‘Waduh sepanjang jalan kok macet ya, bisa terlambat nich tiba di masjid Niu Jie’, saya membatin dalam hati saat mengendarai kendaraan menuju lokasi sholat Iedul Adha. Berbeda dengan sebagian besar jalan raya di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang lengan saat libur nasional Iedul Adha, maka kemacetan lalu lintas di Beijing berlangsung seperti biasanya. Di China, Iedul Adha bukanlah hari libur nasional seperti Imlek dan hari kemerdekaan, sehingga aktivitas perkantoran berlangsung seperti biasa. Akibatnya, jalan-jalan raya tetap macet, khususnya di saat jam kantor. Bahkan di beberapa ruas jalan terlihat agak parah karena ada pembangunan under pass.
Syukurlah, setelah menembus kepadatan lalu lintas selama sekitar satu setengah jam, akhirnya sekitar pukul 9 pagi saya tiba di masjid Niu Jie. Di luar masjid, di sepanjang Niu Jie Street para jamaah berduyun-duyun memasuki halaman masjid. Sementara para polisi berseragam biru tua terlihat berjaga-jaga dan mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan di sepanjang jalan.
Setelah memarkir kendaraan di seberang masjid, saya pun segera memasuki halaman depan masjid Niu Jie yang terlihat sudah penuh disesaki jamaah. Beberapa panitia masjid terlihat mengatur dan mengarahkan jamaah untuk menuju tempat yang masih kosong. Selain di dalam dan halaman depan masjid, panitia juga menyiapkan tempat sholat di halaman belakang masjid. Sedangkan untuk jamaah wanita, terdapat masjid khusus wanita yang terletak di bagian belakang komplek masjid.