“Jangan mudah percaya dengan politikus Indonesia karena mereka pandai memainkan political impression. Politik Indonesia dewasa ini masih belum matang, masih diwarnai aroma politik balas dendam”, demikian komentar pengamat komunikasi politik dan dosen Universitas Pelita Harapan Profesor Tjipta Lesmana menanggapi perkembangan politik di Indonesia, khususnya menanggapi pertemuan antara Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan pesaingnya, Prabowo Subianto, dalam acara bincang-bincang dengan Duta Besar dan staf KBRI serta mahasiswa Indonesia yang digelar di aula KBRI Beijing, Sabtu 18 Oktober 2014.
Pengamat yang dikenal suka ceplas ceplos ini kemudian menambahkan bahwa sidang DPR dan MPR kemarin menjadi bukti berlangsungnya drama politik yang luar biasa. Politik balas dendam terlihat dalam bentuk sapu bersih kursi kepemimpinan kedua lembaga tersebut. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan langkah untuk setiap saat menggoyang dan menjatuhkan pemerintah yang berkuasa melalui impeachement.
Karena itu menurut Tjipta Lesamana, kunci sukses agar Jokowi bisa bertahan sebagai presiden adalah adanya kabinet kerja yang professional dengan program-program pro rakyat. Jika susunan kabinet pemerintahan Jokowi tidak jauh lebih baik dari susunan kabinet pemerintahan Presiden SBY dan berbagai program yang dilakukan memberatkan masyarakat serta hanya menekankan pada pencitraan, maka pemerintahan Jokowi tidak akan lama.