Tag Archives: Diplomasi Publik

Diplomasi Publik Kerukunan Beragama

Sebagai bagian dari kunjungan ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sebanyak sembilan orang diplomat senior asal Australia, Kamboja, Laos, Korea Selatan, Kroasia, Mexico, Myanmar, Timor Leste, dan  Vietnam, peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) internasional dan para peserta Sesparlu Kemlu RI angkatan ke-58 menghadiri kegiatan interfaith dalogue yang diadakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada 30 April 2018 di Istana Dalam Loka, Sumbawa. Dialog menghadirkan dua orang nara sumber setempat yaitu Rektor Universitas Samawa (UNSA), Prof. Dr. Syaifuddin Iskandar M.Pd dan Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), Drs. H. Umar Hasan.

Isu utama yang dibahas dalam dialog ini adalah tentang upaya memelihara kerukunan beragama di Kabupaten Sumbawa. Keharmonisan umat beragama di daerah tersebut menarik perhatian dan menuai apresiasi dari ke sembilan diplomat asing tersebut. Salah seorang diplomat senior yang menyampaikan apresiasinya adalah  Nguyen Thai Hai Yen dari Vietnam. Nguyen yang juga merupakan seorng spesialis resolusi konflik menyampaikan apresiasinya terhadap kerukunan beragama di Sumbawa.  Masyarakat Sumbawa yang mayoritas beragama Islam dapat hidup bersama dengan sebagian anggota masyarakatnya yang non Muslim dan dapat menerima dengan tangan terbuka kedatangan etnis lain dari luar Sumbawa.

Diplomasi Publik 2.0 dan Blogger

Istilah diplomasi publik 2.0 tiba-tiba muncul dalam pemberitaan di media massa nasional ketika pada pertengahan Januari 2011 Wikileaks mengungkap sebuah kawat berkode referensi Jakarta 0065 tertanggal 12 Februari 2010. Kawat yang dikirimkan dari Kedutaan AS di Jakarta ke Washington itu menyebutkan bahwa “Kedubes AS di Indonesia adalah yang terdepan dalam Diplomasi Publik 2.0. Dengan lebih dari 50.000 fans (di akun Facebook Kedubes AS), paling banyak dari Kedubes AS lain di seluruh dunia, dengan menggunakan sosial media di Indonesia”.

Kontan saja isi kawat tersebut mendapatkan tanggapan dari para pengguna sosial media, khususnya para blogger. Muncul tudingan bahwa Pemerintah AS telah melakukan kegiatan diplomasi dengan memanfaatkan blogger untuk menyebarluaskan informasi terkait kepentingan negeri Paman Sam. Tudingan yang tidak sepenuhnya keliru karena selama tiga tahun terakhir ini Kedutaan AS di Jakarta telah secara aktif menjadi sponsor utama kegiatan Pesta Blogger. Selain mengucurkan dana ratusan juta rupiah untuk membiayai kegiatan Pesta Blogger, Kedutaan AS juga memberikan sumbangan buku-buku untuk perpustakaan di daerah-daerah.