Sri Mulyani dan 25 Wanita Berpengaruh versi Foreign Policy Magazine

Kehebatan kinerja Sri Mulyani Indrawati di bidang keuangan nampaknya tidak habis-habisnya diakui kalangan dunia internasional. Hampir setiap tahun berbagai institusi di dunia, terutama institusi bisnis dan keuangan global, menobatkan mantan Menteri Keuangan RI yang akrab dipanggil Mbak Ani sebagai wanita paling berpengaruh di dunia. Tahun 2012 ini nama Sri Mulyani Indrawati kembali masuk dalam daftar wanita berpengaruh versi majalah Foreign Policy edisi Mei-Juni 2012. Dalam daftar yang diberi judul “The Most Powerful Women You’ve Never Heard Of”, nama Sri Mulyani Indrawati berada pada urutan ke-18 dari 25 orang wanita paling berpengaruh di dunia.

Nama Sri Mulyani Indrawati bersanding dengan nama-nama wanita berpengaruh lainnya di dunia antara lain Helen Clark (mantan PM Selandia Baru dan sekarang menjabat sebagai Administrator UNDP), Liu Yandong (satu-satunya anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok), Lael Brainard (Wakil Menteri Keuangan AS bidang hubungan internasional), Ngozi Okonjo-Iweala (Menteri Keuangan Nigeria), Mary Schapiro (Ketua Komisi Pasar Modal AS), Theresa May (MenterI Dalam Negeri Inggris), dan Hanan Asrawi (anggota Komite Eksekutif PLO).

Berbeda dengan penobatan yang dilakukan berbagai institusi sebelumnya, seperti yang dilakukan majalah Forbes misalnya, yang umumnya mencampurkan semua jenis profesi seperti politisi, pengusaha ataupun entertainer dalam satu daftar, maka majalah Foreign Policy hanya menobatkan tokoh-tokoh wanita berprestasi yang memiliki profesi atau jabatan yang sangat terkait dengan pengambilan kebijakan di negaranya maupun di berbagai institusi internasional. Karenanya tidak mengherankan jika dalam daftar yang dikeluarkan majalah Foreign Policy tersebut tidak diketemukan nama-nama entertainer seperti Lady Gaga yang pernah dinobatkan majalah Forbes sebagai wanita paling berpengaruh ke-11 pada tahun 2011. 

Dalam penjelasannya mengenai alasan penobatan Sri Mulyani sebagai salah satu wanita berpengaruh, majalah Foreign Policy secara tidak langsung menyebutkan prestasinya sebagai seorang wanita yang berhasil menetapkan politik dan kebijakan luar negeri di sektor keuangan sehingga menghindarkan Indonesia dari imbas krisis keuangan global dan memelihara pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 6 persen per tahun sejak tahun 2005. Posisinya saat ini sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, termasuk penyebutan namanya sebagai salah satu kandidat direktur Bank Dunia, juga sangat berpengaruh dalam penentuan namanya pada daftar 25 wanita yang paling berpengaruh di dunia.

Dimasukkannya nama Sri Mulyani Indrawati dalam daftar tokoh wanita berpengaruh tentu saja sangat menarik karena meski nama Sri Mulyani sudah sering masuk dalam daftar wanita berpengaruh sebelumnya dan karenanya sudah sangat sering terdengar, namun ternyata tidak mempengaruhi majalah Foreign Policy untuk memasuk nama Sri Mulyani  dalam “The Most Powerful Women You’ve Never Heard Of”, dengan mengabaikan kata “You’ve Never Heard Of” (yang belum pernah anda dengar). Pilihan ini tentu saja semakin meneguhkan berbagai pengakuan dunia internasional atas kinerja Sri Mulyani oleh berbagai kalangan yang pernah disampaikan sebelumnya.

Yang juga tidak kalah menarik dan patut dicermati selanjutnya adalah bagaimana melihat langkah-langkah yang akan ditempuh Sri Mulyani dan para pendukungnya untuk mengkonversikan berbagai pujian dunia internasional yang didapatnya menjadi dukungan politik di dalam negeri yang akan dapat membawanya untuk memimpin penetapan berbagai kebijakan ekonomi dan politik di  Indonesia. Di tengah kegaduhan politik di Indonesia dan berbagai tuduhan politis dan hukum yang dikenakan kepada dirinya, langkah Sri Mulyani ke depannya memang tidak mudah. Namun sekali bisa teratasi, Sri Mulyani akan menjadi wanita yang paling berpengaruh yang pernah anda dengar (“The Most Powerful Women You’ve Ever Heard Of”), tidak kalah dengan Kanselir Jerman Angela Merkel yang pernah menduduki posisi pertama wanita paling berpengaruh versi majalah Forbes tahun 2011.       

Terkait dengan majalah Foreign Policy sendiri, majalah ini merupakan majalah dwi bulanan di AS yang didirikan pada tahun 1970 oleh Samuel P, Huntington, yang terkenal dengan bukunya “Clash of Civilization” dan Warren Demian Manshel. Majalah yang merupakan bagian dari group Washington Post ini menyajikan berbagai pemikiran dan analisis akademis mengenai isu-isu politik dan ekonomi bagi para mereka yang ingin mengetahui berbagai perkembangan global dewasa ini. 

Selain menampilkan berbagai analisis dan pandangan mengenai situasi politik dan ekonomi global dari berbagai pakar internasional, majalah Foreign Policy secara berkala juga menerbitkan Globalization dan Failed State Index, serta rangking perguruan tinggi hubungan internasional.

Adapun menyangkut nama-nama wanita paling berpengaruh versi majalah Foreign Policy edisi Mei-Juni 2012, berikut daftar lengkapnya: 1. Helen Clark; 2. Liu Yandong; 3. Lael Brainard; 4. Ngozi Okonjo-Iweala; 5. Mary Schapiro; 6. Theresa May; 7. Fatou Bensouda (calon Inspektur Jenderal Pengadilan Kriminal Internasional asal gambia); 8. Marisela Morales (Jaksa Agung Mexico); 9. Kim Kyong Hui (anggota Politbiro Korea Utara); 10. Valerie Amos (Koordinator Tanggap Darurat PBB); 11. Ann Dunwoody (Komandan Jenderal US Army Materiel Command); 12. Atifete Jahjaga (Presiden Kosovo); 13. Lubna Al-Qasimi (Menteri Perdagangan Internasional Uni Emirat Arab); 14. Gleisi Hoffman (Kepala Staf Presiden Brasil); 15. Cecilia Manstrom (Komisioner Dalam Negeri Uni Eropa); 16. Ileana-Ros-lehtinen (Ketua Komite Luar Negeri Parlemen AS); 17. Peng Liyuan (Mayor Jenderal Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok); 18. Sri Mulyani Indrawati; 19. Fayza Abul Naga (Menteri Kerjasama Internasional Mesir); 20. Marina Berlusconi (Ketua Fininvest Italia);  21. Josefina Vasquez Mota (calon presiden Mexico); 22. Valentina Matviyenko (Juru Bicara Dewan Federasi Rusia); 23. Viviane Reding (Komisioner Keadilan, Hak-hak dasar dan Kewarganegaraan Uni Eropa); 24. Lindiwe Mazibuko (Pemimpin partai Aliansi Demokratik Afrika Selatan); 25.  Hanan Asrawi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *