Menulis reportase atau opini di blog bagi saya menjadi suatu kesenangan tersendiri. Selain untuk berbagi pengalaman, semoga apa yang saya tulis bisa menginspirasi para pembacanya. Saya menulis di blog pribadi dan di beberapa tempat seperti bloggerbekasi, aseanblogger dan Kompasiana. Harapannya apa yang saya tulis dapat menjangkau banyak pembaca sesuai segmentasinya.
Nah kesempatan untuk lebih banyak menjangkau pembaca muncul ketika salah satu tulisan yang saya publikasikan di Kompasiana tanggal 9 Oktober 2011 selain menjadi head line di Kompasiana, juga dimuat di harian Kompas cetak edisi 13 Oktober 2011. Tulisan tersebut muncul di halaman khusus para blogger Kompasiana yang disebut #freez. Dengan oplah sekitar 600 ribu per hari, maka tentu saja tulisan saya diharapkan bisa dibaca pembeli Koran Kompas sebanyak itu. Kalaupun tidak dibaca oleh semuanya, dibaca oleh sepertiganya saja sudah sangat beruntung. Wow, dibaca 200 ribu orang dalam sehari, apa enggak keren tuch.
Bagi anda yang belum sempat membaca tulisan saya di edisi Kompas cetak, bisa baca disini, sementara foto tulisan saya di Kompas cetak bisa juga dilihat pada postingan ini.
Hebat, China Luncurkan Satelit Eropa
Setelah berhasil memenuhi kebutuhan pasar dunia dengan barang-barang “Made In China”, kini China mulai memantapkan langkahnya di sektor industri ruang angkasa. Menyusul kesuksesan peluncuran modul ruang angkasa Tiangong-1 pada 29 September 2011, China kembali luncurkan benda ruang angkasa berupa satelit komunikasi pada 7 Oktober 2011. Hebatnya, satelit yang diluncurkan kali ini adalah bukan miliknya sendiri tetapi milik perusahaan telekomunikasi Perancis., Eutelsat.
Seperti diberitakan kantor berita China, Xinhua, satelit milik Eutelsat yang dinamai W3C diluncurkan ke orbitnya menggunakan roket Long March-III2 dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, Provinsi Xinchang, China. Peluncuran dilaksanakan oleh China Great Wall Industry Cooperation dan China Institute of Rocket Carrier Technology, 2 buah perusahaan BUMN China yang berada dibawah China Aerospace Science and Technology Cooperation.
Saya katakan peluncuran kali ini hebat, karena setidaknya ada 2 hal yang bisa jadi catatan: Pertama, peluncuran tersebut bukan saja menandai langkah pertama China meluncurkan satelit milik operator negara Barat, tetapi sekaligus pembuktian kemampuan China menembus ketatnya regulasi industri ruang angkasa dunia, khususnya regulasi AS melalui International Traffic in Arms Regulation (ITAR), yang sarat dengan aspek politis dalam pengembangan dan penerapanan teknologi ruang angkasa. Kedua, peluncuran kali ini sekali lagi membuktikan kemampuan China dalam hal penguasaan teknologi canggih ruang angkasa dimana tidak banyak negara yang menguasainya.
Terkait catatan pertama, melalui ITAR, AS memasukan perangkat keras ruang angkasa sebagai suatu sistem persenjataan dan karenanya melarang perangkat keras ruang angkasa buatannya diluncurkan menggunakan roket peluncur China. AS khawatir China akan memanfaatkan pengalamannya meluncurkan teknologi ruang angkasa untuk mengembangkan kemampuan peluru kendali yang dimilikinya. Ketentuan ini tentu saja menghambat operator telekomunikasi negara-negara Barat untuk menggunakan roket peluncur China yang seringkali menawarkan harga lebih murah dibanding negara lain.
Tapi bukan China jika tidak bisa mengatasi kendala yang dihadapi. Sejalan dengan keinginan beberapa negara Barat untuk memasuki pasar China dan upaya mereka melakukan pengembangan komponen “ITAR-free”, dilakukan langkah intensif antara lain dengan melakukan penandatanganan Sino-French Satellite Launch Agreement pada tahun 2008. Meski tidak dirinci apa yang diatur dalam perjanjian tersebut, yang jelas hanya perlu waktu 3 tahun, operator satelit Eropa mampu membuat satelit tanpa menyertakan komponen buatan AS dan karenanya memungkinkan untuk diluncurkan menggunakan roket China.
Adapun terkait catatan kedua yaitu pembuktian bahwa China mampu menguasai teknologi canggih ruang angkasa kiranya bukan suatu hal yang diragukan lagi. Hanya soal waktu bahwa China akan mendaratkan taikanoutnya (sebutan China untuk astronaut) di bulan dan menempatkan mereka di ruang angkasa dalam jangka waktu lama. Apa yang dilakukan selama ini hanya merupakan proses dan pembuktian bahwa China bukan saja dapat memenuhi kebutuhan konsumsi global dengan berbagai produknya, termasuk produk yang sering dikatakan sebagai KW-2 dan KW-3, tetapi juga produk dan jasa kelas wahid berteknologi tinggi seperti peluncuran satelit ke ruang angkasa. Dan lagi-lagi dengan harga relatif “murah” dibanding negara lain. Suatu hal yang diharapkan dapat menguntungkan konsumen karena para operator telekomunikasi yang akan meluncurkan satelitnya dapat menekan biaya peluncuran dengan memilih operator jasa peluncuran yang lebih murah.
Wah keren pak Mas..! hehe..
Saya baru aja baca CHINA NOW (telat banget) ternyata mereka benar2 hebat, nah kita HARUS lebih hebat! Dan tak begitu lama lagi, Indonesia Bisa!