The Foreigner
Sutradara: Martin Campbell
Skenario: David Marconi, dari novel The Chinaman karya Stephen Leather
Pemain: Jackie Chan, Pierce Brossnan, Rufus Jones
Produksi: 2017
Lama tidak menyaksikan aksi Jacky Chen di layar lebar, akhirnya kerinduan tersebut terobati melalui “The Foreigner”, film produksi gabungan China-Inggris dan disutradarai oleh Martin Campbell (yang juga menyutradarai salah satu film James Bond “The Casino Royale”). Berdua istri, saya menonton film ini di Bekasi (di Bekasi ada juga lho bioskop XXI).
Diambil dari cerita novel tahun 1992 berjudul “The Chinaman” karya Stephen Leather, film yang juga dibintangi oleh mantan pemeran James Bond Pierce Brosnan ini bercerita tentang seorang imigran China di London, Ngoc Minh Quan (diperankan oleh Jacky Chen), yang ingin membalas dendam kematian putrinya akibat ledakan bom yang dilakukan teroris Irlandia Utara (IRA) yang menyebut dirinya “Authentic IRA”.
Dalam upaya memburu pelaku peledakan bom, Quan akhirnya mendapatkan nama Liam Hennessy (diperankan oleh Piere Brossnan), mantan teroris IRA yang menjabat sebagai Wakil Menteri Irlandia. Saat awal bertemu, Hennesey tidak mengakui bahwa dialah yang memerintahkan pengeboman di tengah upaya perundingan damai yang dilakukannya dengan Pemerintah Inggris. Setelah didesak dan aibnya dengan pacar gelapnya yang bernama Maggie terbongkar, barulah Hennesey mengakui bahwa dialah yang memerintahkan pengeboman. Namun celakanya, Hennesssy tidak mengetahui kelompok mana di dalam jaringannya yang telah melakukan pengeboman.
Dalam menjawab pertanyaan mengenai siapa pelaku pengeboman dan bagaimana Quan membalas dendamnya, dengan cerdik penulis scenario David Marconi membiarkan cerita mengalir lancar tanpa terjebak menjadi sebuah film detektif. Hennessy yang kebingungan untuk mencari tahu siapa pelaku pengeboman di dalam jaringannya, karena triknya untuk mengganti kata sandi ternyata gagal, akhirnya terbantu oleh upaya penyelidikan yang dilakukan Scotland Yard pimpinan Richard Bromley. Tim Bromley berhasil menjejaki pelaku pengeboman dan kemudian menyampaikannya ke Hennessy. Hennessy kemudian menyampaikannya ke Quan melalui keponakannya Sean. Selanjutnya dapat ditebak, Quan memburu pelaku pengeboman seorang diri dan menuntaskannya dengan baik.
Secara keseluruhan, film ini sangat menarik. Film menampilkan gambar-gambar apik seperti saat Quan memeluk putrinya yang tewas sesaat setelah terjadinya peledakan bom atau saat Quan menatap perbukitan untuk menghilangkan kesedihan. Pertarungan seru antara Quan, yang bertarung seorang diri layaknya seekor naga, melawan anak buah Hennessy yang mencoba melindungi bossnya dari ancaman Quan juga menjadi adegan yang sangat menghibur. Adegan pertarungan yang dilakukan Quan mengingatkan saya akan gaya Jacky Chen pada film-film yang dia bintangi sebelumnya, rapih dan tidak melupakan unsur humor.
Yang juga tidak dapat diabaikan adalah penampilan Jacky Chen sebagai orang tua mantan anggota pasukan khusus yang pernah bertempur di Vietnam. Sosok Quan mengingatkan saya akan penampilan Jacky Chen sebagai pelatih karate dalam “The Karate Kid”. Sementara aksi-aksi heroik yang dilakukan Quan seorang diri, mengingatkan saya akan adegan Rambo yang dengan gagah berani menghabisi musuh-musuhnya seorang diri.
Film berakhir happy ending, Quan kembali ke restoran miliknya dan dihibur oleh rekan pekerja wanitanya, Keyi-Lin. Snipper Scotland Yard yang sudah siap mengeksekusi Quan akhirnya urung melakukan aksinya. “Jangan membangunkan naga”, begitu ujar Richard Bromley. Saya pun pulang dengan senyum puas tanpa disertai kekhawatiran akan diikuti bayang-bayang menyeramkan seperti saat usai menonton film horor.
o iya, ada pesan yang dititpkan dalam film ini dan diingatkan oleh rekan saya Siyebe Bintang, “jagalah rahasia dinas, bahkan dengan rekan tidur sekalipun”. Bocor tidak ditanggung akibatnya
Leave a Reply