The Expendables 2, Reuni Para Jagoan Tua

Kalau anda diminta membayangkan apa yang terjadi jika aktor-aktor film laga yang dikenal selama ini seperti Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, Bruce Willis, Chuck Norris, Jet Li, Jean-Claude Van Damme, dan Dolph Lundgren bermain bersama dalam sebuah film action, saya yakin anda akan membayangkan suatu aksi dahsyat tiada henti dari awal hingga akhir.  Bayangan anda bisa jadi terwujud jika anda menyempatkan diri menyaksikan film The Expandable 2 garapan sutradara Simon West. Ibarat bom, aksi laga di film ini terus meledak dari awal hingga akhir.

Betapa tidak, sejak awal hingga akhir para penonton terus diajak menyaksikan aksi-aksi dahsyat para jagoan yang tergabung dalam sebuah kelompok tentara bayaran yang dipimpin Barney Ross (Sylvester Stallone) tanpa basa-basi dan dialog berkepanjangan.

 Dibuka dengan adegan penyelamatan seorang pengusaha China dan seorang tentara bayaran lainnya yang bernama Trench (Arnold Scharzenegger) yang disandera di atas sebuah perbukitan di Nepal, adegan terus berlanjut melewati hutan rimba dan sungai-sungai yang sedemikian lebar yang mengingatkan saya akan sungai-sungai yang ada di pedalaman Amerika Latin (padahal lokasi penyanderaan di Nepal).

Sukses dengan misi di Nepal, Barney dan kawan-kawan mendapatkan penugasan berikutnya dari Mr. Church (Bruce Willis) untuk mengambil soft copy peta penyimpanan plutonium yang tersimpan di sebuah pesawat militer yang terjatuh di Albania. Penugasan kali ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena disana sudah menanti kelompok pemasok senjata yang dipimpin Jean Vilain (Jean-Claude Van Damme). Penugasan kali ini menjadi personal karena selain soft copy peta penyimpanan plutonium dibawa kabur Jean Vilain, seorang anggota kelompok Barney yang bernama Billy the Kid (Liam Hemsworth )tewas secara mengenaskan di kaki Jean Vilain.

Pengejaran terhadap kelompok Jean Vilain pun dilakukan melewati kota dan desa-desa di Albania hingga Bulgaria yang kumuh dan tidak terawat sejak berakhirnya era perang dingin awal tahun 1990-an. Di tengah aksi heroik para jagoan menjalankan misinya, disisipkan pula aksi humanis kelompok Barney yang berupaya melindungi warga pedesaan dari aksi penculikan yang dilakukan oleh sebuah kelompok bersenjata yang ternyata dipimpin oleh Jean Vilain.

Di akhir pengejaran, disajikan duel seru tangan kosong antara Barney dengan Jean Vilain yang tentu saja dimenangkan oleh Barney. Sebagai pembalasan personal atas aksi Jean Vilain yang menewaskan anggota, Barney membawa potongan kepala Jean Vilain ke hadapan Mr. Church dan Trench.

Secara keseluruhan menonton film ini sangat mengasyikan. Pertama, penonton tidak perlu memikirkan apakah sudah pernah menonton bagian pertamanya atau tidak. Penonton pun seperti dibawa menikmati aksi film serial the A-Team yang dapat dinikmati per misi yang mereka emban. Resep yang sama dipakai dalam film Expendable 2. Hal ini terlihat dimana misi misi penyelamatan sandera di Nepal di awal film, tidak ada hubungannya dengan misi untuk mengambil soft copy file data plutonium di sebuah pesawat yang terjatuh di Albania.

Kedua, aksi para jagoan film action yang sudah kelihatan menua sangat mengasyikan dan mengingatkan akan aksi-aksi indivual mereka dalam berbagai film laga yang membuat mereka terkenal seperti Rambo dan Rocky (Sylvester Stallone), Terminator (Arnold Schwarzenegger), Die Hard (Bruce Willis), Return of the Dragon dan Delta Force (Chuck Norris). Selain aksi individual, komentar mereka pun mengingatkan para penonton akan film mereka seperti ‘I will be back’ khas Arnold atau ‘I am still lone wolf’ dari Chuck Norris ketika berperan sebagai sheriff di Texas Ranger. Dapat dikatakan bahwa berkumpulnya mereka dalam satu film seperti ajang reuni bagi aktor-aktor gaek yang pernah top di masing-masing film yang mereka perankan.

Penampilan dua aktor China yaitu Jet Li dan Yu Nan juga sangat mengasyikkan. Jet Lie meski tampil hanya sebentar di bagian awal saat misi penyelamatan di Nepal memperlihatkan kelasnya sebagai aktor laga yang mumpuni. Aksi jotosasn dan tendangan kungfunya tetap menonjol, seolah-olah Jet Li sedang bermain dalam filmnya sendiri.

Sementara aktrisYu Nan yang terkenal di China sebagai aktris papan atas dan pernah berfoto bertelanjang dada untuk majalah Elle juga sangat impresif.  Berperan sebagai Maggie Chan, teknisi yang diperintahkan Mr. Church untuk mengcopy data di pesawat yang jatuh, Yu Nan mampu mengimbangi peran dan aksi laga para jagoan tua. Kecantikannya pun tidak hilang meski harus ikut berkelahi dan bertempur menggunakan senjata. Hal ini tentu saja sangat membantu membuat segar film ini yang didominasi wajah-wajah kusam dan kotor.

O ya satu hal yang hampir lupa, penampilan Jean-Claude Van Damme sebagai Jean Vilain juga sangat mengesankan. Van Damme yang selama ini dikenal sebagai aktor yang memerankan karakter pahlawan, dalam film ini ia justru membuktikan kemampuan berperannya memainkan karakter yang berbeda, sebagai penjahat. Walau dalam film ini sebenarnya tidak terlihat jelas mana yang pahlawan dan mana yang penjahat. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *