Menlu Retno Akan “Berbagi Nasionalisme” di Kompasianival 2016, begitu judul berita di Kompas.com, 6 Oktober 2016. Berita tersebut memastikan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan kehadirannya sebagai keynote speaker pada Kompasianival 2016, di Gedung Smesco, Jakarta, pada hari ini, Sabtu (8/10/2016) dan akan berbicara tentang “Berbagi Nasionalisme.”
Kehadiran Menlu Retno dalam acara Kompasianival 2016 tentu saja akan menjadi magnet tersendiri bagi ajang pertemuan tahunan blogger Kompasiana. Para peserta akan dapat mendengarkan pandangan seorang Menlu perempuan pertama Indonesia tersebut mengenai nasionalisme di era global, era dimana tugas-tugas diplomasi tidak lagi dilakukan secara konvensional namun mesti dilakukan secara real time.
Pemilihan Menlu Retno sebagai keynote speaker sangat tepat mengingat bahwa sebagai seorang diplomat senior, beliau tentunya diharapkan akan berbagi nasionalisme dengan pendekatan intermestik (internasional domestik), suatu pendekatan yang pertama kali diperkenalkan mantan Menlu Hassan Wirajuda pada tahun 2012 dimana pendekatan ini pada intinya merupakan suatu strategi untuk bagaimana mengembangkan keterkaitan yang erat antara faktor-faktor internasional dan domestik dalam menjawab tantangan global dan secara bersamaan memanfaatkan peluang global untuk kepentingan nasional,
Di hadapan para blogger Kompasiana dan pengguna sosial media lainnya, Menlu Retno diperkirakan akan menjelaskan antara lain konsep “down to earth diplomacy” atau diplomasi yang merakyat, suatu kegiatan diplomasi yang implementasi dan manfaatnya mesti dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat luas. Konsep diplomasi ini sekaligus juga merupakan perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang berdasarkan pada kepentingan nasional dan suara masyarakat Indonesia yang harus diperjuangkan di dunia internasional.
Dalam kaitan ini, diplomasi Indonesia mesti dapat perubahan-perubahan yang terus terjadi di lingkungan internasional, misalnya bagaimana antara diplomasi Indonesia dapat mempertahankan kedaulatan NKRI, memberikan kepastian akan wilayah perbatasan, memperjuangkan kepentingan ekonomi dan memberikan perlindungan kepada WNI yang berada diluar negeri. Suatu upaya diplomasi yang tidak ringan di tengah tantangan konstelasi politik global yang dinamis dan hanya akan dapat dijawab dengan baik dengan dukungan nasionalisme yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di dalam dan luar negeri negeri.
Selain menjadi magnet Kompasianival 2016, kehadiran Menlu Retno juga memperlihatkan bahwa concernnya untuk mendorong real time diplomacy dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian cepat.
“Diplomat kini hidup dalam era real time diplomacy, harus cepat tanggap dan dapat berkoordinasi dengan baik. Untuk itu para diplomat diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan gadget dan memanfaatkan sosial media,“ begitu pernah dikemukakan Menlu Retno pada suatu kesempatan menutup pendidikan berjenjang fungsional diplomat pada bulan Juni 2016 di Jakarta.
Pernyataan Menlu Retno tersebut memperlihatkan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sangat serius menanggapi kehadiran sosial media sebagai bagian dari revolusi di bidang komunikasi. Kemenlu memandang penting interaksi di sosial media yang memperlihatkan bahwa komunikasi antar manusia semakin mudah dan dapat dilakukan kapan pun tanpa batas serta mendorong terjadinya perubahan-perubahan. Sosial media memiliki peran penting sebagai medium merangkum aspirasi, komunikasi dan partisipasi para netizen di bidang politik luar negeri.
Untuk itu, selain memiliki website kemlu.go.id, sejak beberapa tahun terakhir Kemenlu juga memiliki akun resmi di sosial media seperti Facebook, Twitter (@portal_kemlu_RI), Instagram dan path. Melalui akun-akun sosial media tersebut Kemenlu melakukan diplomasi sosial media dengan berbagi informasi mengenai suatu perkembangan internasional dan tanggapan Pemerintah RI dalam menyikapi isu yang disampaikan. Sebagai contoh, dalam menanggapi isu Papua, melalui sosial media, Pemerintah RI cq Kemenlu secara terus menerus memberikan informasi mengenai Papua berdasarkan fakta yang benar kepada masyarakat di luar negeri. Tindakan ini dilakukan untuk mengimbangi disiinformasi yang selalu dicoba disebar-luaskan oleh kelompok-kelompok separatis Papua.
Selain untuk menyebarluaskan informasi, akun-akun sosial media Kemenlu juga digunakan untuk memantau berbagai hal yang sedang ramai dibicarakan dan sedang terjadi di dunia internasional, untuk kemudian diolah menjadi suatu kebijakan yang tepat. Berbagai hastag atau trending topic yang mengemuka di sosial media dapat menjadi dasar untuk membaca apa yang sedang dibicarakan di masyarakat, baik internasional maupun domestik.
Akhir kata selamat berkompasianival dan mari tingkatkan semangat nasionalisme Indonesia kita untuk memperjuangkan kepentingan nasional di dunia internasional. Apa yang dibagi nanti oleh Menlu Retno kiranya dapat menjadi penyemangat bagi kita semua untuk bersama-sama memantabkan nasionalisme dan keindonesian kita.
Leave a Reply