Sekitar dua hari lalu saya menerima sebuah surat edaran yang ditandatangani oleh Kepala Administrasi Kantor dan berisi pemberitahuan libur Dragon Boat Festival yang jatuh pada tanggal 22-24 Juni 2012. “Wah asyik nich, bisa long weekend“, pikir saya. Sementara seorang teman sekantor yang baru beberapa bulan tinggal di Beijing, tersenyum penuh arti saat membaca edaran tersebut.
“Dragon Boat Festival” merupakan perayaan untuk mengenang kematian Qu Yuan, seorang menteri yang dikenal jujur, pintar, sangat berdedikasi dan loyal pada jaman kerajaan Chu, sekitar tahun 475-221 Sebelum Masehi atau sekitar lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
‘Dragon boat festival’ yang tahun ini tepat jatuh pada tanggal 23 Juni 2012, dikenal pula dengan sebutan duanwu festival atau festival kembar lima karena dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan kelima dalam kalender penanggalan China.
Adapun kenapa Dragon Boat Festival dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan China karena pada tanggal tersebut, pada sekitar lebih dari 2000 tahun yang lalu, Qu Yuan melompat ke sungai Milou untuk memprotes perilaku korup dan semena-mena pejabat istana. Meski beberapa nelayan yang berada di dekatnya mencoba menolong dan menyelamatkannya, tapi jasad Qun Yuan keburu hilang dibawa arus. Sejak kematian Qu Yuan, pamor kerajaan Chu berangsur-angsur surut dan akhirnya ditaklukkan Kerajaan Qin.
Untuk mengenang kematian Qu Yuan dan semangat anti korupsi dan upayanya memperjuangkan kesejahteraan rakyat, masyarakat Chu memberikan makan bagi arwah Qu Yuan dengan amelemparkan beras ke sungai setiap tanggal 5 bulan 5 . Namun, setelah beberapa tahun, konon arwah Qu Yuan muncul ke permukaan dan memberitahukan bahwa seekor reptil raksasa di sungai telah mencuri beras yang diberikan masyarakat Chu. Arwah tersebut kemudian menasihati agar beras tersebut di bungkus dengan kain sutera dan diikat menggunakan benang lima warna yang disebut zong zi, sebelum makanan tersebut dilempar ke sungai.
Itulah sebabnya kenapa perayaan Dragon Boat Festival kemudian ditandai dengan tradisi membuat dan memakan zong zi. Makanan yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun bambu atau alang-alang lebar, dibentuk menyerupai piramida serta diikat dengan tali rapia.sebelum kemudian direbus dengan air yang telah ditaburi garam selama beberapa jam. Makanan ini mirip dengan bacang di Indonesia.
Sementara kegiatan lainnya adalah perlombaan perahu naga sebagai simbolisasi dari semangat masyarakat Chu dalam mencoba menyelamatkan dan menemukan jasad Qu Yuan. Perlombaan biasa diselenggarakan di provinsi-provinsi di selatan China, seperti Hubei dan Hunan yang banyak memiliki sungai-sungai lebar dan lokasi dimana kerajaan Chu dulunya diperkirakan berdiri.
Sebagai salah satu hari libur utama di China, dragon boat festival terbukti memiliki sejarah yang panjang. Dan dengan tersebarnya masyarakat China ke berbagai penjuru dunia, perayaan Dragon Boat Festival pun tidak semata diselenggarakan di China, tetapi dirayakan di berbagai belahan dunia lainnya dimana terdapat komunitas masyarakat China, termasuk di Indonesia seperti yang biasanya dilaksanakan di Sungai Cisadane Tangerang. Tentunya dengan berbagai modifikasi dan disesuaikan dengan situasi setempat.
Dan pada akhirnya, berbagai kegiatan pada perayaan Dragon Boat Festival pun bisa menjadi obyek wisata menarik yang ramai dikunjungi banyak wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Tinggal pintar-pintarnya pemerintah dan masyarakat setempat mengelolanya sebagai obyek wisata yang menarik, nyaman dan aman.
Selain itu, hal menarik yang bisa ditarik dari perayaan Dragon Boat Festival, dan sepertinya terlupakan, adalah perlunya kesadaran untuk tidak berlaku korup, bekerja penuh dedikasi, jujur dan loyal kepada negara dan bangsa seperti yang diteladani Qu Yuan. Suatu sikap yang layak diteladani dan ditiru untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
Leave a Reply