Ternyata bukan hanya di Indonesia yang beberapa pemimpinnya suka blusukan, di China pun para pemimpinnya sudah lama punya kebiasaan blusukan, bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun di kalangan Partai Komunis China (PKC). Setiap tahun para pemimpin PKC, baik di pusat maupun daerah, beberapa kali melakukan blusukan ke daerah terutama menjelang event tahunan seperti spring festival atau yang dikenal sebagai tahun baru China atau imlek.
Berbeda dengan kunjungan kerja partai ke berbagai tempat yang sifatnya formal, maka kunjungan para pemimpin partai menjelang pergantian tahun umumnya lebih bersifat informal. Kan namanya juga blusukan. Dalam kunjungan tersebut, para pemimpin China biasanya bertemu langsung dengan anggota masyarakat dan berbincang-bincang mengenai berbagai isu keseharian.
Dan melanjutkan kebiasaan yang dilakukan para pemimpin PKC sebelumnya, sehari menjelang pergantian tahun baru China, dari tahun naga ke ular, Sekretaris Jenderal (Ketua) PKC yang baru, Xi Jinping, blusukan ke berbagai tempat di Beijing untuk bertemu dengan para pekerja konstruksi, petugas kebersihan, polisi dan sopir taksi yang tidak bisa mudik karena harus menjalankan tugasnya di saat libur tahun baru.
Dalam kunjungan tersebut, Xi Jinping yang baru saja diangkat sebagai Sekretaris Jenderal PKC pada bulan Nopember 2012 dan pada bulan Maret 2013 akan menjadi Presiden RRC menggantikan Hu Jintao, berbincang-bincang dengan para pekerja tentang berbagai isu.
Ketika berbincang-bincang dengan para pekerja konstruksi, Xi menekankan mengenai pentingnya peran para pekerja konstruksi dalam pembangunan transportasi publik dan pembangunan kota modern. Kemajuan transportasi publik dan pengurangan emisi kendaraan merupakan langkah penting yang dapat mengurangi polusi kabut asap tebal yang menyelimuti Beijing saat ini.
Saat berbincang dengan para petugas kebersihan, selain menyampaikan salam hangat, Xi juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada para petugas kebersihan yang telah menjadikan kota lebih bersih. Kepada masyarakat luas, Xi mengharapkan agar kiranya dapat lebih memberikan penghormatan kepada para petugas kebersihan dan lebih menghargai lingkungan.
Sedangkan saat bertemu dengan para sopir taksi, Xi menanyakan pandangan para sopir dalam meningkatkan industri transportasi menjadi lebih baik lagi. Disini para sopir taksi umumnya mengeluhkan mengenai terbatasnya lahan parkir bagi taksi, tingginya harga bahan bakar minyak, dan terlalu banyaknya campur tangan otoritas perhubungan. Jika apa yang dikeluhkan dapat dikurangi, maka industri taksi diharapkan akan lebih meningkat.
Menanggapi keluhan ataupun informasi yang disampaikan anggota masyarakat secara langsung, Xi mencatatnya dengan sungguh-sungguh dan memberikan arahan seperti perlunya pembenahan manajemen dan pemberian pelayanan yang lebih baik. Dan pada akhir kunjungan, Xi menyampaikan harapannya kepada para pemimpin perusahaan untuk memberikan perhatian terhadap kesejahteraan dan nasib para pekerja. Dan khusus menyambut pergantian tahun, diharapkan perusahaan mempersiapkan acara hiburan tahun baru, agar pekerja bisa merasakan kebahagian tahun baru meski tidak berkumpul bersama keluarga.
Langkah para pemimpin PKC untuk blusukan dan mendatangai anggota masyarakat disambut dengan baik oleh masyarakat luas. Langkah tersebut dipandang dapat memberikan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk bertemu langsung dengan para pemimpinnya dan menyampaikan aspirasinya. Kunjungan tersebut juga memperlihatkan kepedulian para pemimpin China terhadap anggota masyarakatnya, termasuk kepada anggota masyarakat yang tidak bisa mudik dan merayakan tahun baru bersama keluarga.
Bagi sebagian besar masyarakat China, kesempatan mudik pada saat pergantian tahun merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu karena hanya bisa dilakukan setahun sekali. Berkumpul dan berdoa bersama dengan keluarga agar diberi keberkahan dan rejeki yang lebih baik di tahun baru.
Karena itu, tidak mengherankan jika setiap orang China yang merantau ke kota-kota besar berupaya untuk bisa mudik. Kerena setiap orang ingin mudik bersamaan saat imlek maka pada saat proses mudik terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari satu tempat ke tempat lain. Setidaknya sekitar 700 juta orang atau lebih dari separuh penduduk China yang berjumlah sekitar 1,4 milyar jiwa melakukan mudik dengan beragam sarana transportasi mulai dari bis, kereta, pesawat udara hingga sepeda motor.
Dengan jumlah pemudik sedemikian besar, dapat dibayangkan betapa rumitnya mengatur arus mudik dari berbagai kota besar, seperti Beijing, Shanghai, Chengdu, Guangzhou dan sebagainya Beda dengan arus mudik di Indonesia yang mayoritas hanya berasal dari Jakarta.
Kembali ke kegiatan blusukan yang dilakukan para pemimpin partai di China, sebagian dari anda pasti bertanya, apa pentingnya kegiatan blusukan pemimpin partai, jika tidak diikuti oleh pemimpin nasional atau daerah?
Nach disini menariknya. Berbeda dengan partai politik yang jumlahnya banyak dan partai belum tentu punya akses ke pemerintahan, pusat atau daerah, maka di China hanya dikenal sistim partai tunggal yang mana pemimpin partai (disebut sebagai Sekretaris Jenderal) adalah pejabat tertinggi yang bukan hanya memimpin partai tetapi juga negara. Di tingkat daerah, meski kepala pemerintahan daerah dipimpin seorang gubernur, namun pelaksanaan jalannya pemerintahan daerah tetap ditentukan berdasarkan arahan dan pengaasan partai di pusat, melalui ketua partai di daerah (biasa disebut dengan sekretaris partai).
Dengan kedudukan tersebut di atas, tidak mengherankan jika jabatan di PKC jauh lebih penting dari jabatan di pemerintahan. Dan seorang Xi Jinping yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKC, tidak bisa disamakan kedudukannya dengan Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai Ketua Umum PDIP, Anas Urbaningrum yang Ketua Umum Partai Demokrat, apalagi Muhaimin Iskandar yang Ketua Partai Kebangkitan Bangsa.
Leave a Reply