(Beijing, 19 Februari 2015) – Menjelang malam pergantian tahun baru lunar atau spring festival (festival musim semi), hari libur nasional paling panjang dan penting di Tiongkok (seminggu), langit Beijing terlihat biru cerah dan sejak siang harinya jalan-jalan pun mulai terlihat sepi seperti saat Idul Fitri di Jakarta.
Alasan mengapa langit Beijing menjadi biru cerah karena pabrik-pabrik di Beijing dan sekitarnya yang mengeluarkan polusi telah menghentikan aktivitasnya setidaknya sehari terakhir menjelang tahun baru.
Sedangkan alasan kenapa jalanan yang sehari-hari ramai dan macet menjadi sepi karena sebagian besar anggota masyarakat pendatang yang tinggal di Beijing telah mudik ke kampung halaman masing-masing sejak beberapa hari yang lalu, menjadi bagian dari mudik nasional yang diperkirakan mencapai sekitar 3,6 milyar perjalanan baik darat maupun udara.
Sementara itu warga yang masih tinggal di Beijing telah bergegas pulang lebih awal menuju kediaman masing-masing untuk mempersiapkan perayaan puncak pergantian tahun lunar menurut sistim penanggalan Tiongkok. Toko-toko kebanyakan hanya buka setengah hari guna memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk pulang lebih awal.
Menjelang malam pergantian tahun baru lunar, warga melakukan bersih-bersih rumah dan malamnya mengenakan pakaian yang terbaik dengan semangat tahun baru. Berbagai pernak pernik tahun baru dipasang di dalam dan luar ruangan dengan dominasi warna merah. Di pintu kediaman misalnya ditempel kertas merah bertuliskan bait-bait puisi dan gambar dan di langit-langit rumah dipasang lampion yang dipercaya dapat menolak pengaruh buruk.
Sementara itu di jendela rumah, khususnya bagi masyarakat Tiongkok yang tinggal di utara seperti Beijing, merupakan hal yang lazim jika kita menjumpai tempelan potongan kertas berbentuk silhuet binatang atau pohon yang mencerminkan suatu keinginan tertentu.
Merah menjadi warna favorit karena dipandang membawa keberuntungan, kekuatan, kesejahteraan dan kebaikan di tahun-tahun mendatang.
Acara malam pergantian tahun baru biasanya diawali dengan berkumpul dan makan bersama keluarga. Acara ini biasa dilakukan di rumah ataupun di rumah makan yang sudah dipesan terlebih dahulu.
Usai makan bersama, jika di masa lalu kegiatan hanya berupa bincang-bincang maka sejak tahun 1983 atau 32 tahun lalu acara perbincangan keluarga dikombinasikan dengan acara nonton bersama Spring Festival Gala yang disiarkan saluran televisi nasional Chinese Central Television (CCTV). Mereka duduk bersama di ruang keluarga sambil menikmati hidangan ringan dan bermain mahjong sambil menonton acara variety show yang disiarkan selama kurang lebih 4,5 jam dan diperkirakan menyedot lebih dari 700 juta pemirsa setiap tahunnya. Pemusik, penari dan pemain akrobat terbaik biasanya tampil dalam acara show yang selalu ditunggu-tunggu. Tahun ini misalnya tampil aktor terkenal Andi Lau yang sudah sekitar 10 tahun absen dari acara ini.
Video penampilan Andy Lau bisa dilihat disini http://youtu.be/fCKXvLeFLck
Usai berkumpul dan makan malam bersama serta menonton Spring Festival Gala di televisi, sebagian warga Beijing kemudian meluapkan kegembiraan dengan keluar rumah untuk mulai menyalahkan petasan dan kembang api secara besar-besaran menyambut pergantian Tahun Baru Lunar 2566 (19 Februari 2015) yang disebut sebagai tahun kambing atau domba. Dalam kepercayaan masyarakat dan sesuai sistem penanggalan Tiongkok, mereka yang lahir pada tahun 1931, 1944, 1967, 1979, 1991 dan 2003 tergolong dalam shio kambing dengan warna keberuntungan coklat, merah dan ungu. Orang yang memiliki shio kambing memiliki karakter yang ramah dan tenang, dengan bulan terbaiknya adalah Agustus dan Nopember serta bunga keberuntungannya adalah primroses dan carnations.
Suhu udara malam yang berkisar 10 derajat Celcius (jauh lebih hangat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bahkan sempat minus sepuluh derajat Celcius) mendorong semangat warga Beijing untuk keluar rumah guna menyalakan petasan dan kembang api
Sejak pukul 22.00, satu dua petasan mulai terdengar dari satu tempat ke tempat lain. Puncaknya terjadi tepat pukul 00.00 dimana bunyi petasan bergemuruh, dari satu tempat ke tempat lain. Nyala kembang api menerangi langit Beijing dan berpijar indah mewarnai langit yang pekat. Sementara gemuruh bunyi petasan terdengar silih berganti, dan saking kerasnya beberapa di antaranya terdengar seperti ledakan-ledakan bom. Kencangnya bunyi petasan dan kilai kembang api di malam pergantian tahun ini mencerminkan suatu harapan baru agar di tahun mendatang semua diberikan kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.
Yang menarik, meski bunyi petasan bergemuruh dan pijaran kembang api bermunculan di berbagai tempat, tidak terlihat adanya anggota masyarakat yang melakukan konvoi dan arak-arakan di jalan raya. Selain hal tersebut dilarang, konvoi di malam tahun baru juga bukan merupakan tradisi masyarakat Tiongkok dalam merayakan pergantian tahun. Pergantian tahun baru merupakan saat yang baik untuk berkumpul bersama keluaga dan kerabat serta berbagi kebahagiaan, bukan keluyuran di jalanan.
Siang harinya berbagai kemeriahan pergantian tahun dilaksanakan dengan saling kunjung antar kerabat. Menikmati awal musim semi, taman-taman umum dan kuil pun ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menikmati aneka hiburan atau keramaian, termasuk hidangan tradisional yang sudah berusia ratusan tahun.
Hal menarik lainnya dalam setiap kegiatan pergantian tahun adalah kebiasaan memberikan amplop merah yang disebut sebagai “amplop keberuntungan” berisi uang kepada anak-anak agar mereka ikut merasakan kebahagiaan dan keberuntungan. Sesuai namanya, amplop merah tersebut biasanya diletakkan dibawah bantal selama 7 hari untuk meningkatkan keberuntungannya.
Terkait pemberian amplop merah ini, ada kesalahpahaman umum yang biasanya muncul yaitu setiap orang dapat menerima amplop selama perayaan pergantian tahun baru. Padahal pada kenyataannya, hanya orang-orang yang belum menikah saja yang dapat menerima amplop merah berisikan duit dan hanya mereka yang sudah menikah saja yang dapat memberikan amplop tersebut.
“Selamat Tahun Baru Lunar 2566 semoga di tahun mendatang kita semua dipenuhi rejeki, kebahagiaan, kebaikan dan kesehatan serta kedamaian”
Leave a Reply