Winnie the Pooh, beruang lucu dan menggemaskan berwarna kuning dan senantiasa mengenakan kaos merah serta seringkali muncul pada berbagai buku anak, berbagai pernak pernik anak-anak maupun dewasa, baik itu boneka, asesoris, pakaian dan lain sebagainya, kena sensor di China.
‘Winnie the Pooh dan Tiger disensor di China? Apa salah mereka? Setau saya cerita tentang Winnie the Pooh tidak terkait sama sekali dengan dunia politik? ’, begitu komentar teman-teman saya begitu mengetahui bahwa Pemerintah China melakukan sensor terhadap gambar Winnie the Pooh dan Tiger.
Usut punya usut. gambar yang sempat beredar di kalangan para pengguna mikro blog Weibo tersebut, Twitternya China, adalah gambar Winnie the Pooh dan Tiger yang sedang berjalan beriringan. Gambar tersebut sangat mirip dengan foto Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Barack Obama saat berjalan beriringan di pertemuan informal tingkat tinggi China-AS di California minggu lalu.
Tidak jelas siapa pembuat gambar tersebut, yang jelas Pemerintah China tidak berkenan dengan beredarnya gambar Winnie the Pooh dan Tiger yang jelas sekali merupakan adaptasi dari foto Xi Jinping dan Barack Obama sedang berjalan beriringan yang terkesan memperolok-olok pemimpin mereka. Untuk itu Pemerintah China melakukan sensor di internet dan menghapus gambar tersebut dari Weibo.
Tentu saja sensor yang dilakukan Pemerintah China kemudian mendapat kritik dari para pendukung kebebasan berekspresi di internet yang mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk melindungi citra Presiden Xi Jinping yang tengah mereka bangun. Para aktivis menuduh Pemerintah China sengaja membungkam segala kritik terhadap pemerintah dengan langsung menghapus konten yang dianggap tidak sejalan dari internet dan media sosial.
Para pendukung kebebasan berekspresi di internet juga menyatakan bahwa postingan gambar Winnie the Pooh dan Tiger tidak selayaknya dikenakan sensor. Karena jika sensor dimaksudkan untuk mengurangi aksi kolektif dengan membungkam komentar, memperkuat atau memicu mobiliasi sosial, maka pemunculan gambar Winnie the Pooh dan Tiger sebenarnya tidak dimaksudkan untuk memunculkan kerusuhan sosial di China.
Terlepas dari argumen bahwa kemunculan gambar Winnie the Pooh dan Tiger tidak akan memunculkan dampak sosial atau tidak, saya melihat dimunculkannya gambar Winnie the Pooh dan Tiger tersebut tampaknya justru disengaja untuk mengolok-olok Presiden Xi Jinping di internet dan media sosial. Di China, membicarakan hal buruk para pemimpin atau mantan pemimpin mereka secara terbuka di media adalah sesuatu hal yang tabu, apalagi sampai mengolok-oloknya.
Bagi saya sendiri, mengkritik kebijakan kepala negara dan memberikan solusi kebijakan bagi yang ditempuh boleh-boleh saja, apalagi jika hidup di negara demokrasi. Tapi mengolok-olok kepala negara sendiri, yang merupakan simbol negara, secara terbuka di media massa tentu saja tidak elok. Hal tersebut sama saja dengan mengolok-olok diri sendiri.
Leave a Reply