu mengenai materi khutbah yang disampaikan, sebelumnya hanya menduga-duga. Maklum penguasaan bahasa Spanyol saya masih sangat minim.
Secara garis besar khotib menyampaikan mengenai pembagian waktu dalam Islam yang terdiri dari dua belas bulan. Di antara dua belas bulan tersebut terdapat bulan-bulan istimewa menurut Allah yang disebut sebagai bulan-bulan haram (suci) yang berjumlah empat, dan nama-namanya telah dijelaskan di dalam sabda Nabi. Keempat bulan tersebut adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhor.
#Jumatan
#MexicoCity
Leave a Reply