Namanya Bang Risol. Sore itu, ketika saya mendatanginya di kawasan Lapangan Banteng, ia terlihat sedang sibuk membuat kerak telor untuk dua orang pembeli yang duduk di sebuah kursi pendek. Ia terus mengipas-ngipas api di dalam anglo yang diletakkan di tanah antara kedua gerobak pikul dan membolak-balik kerak telor yang diletakkan di atas wajan kecil. Tidak sampai 15 menit kerak telor yang dibuatnya matang. Setelah diberi bumbu berupa serundeng dan bawang goreng, maka kerak telor siap disantap.
Ya, berbeda dengan sajian kuliner lainnya yang umumnya didagangkan di restoran, rumah makan ataupun kios, maka kerak telor Bang Risol dan juga pedagang kerak telor lainnya langsung dibuat dan didagangkan dekat gerobak panggulnya yang khas beserta perangkat memasak sederhana berupa anglo dan arang.
Sebagai sebuah ikon kuliner dari Jakarta, boleh dikatakan kerak telor cukup popular di kalangan pecinta kuliner, tidak kalah jika dibandingkan dengan kuliner Betawi lainnya seperti gado-gado, karedok, asinan dan ketoprak. Konon sejak dulu kerak telor telah popular karena kelezatannya bahkan disajikan sebagai hidangan khusus untuk merayakan suatu acara atau hajatan.
Di Jakarta, pedagang kerak telor biasanya dapat dijumpai pada setiap pameran seperti Jakarta Fair, pameran bunga di Lapangan Banteng, pameran lain yang bernuansa Betawi atau di kawasan Kota Tua.
Cara membuat masakan ini juga terbilang cukup unik yaitu kerak telor dimasak dengan cara disangrai di atas wajan, lalu ditambah bawang goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabe merah, merica halus, dan garam. Ketika telor setengah matang, wajan akan dibalik menghadap panas arang dari anglo lalu dibiarkan sehingga menjadi kerak. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyajikannya, sekitar 15 menit, kerak telor hangat siap disantap..
Dari sejarahnya, kerak telor sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya hanya coba-coba sekelompok orang Betawi Menteng yang iseng mencampurkan ketan, kelapa parut dan bumbu dapur lainnya. Resep coba-coba tersebut ternyata disukai para tetangga sehingga pada sekitar 1970-an ada yang mulai mencoba peruntungan dengan berjualan resep unik kerak telor di daerah Monas. Ternyata laku keras bahkan seolah sampai menjadi ciri khas Betawi. Kerak telor sempat menjadi makanan elit khas Betawi yang terkenal kelezatan rasanya.
Di tengah serbuan kuliner Barat, makanan khas Jakarta ini tampaknya masih memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Kerak telor menjadi sebuah kuliner klangenan khas Jakarta. Tapi sampai berapa lama?
enknya kerak telor, jadi kepengen…