Susur Jejak Marco Polo di Jembatan Lugou

“Over this river there is a very fine stone bridge, so fine indeed, that it has very few equals in the world.” 

Kekaguman di atas ditorehkan Marco Polo dalam buku hariannya usai mengunjungi jembatan yang melintasi sungai Yongding pada abad ke-13. Jembatan yang terletak sekitar 19 km di sebelah barat daya Beijing dan oleh masyarakat China disebut sebagai Jembatan Lugou menarik perhatian Marco Polo antara lain karena arsitekturnya dan bangunannya yang kokoh terbuat dari batu granit.

Menurut sejarahnya, jembatan Lugou atau yang kemudian dikenal sebagai jembatan Marco Polo pertama kali dibangun pada tahun 1189 dan selesai pada tahun 1192. Dengan panjang 235 meter, jembatan ini merupakan yang termegah pada jamannya dan hingga saat ini masih berdiri kokoh. Pada kedua sisi jembatan terdapat patung-patung singa di setiap tiangnya dengan bentuk dan gaya yang berbeda sesuai dengan masa pembuatannya.Setiap tiang terdapat beberapa patung singa dalam berbagai ukuran. Tidak diketahui persis berapa jumlah patung naga yang tedapat pada jembatan ini, namun diperkirakan setidaknya terdapat sekitar 627 patung naga. Kebanyakan berasal dari jaman DInasti Ming (1368-1644) dan Qing (1644-1911), sementara beberapa diantaranya berasal dari jaman dinasti yang lebih awal yaitu DInasti Yuan (1271-1368) dan DInasti Jin (1115-1234).Selain patung singa, hewan lain yang dijadikan patung adalah naga, kura-kura dan gajah.

Pada kedua ujung jembatan terdapat tugu prasasti dari batu marmer putih setinggi 4,65 meter yang menandai waktu dilakukannya rekonstruksi oleh kaisar pada saat itu.Sebuah prasasti dibuat untuk menandai rekonstruksi yang dilakukan Kaisar Kangxi dari DInasti Qing (1644-1911) pada tahun 1698. Prasasti lainnya dibuat pada masa Kaisar Qianlong, cucu dari Kaisar Kangxi.

Yang tidak kalah menarik dari jembatan ini adalah penampilan bulan yang melintas di atas jembatan secara sempurna setiap bulan purnama dan bayangannya bisa disaksikan di atas permukaan sungai. Keindahan bulan purnama ini kemudian dituliskan oleh Kaisar Qianlong dalam prasastinya “bulan melewati jembatan Lugou saat fajar”.

Selain keindahan dan arsitekturnya yang dikagumi banyak orang, jembatan Lugou juga merupakan saksi sejarah perlawanan masyarakat China di jaman modern menghadapi tentara pendudukan Jepang.  Pertempuran di sekitar jembatan Lugou menandai dimulainya perang China-Jepang ke-2 (1937-1945). Akibat pertempuran tersebut, beberapa bagian dari jembatan Lugou mengalami kerusakan akibat pemboman yang dilakukan tentara kedua belah pihak. Namun demikian oleh Pemerintah RRC jembatan Lugou tersebut direstorasi kembali dan selesai pada tahun 1987.

Ketika akhir pekan ini saya mengunjungi jembatan Lugou untuk mencoba menapaktilasi kunjungan Marco Polo sekitar 8 abad yang lalu, saya saksikan kemegahan jembatan Lugou di sungai Yongding. Tiang pancang jembatan berdiri kokoh membenam hingga ke dasar sungai dengan airnya yang sesuai dengan nama jembatan, Lugou yang berarti air hitam.

Namun meski tetap berdiri kokoh, kini jembatan Lugou tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya karena sudah tidak mampu lagi menampung mobilitas masyarakat yang akan melintasi jembatan tersebut. Sebagai gantinya, dibangun jembatan baru, yang lebih besar dan modern di sisi sebelah kiri, sekitar 1 km dari lokasi jembatan Lugou. Sementara jembatan Lugou difungsikan sebagai obyek wisata sejarah. Turis lokal maupun asing banyak berdatangan untuk menyaksikan dan merasakan keindahan bangunan jembatan. Beberapa terlihat berfoto ria dan yang lainnya bermain riang gembira di taman yang sengaja dibangun untuk melengkapi panorama jembatan Logou sebagai daerah tujuan wisata dengan tiket masuk RMB 20 untuk dewasa dan RMB 10 untuk pelajar.

Seperti telah disinggung di atas, selain memiliki arsitektur dan keindahan bangunan yang menawan, jembatan Lugou juga memiliki nilai penting dalam sejarah modern China. Di jembatan Lugou inilah berlangsung perlawanan sengit tentara dan masyarakat China  menghadapi tentara Jepang pada tahun 1937 yang berpuncak pada menyerahnya Jepang pada tahun 1945.

Untuk itu, selain keindahan dan arsitektur jembatan Lugou yang menawan, maka bentuk wisata yang juga ditawarkan di jembatan ini adalah wisata sejarah modern China yang mengingatkan akan saat-saat China diduduki Jepang. Suatu peristiwa sejarah yang tidak dapat terlupakan dan menjadikan pemerintah dan masyarakat China sensistif terhadap setiap tindakan Jepang menyangkut teritorial, seperti terlihat dari reaksi yang muncul saat Jepang mengklaim kepemilikian Kepulauan Diaoyu yang dipandang sebagai milik China. Jembatan Lugou kini menjadi icon penting China seperti halnys Pearl Harbor bagi Amerika Serikat.

Catatan: untuk menuju jembatan Luguo jika mengendarai kendaraan sendiri bisa gunakan Ring road keluar Lianshu dan ikuti jalur G4. Jika gunakan transportasi umum gunakan bis no. 309, 329, 339, 663, 662, 624, 715, 739.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *