Tag Archives: Timor Leste

Friday Prayers Experience in Kampung Alor, Dili

It was Friday 27 March 2010, 12:00 pm when I arrived at the An Nur Mosque Kampung Alor, Dili. The parking lot was filled with cars, even as a vacant lot in front the Embassy of Australia was also filled with cars.  Most are white-colored vehicle with the words “UN” on both sides.

According to Amirudin, a resident of Kampung Alor, An Nur was always crowded with Muslim Dili Timor-Leste which will perform Friday prayer service. Moreover, many Muslim members of the UN Security forces from Muslim countries like Egypt, Malaysia and Nigeria come for Friday prayers.

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul di Timor Leste

helikopter ausi

Helikopter Australia di bandara Nicolau Lobato / Foto oleh Aris Heru Utomo

Setelah mengalami keterlambatan pemberangkatan di Bandara Ngurah Rai, akhirnya pesawat yang kami tumpangi mendarat di Bandara Internasional Nicolau Lobato Dili pada 13 Desember 2009 pukul 14.00 waktu setempat. Di bandara yang dulunya bernama Bandara Comoro ini tidak terlihat adanya pesawat penumpang lain seperti lazimnya sebuah bandara internasional. Di landasan hanya tampak diparkir beberapa helikopter putih milik PBB dan helikopter tentara Australia.

Tidak ada perubahan yang mencolok di bandara. Seperti 10 tahun lalu, bandara ini hanya bisa didarati maksimal oleh pesawat Boeing 737 dan C-130 Hercules . Gedung-gedung di bandara masih tetap sama . Ruang kedatangan, baik yang biasa maupun VIP masih tetap sama, yang membedakan adalah keberadaan foto Presiden Timor Leste (TL) saat ini, Ramos Horta, serta mondar mandirnya bule-bule dalam seragam tentara atau polisi.

Mengunggah Kenangan Satgas P3TT

Mohon perhatian, pesawat dengan nomor penerbangan MZ 8480 dengan tujuan Dili siap untuk diberangkatkan. Para penumpang dipersilahkan untuk menuju pintu 9” begitu bunyi pengumuman yang terdengar di ruang keberangkatan Bandara Ngurah Rai Denpasar pada Minggu pagi 13 Desember 2009. Saya pun segera bergegas ke pintu 9, seolah tak sabar untuk segera menengok kembali ibu kota Timor Leste, Dili. Mengunggah kenangan saat akan bertugas dan berada di kota ini.

Sepuluh tahun lalu, sekitar Juni/Juli 1999, saya ditugaskan menjadi anggota Tim Pendahulu (Advance Team) Satuan Tugas Pelaksanaan Penentuan Pendapat di Timor Timur (Satgas P3TT) Deplu. Dalam Tim Pendahulu ini terdapat pula mantan Duta Besar RI untuk Vietnam dan China, Juwana (Ketua Tim dan Wakil Ketua Satgas P3TT), Dino Patti Djalal (juru bicara Satgas P3TT), Oddo Manuhutu (Staf Direktorat Organisasi Internasional Deplu, anggota Satgas P3TT) dan Suherman (Staf adminstrasi/keuangan, anggota Satgas P3TT).

Selamat Jalan Diplomat Pejuang Perdamaian

Kemarin pagi (11/12), saya baru saja tiba di kantor ketika seorang rekan memberitahukan bahwa Pak Ali Alatas telah berpulang pada pukul 07.30 di rumah sakit Mount Elizabeth Singapura dalam usia 76 tahun. Meski sudah beberapa waktu lalu mendengar bahwa beliau sedang dirawat di Singapura, namun tak urung berita wafatnya beliau cukup membuat kaget.

Sebagai staf di departemen dimana Pak Ali Alatas pernah menjadi menteri selama 12 tahun (1987-1999), saya beruntung sempat beberapa kali bertemu beliau. Untuk itu saya ingin sedikit berbagi pengalaman bertemu Pak Ali Alatas dan kesan terhadapnya.

Perjumpaan pertama saya dengan Pak Ali Alatas terjadi saat KTT APEC di Manila tahun 1996. Saat itu Pak Ali Alatas adalah Menlu RI yang hadir sebagai salah satu anggota Delegasi RI yang dipimpin Presiden Soeharto. Pada suatu kesempatan, beliau sempat diminta berfoto bareng oleh para ibu-ibu istri staf Kedutaan. Dengan tersenyum ramah beliau memenuhi permintaan tersebut, bahkan sempat menanyakan usia kehamilan istri saya yang saat itu sedang mengandung anak pertama. Terus terang saat itu saya tidak menyangka kalau dengan keramahan dan senyum khasnya beliau ternyata menjadi favorit ibu-ibu.