“All set to fly off to Gilgit. Only for the brave hearts…. Hehehe.” (Semua siap terbang ke Gilgit. Hanya untuk yang berhati berani … hehehe). Begitu kata-kata yang tertulis di sebuah foto selfie yang dikirimkan ke group Whatsapp saya. Pada foto yang diperkirakan adalah pejabat Pakistan dan istri dan Duta Besar Malaysia beserta istri (berjilbab), tampak wajah-wajah penuh senyum di dalam helikopter yang akan menerbangkan mereka ke Gilgit-Baltistan. Dalam foto tersebut saya tidak melihat Duta Besar RI Burhan Muhammad dan istri.
Ketika mengirimkan foto tersebut mungkin si pengirim sudah berfirasat mengenai keamanan penerbangan dan karenanya menyebutkan hanya orang-orang berani saja yang mau terbang. Meskipun demikian, si pengirim pun tentunya tidak mengira jika kata-kata yang ditulis bisa menjadi pesan terakhir sebelum helikopter Mi-17 yang mereka tumpangi terjatuh dan terbakar menewaskan dua orang pilot dan seorang teknisi serta empat dari 17 orang warga asing yang menjadi penumpang yaitu Dubes Norwegia Leif H Larsen, Dubes Filipina Domingo D Lucenario Jr, istri Dubes Malaysia Habibah Mahmud dan istri Dubes RI Heri Listyawati Burhan.
Sementara penumpang lainnya seperti Duta Besar RI Burhan Muhammad dan Duta Besar Belanda untuk Pakistan, mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke rumah sakit militer terdekat.
Press release KBRI Islamabad dan pernyataan yang disampaikan Menlu Retno Marsudi menyebutkan helikopter yang jatuh diterbangkan dalam rangka mengikuti program kegiatan kunjungan para duta besar asing di Islamabad ke Gilgit-Baltistan yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Pakistan. Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 8-11 Mei 2015 juga akan dihadiri PM Pakistan Nawaz Sharif.
Peserta program yang totalnya berjumlah 57 orang, terdiri dari 30 Kepala Perwakilan/Duta Besar dan sejumlah isteri Duta Besar beserta anak serta pejabat Pakistan, berangkat dari Nur Khan Airbase di Islamabad menggunakan pesawat C-130 pada hari Jumat 8 Mei 2015 pukul 08:30 waktu setempat menuju ke wilayah Gilgit-Baltistan (utara Pakistan). Jarak antara Islamabad-Gilgit sekitar 480 KM ditempuh selama 1 jam penerbangan dan pesawat tiba pukul 09:30.
Setelah diterima oleh pihak pemerintahan Gilgit-Baltistan, rombongan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan menggunakan helikopter. Pada pukul 10:30 dengan menggunakan empat helikopter rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Naltar Valley, wilayah Gilgit-Baltistan. Dalam perjalanan menuju Naltar Valley inilah helikopter mengalami crash landing pada sekitar pukul 12 siang waktu setempat.
Kecelakaan ini menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah penerbangan Pakistan yang melibatkan diplomat asing. Sebelumnya, pada tahun 1988 sebuah pesawat militer yang ditumpangi antara lain oleh Presiden Pakistan Jenderal Ziaul Haq dan Duta Besar AS Arnold Raphel mengalami kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpangnya.
Meski Taliban Pakistan melalui juru bicaranya Mohammad Khorasani mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya helikopter tersebut, tidak ada saksi mata yang melaporkan adanya penembakan. Penyebab khusus jatuhnya belum jelas tapi pihak Kementerian Pertahanan Pakistan menduga bahwa hal tersebut terjadi karena adanya kerusakan teknis. Pihak Pakistan mengenyampingkan terjadinya serangan teroris karena meskipun kawasan Gilgit-Baltistan pernah diserang kelompok teroris, namun kawasan tersebut bukanlah kawasan yang menjadi basis perlawan keompok-kelompok militant seperti Taliban Pakistan.
Seperti diberitakan harian the Guardian, saksi mata melaporkan bahwa terdengar angin berhembus kencang dari rotor helikopter ketika empat helikopter bersiap mendarat di Naltar Valley. Para penumpang pun sudah bersiap menghadiri upacara yang dihadiri PM Nawaz Sharif ketika helikopter ketiga oleng dan terjatuh menghajar gedung sekolah sebelum akhirnya terbakar dan meledak.
Helikopter Mi-17 sendiri merupakan helikopter buatan Rusia yang banyak digunakan oleh berbagai pasukan militer di dunia, termasuk Indonesia yang mempunyai beberapa Mil Mi-17 yang digunakan TNI-AD. Helikopter yang di Rusia dikenal dengan seri Mi-8M adalah sebuah helikopter angkut kelas menengah yang diproduksi di dua pabrik yaitu di Kazan dan Ulan-Ude yang memiliki catatan keselamatan penerbangan yang baik.
Adapun kunjungan yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan merupakan kegiatan rutin untuk memperkenalkan dan mempromosikan wilayahnya kepada para diplomat asing yang berkedudukan di Islamabad. Tujuan kunjungan ke kawasan wisata di Naltar kali ini adalah untuk memperlihatkan kawasan di utara Pakistan yang terkenal akan pemandangannya yang cantik dan diharapkan akan menjadi daerah utama pengembangan jalan darat bekerja sama denga tetangganya di utara yaitu Tiongkok.
PM Sharif Nawaz yang sedang berada dalam penerbangan menuju Naltar dan siap bergabung dengan rombongan lainnya segera kembali ke Islamabad begitu mengetahui terjadinya kecelakaan. Ia segera menyampaikan pernyataan duka yang mendalam dan menyatakan hari berkabung nasional.
Kita pun turut berduka atas jatuhnya helikopter Mi-17 di Naltar, terlebih salah satu korban yang meninggal adalah WNI yaitu istri Duta Besar RI di Islamabad. Kita mendoakan agar arwah para pemberani (the brave hearts) yang berpulang diampuni dosa-dosanya dan diterima segala amal ibadahnya. Sementara kepada korban yang selamat dan mengalami luka-luka diberikan kesembuhan segera serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Leave a Reply